Mohon tunggu...
Julius Deliawan
Julius Deliawan Mohon Tunggu... Guru - https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Guru yang belajar dan mengajar menulis. Email : juliusdeliawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berpikir Sejenak

9 Oktober 2018   15:00 Diperbarui: 9 Oktober 2018   15:01 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jadi orang kok gampang dibohongi. Kalimat begitu tumpah ruah di wall sosial media. Mengalahkan dahsyatnya bencana Palu. Meninggalkan tertatihnya warga Lombok. Bahkan gegapnya Asian Para Games juga berhasil disenyapkan. Nitizen, dengan kebiasaan borosnya comment menemukan pemain baru, Ratna Sarumpaet dan mereka yang ada di sekelilingnya.

Konfrensi pers, yang meyakini kebenaran atas kebohongan. Serta merta menjadi bahan cibiran menarik bagi nitizen. Pengunggah keprihatinan atas fakta bohong di sosmed, di bully. Ada yang menarik diri, mungkin sementara. Tetapi juga ada yang dengan gagah mencari fakta pembanding. Alih-alih introspeksi.

Realitas ini menunjukkan ada satu hal yang dilupakan oleh banyak pihak, berpikir sejenak.

Sederhana, tetapi berpikir sejenak itu syarat makna. Berhenti untuk melihat fakta yang terjadi secara jernih. Mengolah informasi menggunakan logika, budaya dan rasa. Hingga akhirnya mampu menghasilkan pernyataan, dan tindakan yang sejalan dengan nilai-nilai dalam kehidupan bersama.

Bukan sekedar soal benar salah, tetapi bijaksana.

Perangkat digital, dan aplikasi media sosial memudahkan siapa saja "bicara."  Siapapun, tidak perlu menunjukkan muka untuk melontarkan pendapat. Nyaris tak lagi mengenal ekstrovert atau introvert seperti para orangtua melabeli anaknya. Persoalannya, tidak semua berpikir sejenak untuk memulainya.

Ratna Sarumpaet, mengajarkan bahwa "kebenaran" itu tidak tunggal. Ada beragam fakta yang bisa dilahirkan atas fakta yang ditampakkan. Ada banyak persepsi yang bisa di tafsir, dan tidak selalu ditarik-tarik sesuai dengan persepsi kita sendiri.

Bagi saya, kasus Ratna Sarumpaet adalah tragedi bagi akal sehat. Bagaimana berpikir sejenak tidak lagi dikedepankan dalam menanggapi persoalan, tetapi kepentingan. Alat bagi upaya memperoleh, atau bahkan mempertahankan kekuasaan.

Semoga ini menjadi pembelajaran bagi kita semua, bahwa selalu ada kebenaran di sekitar kebenaran kita sendiri. Jadi tidak ada salahnya berpikir sejenak sebelum melontarkan segala sesuatu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun