Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Mengenal R.E.B.O. Tjokroadiredjo, Penerbang Pesawat Jet Pertama Indonesia

21 Agustus 2019   20:30 Diperbarui: 14 Mei 2023   18:35 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
R.E.B.O. Tjoktoadiredo, Penerbang Jet Tempur Pertama Indonesia (Sumber: Koleksi Pribadi Ny. Louisa Rebo)

Pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Republik Indonesia kemarin, kita menyaksikan atraksi pesawat tempur F16 dan T-50i Golden Eagle dengan memakai call-sign "Merah Putih Flight". 

Kedua jenis pesawat milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) ini melakukan flypass di langit Jakarta membentuk formasi arrow head dengan  asap berwarna merah dan putih (smoke drill). Betapa bangganya kita  memiliki para penerbang tempur andal yang siap menjaga kedaulatan negara Republik Indonesia dari udara.

Demo atraksi pesawat tempur TNI AU Saat Upacara HUT RI Ke-74 di Jakarta Sumber: http://cnnindonesia.com
Demo atraksi pesawat tempur TNI AU Saat Upacara HUT RI Ke-74 di Jakarta Sumber: http://cnnindonesia.com
Demo atraksi pesawat tempur TNI AU Saat Upacara HUT RI Ke-74 di Jakarta Sumber: http://cnnindonesia.com
Demo atraksi pesawat tempur TNI AU Saat Upacara HUT RI Ke-74 di Jakarta Sumber: http://cnnindonesia.com

Selain TNI AU, ternyata TNI AL pun memiliki armada pesawat terbang. Memang belum banyak masyarakat kita yang mengenalnya. Bahkan, dulu pilot-pilot  pesawat TNI AL pernah diberbantukan di  TNI AU dan salah satunya adalah Raden Tjokroadirejo Edie Boedioetomo. Kerja sama ini membuktikan bahwa TNI kita sudah solid sejak dulu.  Mari kita mengenal salah satu pilot jet tempur TNI AL yang kini namanya diabadikan sebagai nama lapangan terbang TNI AL di Grati, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur.

Mungkin kita masih ingat kata-kata hebat dari salah satu pendiri bangsa Indonesia, the founding fathers, Ir. Soekarno yang mengatakan,"Don't forget the history. It will make anda change who we are." Jangan lupakan sejarah. Ini akan membuat dan mengubah siapa diri kita.

Kata-kata tersebut sangat tepat, mengingat kemajuan sebuah bangsa tidak terlepas dari jasa para pahlawannya, terutama para pejuang yang sudah banyak berkorban demi kemajuan Indonesia.

Siapa R.E.B.O. Tjokroadiredjo?

Raden Tjokroadirejo Edie Boedioetomo atau biasa disebut Rebo Tjokroadirejo dilahirkan di Magelang pada 19 Desember 1929. Suami dari Louisa Gertruida Helena - Warga Negara Belanda keturunan Belanda - Indonesia (Sunda) - ini mempunyai empat orang anak, yaitu Raden Roro (RR) Inggriwanti Lusantari (lahir 26 September 1956), Raden Roro (RR) Heliani Dwiana (lahir 17  Januari 1958) , Raden Roro (RR) Seintrina Budi Kartika (lahir 18 Januari 1959), dan Raden Roro (RR) Gerutami Laraspatmi atau biasa dipanggil Mike (lahir 18 Mei 1964).

Pendidikan formal Rebo dimulai dari HIS 1ste Ardjoeno School Bandoeng - sekolah zaman Belanda yang ditujukan buat kaum pribumi - dan lulus pada 1942. Pendidikannya diteruskan ke SMP II Negeri Papandayan Bandung pada 1945. Setahun kemudian pindah ke SMP II Negeri Setjodiningratan Yogyakarta sampai lulus pada 1946.

Pada 1948, Rebo baru melanjutkan pendidikannya ke SMA B Negeri Pagelaran dan Kotabaru, Yogyakarta. Kemudian beliau pindah ke SMA Taman Dewasa Raya Garuda, Jakarta, dan lulus pada 1949. Selanjutnya Rebo masuk militer dan mendapat pendidikan di Koninklijk Institut Voor de Marine "Willemsoord" Den Helder Noor-Holland, Nederland, Belanda. Beliau lulus dan diangkat sebagai perwira TNI AL dengan pangkat Letnan Muda Pelaut pada 1953.

Menurut Louisa, suaminya merupakan kiriman pertama dari Angkatan laut untuk belajar menjadi penerbang di Belanda. Saat itu Pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS) mengirim 27 orang kadet yang dibagi menjadi beberapa jurusan. Ada bagian administrasi, personalia, laut, dan penerbangan. Rebo bersama empat temannya mendapat tugas di bagian penerbangan. Keempat temannya adalah Darsono, Hamami, Yasin, dan Sujarno.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun