Mohon tunggu...
Joseph Loemintu
Joseph Loemintu Mohon Tunggu... -

Mulutmu Harimaumu, Penamu Belatimu!! Katakanlah kebenaran meski itu pahit, Kuliti kebohongan meski itu sakit!!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saat Karni Ilyas Harus Minta Maaf

27 Januari 2017   11:48 Diperbarui: 27 Januari 2017   12:13 4020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada yang mengatakan bahwa acara ILC (Indonesia Lawyers Club) yang tayang saban selasa di TVOne adalah acara yang penuh dengan fitnah, ungkapan sarkas dari peserta diskusi, serta mengangkat tema sensitif yang kadang cenderung kontroversial dan mempertontonkan perdebatan antar panelis yang kadang terkesan jauh dari nilai kesantunan.

Wajar bila ada yang komentar begitu, sebab acara yang dipandu oleh wartawan senior Karni Ilyas itu tayang secara live sehingga tidak memungkinkan adanya sensor dan pemotongan. Sekali salah ucap tidak dapat ditarik kembali. Benar-benar mulutmu harimaumu (apalagi disaat musim pelintir seperti saat ini).

Terlepas semua anggapan itu ILC tetaplah talk show yang banyak ditunggu-tunggu oleh jutaan pemirsa. Konsepnya cerdas, tegas, berimbang, mencerahkan dan tidak ada dusta di antara kita (meminjam istilah dari abang kita Ruhut Poltak Sitompul). Pantas saja rating ILC melesat dan iklan yang melintas pun per detiknya harus berani bayar cukup mahal. 

Magnet itu semua ada pada seorang Karni Ilyas, posisinya tak tergantikan dan konon durasi acara maupun kapan iklan bisa ditayang juga tergantung dari Karni ILyas. Bahkan bila terpaksa acara harus melebihi durasi dan menggeser acara yang terjadwal setelahnya. Berkat kerja cerdasnya acara yang dipandu presenter bersuara serak-serak kumel itu berhasil meraih 4 tahun berturut-turut menyabet Panasonic Global Award untuk 2 kategori sekaligus yaitu News Talk Show terfavorit jatuh kepada Indonesia Lawyers Club (ILC) dan Presenter Talkshow Terfavorit jatuh kepada Karni Ilyas dengan mengalahkan mengalahkan Andy F Noya, Najwa Sihab, Ryan Thamrin, dan Sule. Angkat Topi dah...!!!

*****

Tapi apalah hari Selasa kemarin 24 Januari 2017 saat berjuta-juta orang di rumah, warung, pos kamling, dll telah siap di depan TV untuk mengikuti ILC, Eee ternyata ada kabar buruk dari sang presiden ILC melalui cuitan di twitter bahwa acara dibatalkan. Padahal judulnya cukup menarik "MEMBIDIK RIZIEQ". Rasanya seperti perawan yang di PHP dengan seribu janji tapi saat hari H pernikahan harus ditinggal pergi, pupus sudah harapan itu. Saya yakin semua orang penasaran pengen tahu duduk masalah yang sejujurnya terjadi, karena pihak yang pro dan kontra selalu dihadirkan secara adil dan live tanpa pemotongan dan sensor sedangkan pemirsalah yang menjadi juri untuk menilainya, clear kan!??

Bukan hanya itu sebelumnya tema yang gak kalah menarik dan ditunggu klarifikasi jujur dari para pesertanya terpaksa juga harus di batalkan. Yaitu pada tanggal 10 Januari 2017 dengan tema "MAKAR". 

Lalu ada apa gerangan yang terjadi?? ada yang salahkah dengan tema? atau ada kendala teknis dan non-teknis? bila ada yang salah atau kendala, mungkin lebih masuk di akal bila acara diperbaiki judulnya atau ditunda, tapi ini dibatalkan!! Entahlah biarlah waktu yang akan menjawabnya.. Dan sang waktu yang ditunggu tak kunjung memberi jawaban, akhirnya sebagai manusia tidaklah keliru bila kita sedikit menggunakan akal kita sebagai pisau analisa untuk mencoba mengungkapnya sebagai berikut :

*****

Pertama, masyarakat sudah jenuh dan muak dengan berita yang bersumber dari media mainstream seperti TV, Koran, Majalah dll, bahkan beberapa waktu lalu muncul petisi di situs change.org untuk memboikot salah satu TV yang dianggap selalu menampilkan berita yang mendeskriditkan kelompok tertentu dan memutarbalikkan fakta (dan bila hal ini benar maka termasuk kejahatan jurnalistik yang vulgar dan sadis). Toh ada yang pro dan kontra, petisi ini faktanya ditandatangani ratusan ribu netizen dan akhirnya mendapat respon dari KPI. 

Kita musti sadar bahwa media mainstream banyak dimiliki oleh orang-orang yang secara langsung atau tidak berafiliasi kepada politisi ataupun pendukung politisi. Wajar bila berita yang disajikan sarat dengan "titipan pesan politik" dan kadang harus menerobos batas-batas profesionalisme dan kejujuran jurnalisme itu sendiri. Yang begini inilah yang lazim disebut dengan "CORONG" dan sangat berbahaya karena bisa membentuk persepsi bahkan membunuh otak (brain assassination).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun