Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Masjid Unik Berbentuk Kapal Laut, Pertama di Indonesia

25 Agustus 2016   13:17 Diperbarui: 4 April 2017   16:47 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konon Masjid Al Baakhirah merupakan satu-satunya dan merupakan masjid pertama di Indonesia yang bentuknya benar-benar menyerupai Kapal Laut. Kenyataan ini tampaknya memang tidak terbantahkan. Meskipun ada masjid lain yang juga sering disebut masjid kapal atau masjid perahu, tetapi bentuknya tidak benar-benar seperti kapal, melainkan masjid yang di depannya terdapat monumen atau bangunan berbentuk kapal laut.

Sebagai contoh adalah Masjid Perahu yang terletak di Jalan Raya Serang nomor 10, Desa Cibarusah, Kota Bekasi, Jawa Barat. Masjid ini berlokasi tak jauh dari gerbang Perumahan Cibarusah Indah. Bentuk masjid ini kecil sebenarnya tidak mirip perahu. Cuma karena persis di depan masjid ini berdiri bangunan unik berbentuk perahu berwarna biru, sehingga orang sering menyebutnya sebagai Masjid Perahu.

Masjid Perahi di Desa Cibarusah, Bekasi – Jawa Barat (Sumber: bujanglanang.blogspot.co.id)
Masjid Perahi di Desa Cibarusah, Bekasi – Jawa Barat (Sumber: bujanglanang.blogspot.co.id)
Selain di Cibarusah, ada lagi masjid yang di depannya terdapat bangunan berbentuk kapal laut dengan ukuran besar. Masjid tersebut bernama Masjid Agung Al-Munada Darrussalam Baiturrohman atau orang sering menyebutnya dengan julukan Masjid Perahu. Lokasi masjid ini terletak di antara dua sisi tower Apartemen Casablanca yang menjulang tinggi, tepatnya di sebuah gang kecil yang memiliki beberapa undakan menurun, sekira 15 m dari Jalan Raya Casablanca, Jakarta Selatan.

Masjid Agung Al-Munada Darrussalam Baiturrohman (Sumber: http://beta286.print.kompas.com)
Masjid Agung Al-Munada Darrussalam Baiturrohman (Sumber: http://beta286.print.kompas.com)
Penulis belum menemukan ada masjid lain di Indonesia yang bangunan masjidnya benar-benar mirip kapal laut atau perahu, kecuali di luar negeri, yaitu di Bakra Peri, Karachi, Pakistan. Tempat peribadatan umat muslim yang indah ini bernama Masjid Safinah, atau juga dikenal dengan sebutan boat shapped. Disebut seperti itu karena bentuknya memang mirip dengan kapal laut. Ketika malam hari, masjid ini terlihat lebih cantik dari biasanya, karena dihiasi dengan berbagai lampu warna-warni yang menarik.

Masjid Safinah di Bakra Peri, Karachi, Pakistan (Sumber: Visitpak.com)
Masjid Safinah di Bakra Peri, Karachi, Pakistan (Sumber: Visitpak.com)
Peresmian Masjid Al Baakhirah
Sejak diresmikannya pada 24 April 2016 yang lalu, keberadaan Masjid Al Baakhirah sontak menggemparkan Indonesia. Betapa tidak, masjid yang terletak di Jalan Bapak Ampi, RT 02/06, Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi ini langsung menyedot perhatian beberapa awak media untuk meliputnya.

Tidak kurang dari 15 media pernah meliput keberadaan masjid unik berbentuk kapal laut ini, baik media cetak, daring (online), maupun elektronik. Sebut saja beberapa media seperti Harian PR (Pikiran Rakyat), Bandung Ekspres, Tribun Jabar, Republik, Tempo, Galamedia, jurnalsumatra.com, islamindonesia.id, news.detik.com, inilahkoran.com, MQ TV, Trans TV, Global TV, RCTI, Net., TV One, dan CNN Indonesia.

Menurut Soenaryo – salah seorang pengurus Masjid Al Baakhirah- keberadaan masjid unik berbentuk kapal laut ini tidak terlepas dari niat baik sang penggagasnya, yaitu H. Budianto (almarhum). Sebelum wafat pada 2002, mantan nakhoda kapal laut tersebut sempat mengutarakan keinginannya untuk mendirikan masjid yang bisa digunakan bagi kepentingan warga sekitar.

Almarhum H. Budianto, Inspirator Masjid Al Baakhirah (Sumber: Koleksi Pribadi Keluarga H. Budianto)
Almarhum H. Budianto, Inspirator Masjid Al Baakhirah (Sumber: Koleksi Pribadi Keluarga H. Budianto)
Soenaryo menambahkan, sekira Agustus 2015, pihak keluarga H. Budianto bermaksud mewujudkan keinginan beliau mendirikan masjid. Lalu pihak keluarga mempercayakan kepada Testa Radenta (41) -putra bungsu H. Budianto– sebagai arsitek pembangunan Masjid. Setelah selesai, masjid tersebut diberi nama “Al Baakhirah” yang artinya “lautan”.

“Ada dua alasan utama yang melandasi bentuk masjid tersebut menyerupai sebuah kapal laut. Alasan pertama, karena almarhum H. Budianto sangat mencintai dunia pelayaran, sedangkan kedua, karena beliau ingin meneladani kisah Nabi Nuh as dalam Al Quran yang membangun bahtera demi menyelamatkan umatnya dari banjir besar,” ujar Soenaryo ketika ditemui penulis di Masjid Al Baakhirah, Minggu (21/8/2016).

Bentuk kapal yang dijadikan acuan dalam pembuatan Masjid Al Baakhirah adalah Kapal Motor (KM) Kerinci. Hal tersebut tidak terlepas dari sejarah perjalanan hidup H. Budianto yang pernah membawa kapal tersebut untuk pertama kalinya dari Jerman ke Indonesia.

"Selain Kapal Kerinci, semasa hidupnya H. Budianto juga pernah menjadi Nakhoda Kapal Kampuna dan Kapal Tampomas II. Namun karena sejarah Kapal Kerinci begitu penting, karena merupana kapal laut pertama untuk kerjasama Indonesia dengan Jerman, sehingga pihak keluarga lebih memilih kapal ini sebagai modelnya,“ tambah Soenaryo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun