Mohon tunggu...
Judhazz Wynstelle
Judhazz Wynstelle Mohon Tunggu... -

Rakyat biasa.. semuanya biasa-biasa saja.. ga ada yang istimewa..

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Transportasi Air di Darat

19 April 2013   22:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:55 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13663836211871378206

Indonesia merupakan negara yang sangat saya cintai, tanah air dan ibu pertiwi yang mulia dan wajib dimuliakan. Kemajuan di segala bidang dan segi kehidupan ditentukan sendiri oleh bangsa Indonesia. Maka saya sebagai seorang warga negara Indonesia ingin memberikan kontribusi melalui tulisan / wacana agar negara ini semakin maju, aman, tenteram, gemah ripah loh jinawi, seperti dambaan banyak orang di negeri ini dari jaman kerajaan hingga Republik.

Semakin berkembangnya negeri ini, semakin banyak pula teknologi transportasi yang diadopsi, di datangkan dan digunakan untuk membantu mobilisasi dalam negeri. Amat disayangkan ketika negeri tercinta ini semakin lama semakain kacau, baik dalam bidang pemerintahan maupun transportasi. Jakarta sebagai barometer Indonesia semakin macet dan tidak nyaman, dan itu pula yang menjadi refleksi saya akan keadaan negara ini.

Budaya “mudik” setiap menjelang hari raya lebaran, merefleksikan bahwa sistem transportasi itu berimplikasi di daerah lain, tidak hanya di Jakarta, terutama pulau Jawa. Setiap tahun pemudik semakin banyak dan memadati jalur-jalur transportasi dan 90% dari itu melalui jalur darat. Semakin dinamisnya kehidupan menuntut semakin banyaknya mobilisasi yang nyaman dan cepat. Tetapi karena banyaknya pengguna jalan, maka keadaan itu tidak lagi menjadi nyaman.

Era globalisasi juga menuntut mobilisasi yang cepat dan efisien, pengiriman segala bahan kebutuhan hidup dari kota industri ke kota-kota di daerah juga membutuhkan sistem yang bagus, akan tetapi kenyataan berkata beda. Semua bermuara pada sistem transportasi darat.

Sebuah teori latar belakang yang sangat fundamental namun sering diabaikan orang adalah bahwa daratan hanyalah seperlima dari luas dunia, sedangkan sebagian besar lainnya adalah air (lautan). Sistem transportasi dalam tubuh kita sendiri juga melalui cairan (darah). Jadi kenapa kita tidak mencoba kembali bersatu dengan alam yang memanfaatkan air/cairan sebagai alat transportasi? Bahkan air di kalimantan sempat digunakan sebagai transportasi kayu, mengirim dari hulu ke hilir.

Saya mencoba merenungkan kenapa negara-negara Eropa mempunyai sistem yang baik dalam hal transportasi? Pengalaman saya sebagai anggota European Transport Worker (Water Transportatiton) membuat saya terbesit dan berpikir keras mempelajari bagaimana sistem ini dibangun. Mulai dari kapal yang bisa naik gunung, kegunaan sistem transportasi air, hingga pemberdayaan masyarakat serta pariwisata. Dan Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam serta keindahan alamnya seharusnya mampu dan wajib menggunakan sistem ini.

Dengan tulisan ini saya ingin memberikan sebuah opini / wacana atau ide untuk membuat sistem transportasi yang baik untuk semua orang dan untuk negeri Indonesia tercinta. Sistem transportasi alternatif yang saya maksud adalah untuk trasportasi air atau kanal yang akan membelah pulau jawa.

Sistem transportasi air dibuat untuk banyak tujuan demi kemajuan bangsa Indonesia dalam persaingan pasar bebas dan globalisasi;

1.Membuat kanal yang akan ditujukan untuk transportasi air yang berada didalam daratan terutama pulau Jawa (Jakarta-Surabaya serta kota-kota lainnya).

2.Membuat sebuah sistem transportasi baru yang akan banyak menguntungkan dalam berbagai bidang.

3.Transportasi air ini bertujuan untuk mengurang kepadatan jalur darat yang sekarang sudah tersedia.

4.Membuat sebuah sistem drainase/pengairan yang berguna untuk pertanian dan perkebunan.

5.Membuat sistem peresapan air dalam sistem kanal (banjir).

6.Mengurangi beban bahan bakar kendaraan dalam sistem distribusi barang di pulau Jawa (Sekali gas langsung jalan).

7.Efisiensi sistem bongkar muat peti kemas dan distribusi langsung tanpa melalui jalan darat.

8.Meningkatkan ekosistem air tawar.

9.Mengurangi resiko kecelakaan transportasi dan kepadatan serta efisiensi bahan bakar menjelang budaya “mudik” lebaran.

10.Meningkatkan sumber daya wisata.

11.Pemberdayaan masyarakat sekitar kanal (mengurangi jumlah pengangguran).

12.Mengurangi polusi akibat penggunaan mesin kendaraan bermotor.

Dan tentunya masih banyak lagi kegunaan sistem transportasi air ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu (Atau pembaca bisa menambahkan).

Banyaknya kendala (weakness analysis) juga akan sangat mempengaruhi realisasi wacana ini. Seperti misalnya pembebasan tanah, besarnya biaya pembuatan sistem ini, sistem tender sebagai media korupsi baru dan lain lain. Namun dibalik semua itu telah terbukti bahwa sistem ini menjadi urat nadi bangsa Eropa sejak dulu hingga sekarang. Tentu saja butuh keinginan yang kuat serta study yang masuk akal (tanpa harus piknik bareng-bareng ke Eropa dengan uang rakyat) dan study yang mendalam ketika ingin mewujudkan cita-cita ini agar tidak hanya menjadi wacana. Butuh ber liter-liter kopi untuk berbincang dan memikirkan hal ini dalam sebuah meja perundingan agar semua menjadi jelas dan gamblang kemana arah negara ini akan menuju.

Sebuah impian muncul ketika kapal sungai yang saya tumpangi masuk ke desa-desa di pelosok Eropa yang berada di lereng gunung. Kemajuan sebuah negara ditentukan bagaimana sistem transportasi dibangun.

Sebuah Revolusi kebangsaan telah lahir dengan terpilihnya Bpk Jokowi dan Bpk Basuki sebagai pemimpin DKI, maju terus Indonesia.

Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun