Mohon tunggu...
Tjung Julai
Tjung Julai Mohon Tunggu... Penulis - Write, write, write

Jadilah kereta api! Terjang-terjang-terjang! Tulis-tulis-tulis!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kobarkan Semangat Persatuan!

7 Agustus 2017   15:06 Diperbarui: 7 Agustus 2017   15:30 1640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak lama lagi kita akan merayakan hari kemerdekaan Indonesia yang ke 72. Akhir-akhir ini rasa persatuan di bangsa ini sedang diuji. Kata-kata minoritas, mayoritas, pribumi, non-pribumi kembali dihembuskan. Tentu saja hal ini cukup meresahkan karena kita tahu betapa persatuan memegang peranan yang sangat penting di bangsa ini. Persatuanlah yang akhirnya membawa bangsa ini pada kemerdekaan dan terbebas dari penjajahan. Semangat yang sama perlu kita kobarkan kembali di negeri ini.

Berikut adalah kalimat-kalimat yang tergores di Museum Sumpah Pemuda yang akan kembali mengobarkan semangat persatuan dan nasionalisme bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya para pemuda Indonesia masa kini. Perjuangan kita bukan lagi menghadapi para penjajah, tapi melawan para pemecah belah bangsa ini yang bertujuan menguasai kekayaan negeri ini untuk golongannya sendiri. Kepada seluruh rakyat Indonesia, bersatulah! Demi tumpah darah, demi nusa bangsa, demi masa depan Indonesia yang tetap merdeka!!!

  • Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) berkeyakinan bahwa persatuan Indonesia merupakan senjata kuat dalam perjuangan dalam melawan Belanda. Berarti anggota PPPI harus terjun ke politik dengan tetap mengutamakan kegiatan belajar. Sebaliknya, PPPI tidak pernah lupa mendorong anggotanya agar rajin belajar. Berjuang sambil belajar menjadi tekad pemuda pelajar ketika itu.

  • Swiss adalah  suatu kesatuan Negara, meskipun penduduknya terdiri dari tiga suku bangsa yang sangat berlainan; di sebelah utara tinggal orang Jerman, di sebelah baratnya orang Perancis, dan di sebelah selatan orang Italia. Dalam Perang Dunia, sewaktu Eropa sedang bergolak dan bebagai bangsa saling membunuh, di Swiss, orang Jerman, Perancis dan Italia berdiri bersama menjaga batas Negara mereka dalam badai dan halilintar, siang malam, bahu membahu menjaga batas Negara mereka. (Salah satu petikan pidato Soemarto dalam Kongres Pemuda Pertama, 30 April 1926)

 

  • Kita semua oleh sejarah telah ditetapkan sebagai insan yang bergandengan tangan, jika kita ingin mencapai apa yang menjadi tujuan kita semua, yaitu Kemerdekaan Indonesia Tanah Air tercinta. Sejarah menunjukkan bahwa bangsa-bangsa dari Nusantara mampu memerintah sendiri. Sejarah juga menunjukkan bahwa bangsa-bangsa di Nusantara tidak kurang semangat juang, inisiatif, dan kepahlawanannya. Kemudian terjadi kemunduran pada nenek moyang kita. Perpecahan dan nafsu untuk menguasai golongan lain yang lemah menjadi sebab dari kelemahan dan kelesuan yang terjadi dalam segala segi kehidupan nenek moyang kita.Mengakhiri pidato saya, saya amat mengharapkan supaya kongres ini menyuarakan generasi muda sekarang yang nantinya terpanggil untuk bekerja, berkarya, berjuang dan meninggal untuk kemerdekaan nusa dan bangsa, rakyat di seluruh kepulauan Indonesia bersatulah!(Petikan pidato Mohammad Tabrani pada 30 April 1926 -- Pembukaan Kongres Pemuda Pertama di Jakarta)
  • Bangunnya Indonesia memang sudah menurut kemauan sejarah, juga sudah patutnya kalau menjadi satu.  Bangunnya bangsa Indonesia di zaman ini bang kali tiada ada bandingnya dalam sejarah Asia Selatan. Buat kita pemuda Indonesia segala hal ihwal ini bukan barang perkara kepercayaan, iya atau tidaknya Persatuan Indonesia ialah perkara darah daging masing-masing, perkara perasaan yang menghidupkan batang tubuh kita. Mau atau tidak, kita semua masuk terhitung kepada bangsa Indonesia, mau atau tidak dalam badan kita mengalir darah Indonesia. Jadi, insaflah kamu sekalian akan dirimu supaya tahu akan dirimu; insaflah kamu sekalian akan badanmu supaya kamu tahu akan bangsamu; insaflah kamu sekalian akan darah daging yang mengalir di badanmu, supaya kamu tahu akan tumpah darahmu. Pesatuan Indonesia bukan sekali suatu tong yang kosong, melainkan suatu rumah yang memakai tiang yang seteguh-teguhnya. Kebangsaan Indonesia dipersatukan oleh beberapa ikatan yang didapat pada bangsa itu sendiri dan dalam sejarahnya. (Pokok-pokok pikiran pidato Moh. Jamin dalam Kongres Pemuda Kedua, 27 Oktober 1928)
  • Kongres Pemuda II

Sebelum kongres Pemuda II ditutup, diperdengarkan Lagu Indonesia Raya karya Wage Rudolf Supratman yang disambut sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres yang diucapkan oleh para pemuda yang hadir sebagai Sumpah Setia, yang berbunyi :

Pertama

Kami Putra dan Putri Indonesia

Mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Indonesia

Kedua

Kami Putra dan Putri Indonesia

Mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia

Ketiga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun