Mohon tunggu...
June
June Mohon Tunggu... Freelancer - nggak banyak yang tahu, tapi ya nulis aja

Pengamat

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Media Sosial dan Gerakan Massa

21 Juli 2017   20:08 Diperbarui: 21 Juli 2017   20:12 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

*artikel ini ditulis oleh Frederica Belinda Gupi, Clara Suwastika, dan Petra Yodinaro Juno sebagai bagian dari tugas kelompok mata kuliah Media Massa Indonesia

A.MediaSosial 

Informasi merupakanbagian yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia saat ini. dalam kehidupan sehari-hari,kita akan sangat mudah menemui orang-orang yang saling bertukar informasi baik melalui pembicaraan langsung, media cetak seperti buku atau koran dan majalah, serta media elektronik seperti televisi dan radio.Seperti yang diungkapkan oleh Kakanwil DJKN Jatim bahwa "Siapa yang menguasai informasi, ia-lah yang menguasai dunia"(N/A, 2013). Persaingan masyarakat dalam mendapatkan informasi yang aktual dan akurat adalah suatu prestise tersendiri. Seiring berjalannya waktu, muncul sebuah media baru yang disebut internet.Internet merupakanjaringan komunikasi elektronik yang menghubungkan jaringan komputer yang terorganisasi di seluruh dunia melalui telepon atau satelit yang dimana memungkinkan terjadinya pertukaran informasi atau data secara luas (Agusli, 2008). Dalam tulisan Meylina Lim, internet jugadisebut sebagai media yangramah kerena dinilai dapat memberikan kebebasan dalam berpendapat dan berkreativitas pada masyarakat. 

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), internet memunculkan produk baru yaitu mediasosial."Mediasosial sendiri merupakan mediaonline yangmemungkinkan bagi pengguna untuk berpartisipasi,berbagi,dan menciptakan isu." (Herlanti, 2014). Beberapa contoh diantaranya adalah aplikasi Facebook, Twitter, LINE, Instagram dan lain sebagainya. Indonesia merupakan salah satu negara paling cerewet dalam menggunakan media sosial. seperti contoh, dalamtulisanMeylina Lim (2013)yang berjudul "Many Clicks but Little Sticks: Social Media Activism in Indonesia", Indonesia memiliki kedudukan peringkat ketiga dunia dalam menggunakan Facebook. 

Kembali pada pernyataan Meylina Lim yang menyatakan bahwa internet merupakan mediayang ramah, media sosial juga terkena dampaknya. Karena media sosial merupakan produk atau hasil dari internet, maka media sosial juga memiliki keramahan media yang dimiliki oleh internet. Keramahan ini ditandai dengan adanya konvergensi atau perubahan media dan informasi dari bentuk konvensional (cetak) menuju format dan penyimpanan elektronik (Herman&McChesney, 2017). Selain itukeramahan dari media sosial ini juga ditandai dengan biaya yang rendah, mencakup jaringan yang luas dan memiliki sistem kontrol dan sensor dalam penggunaannya atau yang lebih dikenal sebagaigatekeeper. Karena internet memberikan otonomi atau kuasa kepada masyarakat untuk bebas berpendapat, maka di Indonesia media sosial dianggap sebagai pilar ke lima demokrasi. Media sosial dinilai dapat menjadi alat perubahan yang dapat membantu masyarakat bawah untuk menyampaikan suara atau aspirasinya. 

B.Gerakan Massapada MediaSosial

Gerakan massa merupakanaktivitasyang melibatkan orang banyak, berfokus pada hal-hal tertentu. Misalnya gerakan massa dalam aksi dukungan terhadap Prita Mulyasari yang di kenal dengan aksi "Koin untuk Prita". Gerakan massa dapat memanfaatkan berbagai elemen atau instrument yang ada sebagaitrigger atau pemicu untuk terjadinya gerakan massa. Pemicu ini biasa dalam bentuk 'propaganda'. Berbagai bentuk media massa yang ada dipakai sebagai pemicu gerakan massa yang diantaranya adalah media sosial, sebagai hasil atau produk darinew media. 

Koin untuk Prita merupakan salah satu contoh gerakan massa yangdi manaperan media sosial cukup besar dalam membuat aksi dukungan untuk Prita Mulyasari menjadi viral di media sosial. Di Facebook bahkan dibuatfanpage sebagai wadah bersama bagi masyarakat pengguna Facebook di Indonesia untukupdate terhadap kasus Prita dan memberikan dukungannya lewat berbagai macamfanpageyang bermunculan di Facebook.Melalui peran besar media sosial yang kuat dalam membuat gerakan ini menjadi gerakan massa, berita mengenai Prita pun ditayangkan dan dimuat dalam pemberitaan di media-media massa konvensional seperti media cetak dan media elektronik, yang dari ini pula membuat masyarakat mengetahui kasus ini, kembali membuat dukungan dan gerakan massa Koin untuk Prita dari masyarakat meluas. 

Saat ini media sosialdianggap sangat subjektif dan terlalu bebas. Maka dari itu, media sosial dalam konteks gerakan massa cenderung disalahgunakan.Pernyataan ini dibenarkan oleh cerita dariAdi Surya Samudra,di mana ia pernah mengalami secara langsung bagaimana sisi subjektivitas dalam sebuah petisionline yang seharusnya sebagai jembatan untuk mengaspirasikan kebutuhan yang menyangkut masyarakatsecara umumnamun disalahgunakan untuk kepentingan individu yang cenderung bersifatsubjektif. 

Mediasosial sendiri dianggap sebagai mediaalternatif,karena mediasosial dapat membawa perubahan, di manakita sebagai masyarakat yangtelah melewati prosesliterasi harus menghargai berbagai usaha orang-orang yangingin membawa kita kepada proses perubahan tersebut. Untuk masalah kebenarannya publik harus selektif dalam mencari perbandingan data. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun