Mohon tunggu...
Junanto Herdiawan
Junanto Herdiawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Kelompok Kompasianer Mula-Mula

Pemerhati Ekonomi, Penikmat Kuliner, Penulis Buku, dan Pembelajar Ilmu Filsafat. Saat ini bekerja sebagai Direktur Departemen Komunikasi BI dan menjabat sebagai Ketua Ikatan Pegawai BI (IPEBI). Tulisan di blog ini adalah pandangan personal dan tidak mencerminkan atau mewakili lembaga tempatnya bekerja. Penulis juga tidak pernah memberi janji atau menerima apapun terkait jabatan. Harap hati-hati apabila ada yang mengatasnamakan penulis untuk kepentingan pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

The Jakmania dan Viking Persib Bentrok di Tokyo?

9 September 2012   22:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:42 51458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_204889" align="aligncenter" width="614" caption="Baraya Viking Persib Menyanyikan Yel-yel Persib di Roppongi, Tokyo / photo junanto"][/caption]

Kijang 1.. Kijang 1.. Harap posisi siaga, ada serombongan The Jakmania memasuki area Festival Indonesia”, demikian suara Norman Effendi, diplomat senior KBRI Tokyo yang juga bertugas sebagai ketua pelaksana Festival Indonesia 2012, melalui radio komunikasi saat melihat serombongan anak-anak muda Indonesia beratribut oranye memasuki arena Festival Indonesia di Roppongi Midtown kemarin (9/9).

Harap dipantau, di lapangan sudah berkumpul ratusan Baraya Viking atau Bobotoh Persib. Jangan sampai mereka bentrok!”, lanjut Norman mengingatkan petugas keamanan Festival. Saya melihat kekhawatiran di wajah Norman saat gerak rombongan The Jakmania, pendukung Tim sepak bola Persija Jakarta, mendekati ratusan Baraya Viking, pendukung Tim sepak bola Persib, yang sudah lebih dulu berada di tengah lapangan Roppongi Midtown.

Kekhawatiran Norman pastinya beralasan, karena selain keduanya adalah “musuh bebuyutan”, yang kerap kali terlibat bentrok di Indonesia, suasana Festival Indonesia juga kerap memanas. Tahun 2011 lalu, sempat terjadi sedikit ketegangan saat Festival Indonesia di Yoyogi Park. Saat itu ada orang Indonesia yang mabuk di tengah keramaian. Untung saja ia sempat diamankan sehingga acara berjalan lancar.

Oleh karenanya, pihak KBRI Tokyo untuk tahun 2012 ini meningkatkan pengamanan Festival guna menghindari hal-hal yangtidak diinginkan. Kalau sampai terjadi kerusuhan pengunjung, bukan hanya memalukan KBRI Tokyo, tapi juga bangsa Indonesia.

Festival Indonesia adalah sebuah ajang yang digagas KBRI Tokyo untuk menampilkan aneka seni budaya, musik, pameran kerajinan, serta kuliner Indonesia. Tak heran, setiap diadakan Festival Indonesia, ribuan orang Indonesia dari berbagai daerah di Jepang menyempatkan hadir. Mereka umumnya adalah mahasiswa, pekerja Indonesia (kenshusei), dan masyarakat Indonesia yang tinggal di Jepang, selain tentunya warga Jepang dan asing lainnya.

Detik-detik pertemuan supporter kedua tim sepakbola yang bermusuhan tersebut cukup menegangkan. Saat itu, sekumpulan baraya Viking berseragam kaos biru Persib berteriak-teriak menyanyikan yel-yel Persib. Tak lama kemudian, dari pinggir lapangan, masuk sekumpulan orang beratribut oranye, warna khas Tim Persija Jakarta.

Catatan pertemuan kedua supporter tim tersebut juga buruk. The Jak 100% Anti Viking, demikian pula sebaliknya. Deretan kisah bentrok, yang kadang memakan korban jiwa, antara The Jak dan Viking menghiasi berita surat kabar.

Permusuhan Viking Persib dengan the Jakmania sempat berkembang pesat. Kedua pihak menebarkan kebencian dan mengeluarkan kaos serta lagu yang saling menghujat. Sikap ini makin meningkatkan kebencian sehingga justru beralih dari esensinya, yaitu mendukung tim sepakbola menjadi membenci supporter lawan.

Komisi Disiplin PSSI telah mengeluarkan larangan akan hal-hal yang menimbulkan kebencian. Upaya damai juga telah dirintis berbagai pihak. Namun di balik itu, permusuhan masih tersimpan.

[caption id="attachment_204890" align="aligncenter" width="614" caption="The Jakmania di Roppongi sebelum memasuki lapangan / photo junanto"]

13472308331208204660
13472308331208204660
[/caption]

Latar belakang itulah yang menjadi kekhawatiran pihak panitia Festival Indonesia 2012 Tokyo. Oleh karenanya, hampir seluruh perhatian pengamanan siang itu diarahkan ke lapangan Midtown.

Akhirnya, saat yang dinanti terjadilah. Kedua supporter tim tersebut bertemu dan berhadap-hadapan di lapangan. Wajah petugas pengamanan tegang. Wajah para pendukung tim juga tegang.

Sesaat keduanya saling menatap. Kami, yang ada di pinggir lapangan cuma bisa berharap.

Tiba-tiba, satu orang dari anggota The Jak dan Baraya Viking keluar dan saling mendekati.

"Waduh duel nih", sebagian orang saya dengar berkomentar.

Para petugas pengamanan dari KBRI Tokyo juga sudah ambil ancang-ancang untuk berlari ke tengah lapangan apabila kemungkinan bentrok terjadi. Tapi, yang terjadi justru sebaliknya. Mereka malah berpelukan layaknya kawan lama yang tak bertemu. Ah, rupanya mereka berkawan.

Aman pak, keduanya berteman!”, lapor seksi pengamanan melalui radio komunikasi pada Norman.

[caption id="attachment_204891" align="aligncenter" width="614" caption="The Jak dan Baraya Viking Akur di Jepang / photo junanto"]

1347230909383374854
1347230909383374854
[/caption] Kedua pendukung tim tersebut kemudian berpisah mengambil tempat masing-masing di sisi panggung Festival Indonesia yang sore itu menampilkan Grup Band Kotak dari Indonesia. Saat Tantri, penyanyi Kotak, melantunkan lagunya, mereka semua sudah larut dalam lirik dan kebersamaan.

Pemandangan kedua tim yang akur di Tokyo tersebut cukup melegakan kita semua. Para pendukung Persib dan Persija di Jepang memang memiliki semacam komunitas “resmi” yang kerap berkumpul dan membuat aneka acara.

Di penutup acara, Dubes RI, M. Lutfi, dari atas panggung mengingatkan lagi akan kebersamaan kita sebagai bangsa.Di luar negeri, kebersamaan itu semakin terasa. Tak peduli ia Persib, tak peduli ia The Jak, kita semua adalah Indonesia.

Mungkin sebagian besar dari mereka juga takut akan pengamanan dari Kepolisian Jepang. Kalau mereka macam-macam, risikonya dideportasi. Tapi nampaknya bukan itu saja alasan mereka. Byan, ketua komunitas The Jak di Japan berkata pada saya, “Tidak ada gunanya kita saling bentrok pak, kita semua bersaudara dan acara ini adalah Festival Indonesia. Kita ingin menunjukkan bahwa Indonesia adalah negeri yang ramah”.

Aaaah, andai hal itu juga bisa terjadi di Indonesia. Salam.

[caption id="attachment_204894" align="aligncenter" width="538" caption="Baraya Viking, The Jak, Masyarakat Indonesia, Jepang, menyaksikan penampilan grup band Kotak, di Tokyo / photo junanto"]

13472319161491540569
13472319161491540569
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun