Mohon tunggu...
Josh Nara
Josh Nara Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik featured

Mari Bermain Kuis BTP-1000, Benarkah Ada Penistaan?

8 November 2016   15:39 Diperbarui: 8 November 2016   16:50 3503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kalau kita analogikan rentetan kejadian ini sebagai sebuah pohon, maka demo 411, orasi ahnmad dhani, oknum perusuh, HMI ditangkap, Buni Yani salah transkrip, presiden sibuk bertamu keliling, presiden kabur, dan sebagainya hanyalah cabang dan ranting dari pohon tersebut.

Akarnya adalah ucapan pak basuki di Kepulauan Seribu yang menyinggung ayat Al Quran. Seandainya tidak ada kejadian di Kepulauan Seribu, tentu tidak akan ada Buni Yani yang membuat transkrip, tidak akan ada demo, tidak akan ada presiden kabur, dan kejadian lain yang merupakan cabang atau ranting tersebut. Untuk menyelesaikan kasus ini, baiknya kita memang fokus ke akar pohon, yaitu video ucapan pak Basuki tentang DIBOHONGI dan DIBODOHI. Fokus ke hal itu saja dulu, hal-hal lainnya dapat dibahas belakangan.

Putuskan dulu akarnya, maka cabang dan ranting tak akan berguna."

========================================

Tulisan di atas adalah komentar yang saya tulis pada beberapa artikel di kompasiana ini. Selama ini, kurang lebih sejak pilpres 2014, saya adalah pembaca pasif di kompasiana, yang setelah sekian lama berdiam diri dan hanya menjadi penikmat tulisan-tulisan warga kompasiana aktif, akhirnya memutuskan untuk mmencoba ikut berpartisipasi di sini sebagai penulis. Oleh karena itu, mohon komentar yang membangun dari teman-teman di sini. Semoga kita bisa menjadi penulis yang baik, santun dalam berargumen, dan menghindari kata-kata cacian, sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia yang terkenal dengan keluhuran budi dan akhlaknya.

Saya tertarik untuk membahas kasus Gubernur DKI Jakarta non aktif di Kepulauan Seribu. Mungkin sudah banyak yang membahas hal serupa, tetapi karena belakangan ini pembahasan begitu melebar (soal buni yani, demo, presiden kabur, teroris penyusup dan lain-lain) maka saya ingin membuat tulisan untuk mengajak teman-teman agar kembali ke akar masalah dari semua rentetan kejadian belakangan ini.

Pertama, mari kita sepakati nama kasus ini sebagai "BTP-1000", agar lebih mudah diingat. Dengan pemberian nama kasus tersebut, kita akan fokus pada peristiwa di Kepulauan Seribu, dengan tokoh utama Pak Basuki TP alias Ahok. Pak BTP, dengan pakaian dinas, memberi sambutan di hadapan warga dan stafnya, dimana salah satu ucapannya adalah, "Bapak Ibu gak bisa milih saya, iya kan dibohongin pakai surat almaidah 51 macem-macem itu. Itu hak Bapak Ibu, ya. Jadi bapak ibu gak bisa milih nih, karena takut masuk neraka, dibodohin gitu, gak papa".

Kedua, mari kita cari sesuatu yang jadi masalah, yaitu kata DIBOHONGIN dan DIBODOHI.

Ketiga, mari kita ermain "KUIS BENAR-SALAH BTP-1000". Saya akan menuliskan beberapa pertanyaan yang akan saya jawab sendiri dengan jawaban Benar (B) atau Salah (S). Bagi yang ingin memberikan jawaban berbeda dari pertanyaan yang saya tulis, silakan di kolom komentar.

1) Benar atau salah, ada terjemahan almaidah 51 tentang larangan kepada orang-orang beriman/muslim untuk memilih pemimpin non muslim?

Jawaban saya B.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun