Mohon tunggu...
Nafian Faiz
Nafian Faiz Mohon Tunggu... Wiraswasta - Membangun Komunitas

Hidup bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tipu-tipu Cari THR

30 Juli 2013   16:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:49 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konon katanya waktu zaman penjajahan belanda, jika sudah masuk puasa Rhamadhan dan mau lebaran,biasanya orang-orang belanda banyak rumahnya yang kemalingan,banyak juga yang dirampok, dan mereka  orang belanda akan ngomong begini ....ini bertanda orang islam mau lebaran .....hehehe.

Ironis memang, disaat seharusnya kita meningkatkan ketaqwaan kita Kepada Allah di bulan puasa ini, tapi nyatanya Kita semakin menjauhinya dengan mengerjakan segala larangannya.

Seharusnya kita mengendalikan Nafsu,tapi justru segala makanan dan hal lainnya kita ada -adakan,dengan dalil mau lebaran.

Saat puasa dan bulan Rhamadhan ini seharusnya kita mengurangi  makan dan bentuk konsumtif lainnya,agar kita bisa merasakan apa yang dirasakan sebagian orang yang hidup dalam kekurangan ,tapi justru dibulan puasa ini ummat islam memenuhi pasar-pasar dan mal -mall,justru ummat islam menunjukan pola hidup konsumtifnya.

Lihat juga bagaimana justru di bulan puasa ini,segala tindakan kriminal lainnya menanjak drastis,dari pencopetan,perampokan,pembegalan,tipu-menipu dll.

Seharusnya bulan puasa Rhamadhan sebagai Kawah Candra di Muka dalam melakukan pelatihan fisik dan Rohani agar kita menjadi orang yang taat,tapi justru disaat kita masih dalam masa pendidikan dan pelatihan kita sudah ingkar terhadap aturan, bagaimana mungkin kita bisa mewarnai bulan-bulan kedepannya dengan ruh yang taat,nafsu yah terkendali aturan ?.

Barusan saja saya dapat telpon dari adek di Kampung Halaman,yang mengabarkan bahwa anaknya yang sudah lulus SMA tahun ini (beberapa bulan yang lalu) dikabarkan dari seseorang bahwa anak kami mendapat bantuan beasiwa atas perestasinya selama ini.

Suami adek saya lagi  sakit,saya diminta untuk menghubungi seseorang yang mengaku sebagai staf Dinas Pendidikan Kabupaten Tanggamus,lampung,dia mengaku bernama pak Sahri.

Sebelum saya menghubungi pak sahri,saya coba mendalami info ini,saya tanyakan kepada adek saya, apa betul anaknya selama ini berprestasi selama di SMA? Jawabnya benar, anak kami memamang selama di SMA termasuk siswa berprestasi,saya tanya lagi dapat darimana  informasi tentang biasiswa ini? dijiwab bahwa sebelumnya dapat informasi dari guru SMA tempat anak kami sekolah,tapi tadi barusan katanya ada yang SMS sesorang yang mengaku dari Dinas Pendidikan Kabupaten.

Saya coba menghubungi nomor yang dikasih adek,setelah mengucap salam dan memperkenalkan diri,bahwa saya adalah saudara dari si A, mewakili wali murid si B yang kabarnya dapat bea siswa dari pemerintah dan sterusnya dan seterusnya.

Pak Sahri yang mengaku orang Dinas Pendidikan Kabupaten Tanggamus ini menyambut ramah,ramah sekali,saking ramahnya justru semakin saya curiga,bapak satu ini dalam gaya bahasanya seperti sorang Costomer service,bukan seorang pejabat atau birokrat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun