Mohon tunggu...
Donatus Juito Ndasung
Donatus Juito Ndasung Mohon Tunggu... Guru - Lakukan Hal Kecil Dengan CInta Yang Besar, Mother Theresa

'Jangan Berhenti Berpikir dan Teruslah Berharap Meraih Mimpi Yang Belum Terwujud'

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ibu Adalah Perempuan Terhebatku

21 Mei 2017   08:18 Diperbarui: 4 Desember 2019   17:39 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Berprofesi sebagai ibu rumah tangga, sekaligus petani adalah pekerjaan yang mulia yang dilakukan oleh sosok yang saya banggakan. Mungkin berprofesi sebagai petani banyak orang menganggap sebelah mata. Kita ketahui berprofesi sebagai petaniitu tidaklah mudah artinya seseorang harus berani hidup susah dan ikhlas dalam menjalankan aktivitas ini. 

Seperti, kita harus berjemur di matahari, kehujanan, bekerja dalam keadaan capeh danpegal, harus tabah dan harus siap menerima kenyataan kalau suatu saat mengalami gagal panen. Mungkin karena hama, kebanjiran, kekeringan, atau tidak tersedianya pupuk yang tidak cukup untuk menghidupkan tanaman yang sudah ditanami. Namun berbeda dengan sosok yang satu ini. Beliau adalah seorang ibu yang selalu saya jadikan teladan dalam keluarga saya, selain seorang ibu yang telah membesarkan saya beliau juga sosok pekerja keras yang selalu saya banggakan.

Nama ibu saya Maria Sisti beliau lahir pada tanggal 14-08-1963 di Rambang Kab. Manggarai Barat, Flores-NTT. Beliau adalah  anak ketiga dari 4 bersaudara, kulitnya sawo matang berbadan rendah dan memiliki rambut yang ombak. Beliau ini hanya mengenyam pendidikan sampai pada Sekolah Menengah Atas (SMA). Karena ekonomi orang tua tidak cukup untuk melanjutkan pendidikanya keperguruan tinggi. Beliau memilih untuk membantu orang tua untuk keperluan sehari-hari dengan bekerja sebagai petani, bercocok tanam di sawah dan di ladang.

Dari kecil beliau sudah terbiasa dengan berprofesi sebagai petani di area persawahan. Karena tidak ada pekerjaan lain yang dikerjakanya dirumah sudah beberapa tahun membantu orang tua beliau ini memutuskan untuk hidup berkeluarga. Pada tahun 1992 beliau memilih untuk menikah dengan seorang laki-laki  yang dicintainya dari Dalo kec. Ruteng manggarai, dari pernikahanitu  Ia melahirkan 4 buah hati dari hasil pernikahannya dengan bapak Gregorius Garu. 

Dalam kehidupan berrumah tangga beliau ini begitu banyak mengalami tantangan namun dengan kesabaran dan  cintanya untuk menghidupi keluarganya dia tetap semangat, segala cobaan beliau hadapi dengan hati yang bening. Menjadi istri tidaklah mudah seperti yang dibayangkan, sebagai keluarga yang berprofesi sebagai petani hidup mereka sangatlah sederhana. Soal melayani beliau ini tidak memandang bulu baik melayani suami maupun anaknya ataupun keluarga lainya.

Pada tahun 2014 beliau ini mengalami  tekanan dimana dia harus mengurus suaminya yang mengalami sakit, juga  mengurus anaknya bersekolah tetapi dia tetap tegar dalam mengahadapi masalah seperti ini, beliau hanya berdoa saja semoga Tuhan memberikan jalan yang terbaik baginya. Berdoa adalah hal yang biasa dilakukan beliau pada saat malam tiba.

Pada masa-masa  itu perempuan ini mengalami tekanan karena dokter mengvonis suaminya dengan penyakit sesak napas dan serangan jantung.Di rumah sakit mereka satu minggu saja, karena dokter mengijinkan merawat sakit suaminyadi kampung, puji Tuhan dengan berbagai pengobatan di kampung suaminya mengalami kesembuhan tetapi tidak total. Pada  awal  januari 2015 sakit yang dialami suaminya kambuh  lagi  perempuan tangguh ini tetap tabah dalam menghdapi cobaan yang sili berganti. Sebagai seorang istri dia menjaga suaminya dirumah sakit. 

Pada tanggal 03 januari 2015 dia mengalami cobaan yang sangat berat dimana orang yang dicintainya meninggalkan beliau untuk selama-lamanya. Namun Dia tetap tabah  untuk menjalani kenyataan yang dialami dan beliau hanya mampu berdoa saja agar apa yang dialaminya beliau bisa terima. Walaupun suaminya sudah meninggal namun perempuan 4 anak ini kini masih tetap tegar dan semangat untuk bekerja demi melanjutkan pendidikan anaknya di perguruan tinggi. 

Kehidupan janda memang tidaklah semua orang untuk bertahan, tetapi sosok perempuan yang saya banggakan ini masih kuat untuk menjalani hidup tanpa suami, beliau ini pekerja keras, ramah, dan bertanggungjawab. Walaupun suaminya sudah meninggal namun beliau tetap semangat bekerja untuk menghidupi anak-anaknya dan tetap berjuang agar anaknya tidak putus sekolah. Ibu engkaulah perempuan terhebatku yang pernahku kenal semoga engkau diberikan kesehatan dan panjang umur,  tangan kasih Tuhan selalu selalu bersamamu dan doaku menyertaimMu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun