Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | Koloni (5-8)

30 April 2017   21:58 Diperbarui: 30 April 2017   22:31 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Irvan Sjafari)

LIMA

Tempat tak diketahui. Waktu tak diketahui.

Alif mendapatkan dirinya berada di atas tempat tidur dengan sprei warna biru muda. Kasurnya begitu empuk dan alasnya terasa lembut.  Lalu dia bangkit dari ranjangnya yang berada di tengah sebuah ruangan berdinding biru. Dia merasakan kedua kakinya menyentuh lantai yang terbuat dari bahan semacam beludru yang serba biru.  Lebih mengherankan lagi, dia memakai baju berwarna biru juga.

Di mana lagi saya? pikir Alif terheran-heran. Dia masih mempunyai rasa takut berada di tempat asing.

Di sebelah tempat tidurnya ada rak berbentuk segi enam sama sisi yang tak pernah dilihatnya seumur hidupnya. Rasanya tidak ada desain ruangan seperti ini. Dia meraba bahan rak berwarna putih itu, teraba seperti kerang.

Di atas rak terdapat sebuah tabung berwarna biru bening berisi air. Pelan-pelan dia buka tutupnya dan meneguknya hingga habis.  Dia begitu haus. Lalu dia berdiri dan melihat sekelilingnya.

Di bawah tempat tidur yang tak berkaki itu terdapat sepasang terompa dari kain. Namun alasnya cukup keras dikenakan. Sepertinya dibuat dari campuran karet entah dengan bahan apa. Bahan yang tak pernah ia rasakan.  Namun ketika menyentuhkan kakinya ke alas terompa itu terasa nyaman dan ukuran pas untuknya.

Sebuah benda berbentuk segi enam tampaknya lemari ada di sisi kanan di bawah tempat tidur.  Desainnya sangat unik dengan rak berkotak-kotak yang juga segi enam, namun disusun seperti batu bata membentuk tembok.

Dia meraba rak itu seperti kayu yang dicat biru gelap. Rak tingginya kurang dari dua meter, hingga bisa dijangkau dengan tangannya. Isinya jenis pakaian berwarna-warni. Namun modenya tak pernah dilihatnya.

Alif melihat sebuah lukisan di dinding tergantung di tembok. Sebuah pemandangan yang tak lazim, pikirnya. Lukisan itu memperlihatkan beberapa manusia terbang dengan sayap kupu-kupu berwarna-warni di atas hamparan bunga dan kebun. Dominan latar belakangnya biru dan hijau lembut. Sepertinya gambar suatu tempat yang tenang, tenteram dan damai. Itu terlihat wajah manusia yang cerah.

Di manakah ini? Dia menyadari ada sebuah jendela di ruangan itu. Bentuknya segi enam enam. Tirainya berwarna biru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun