Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Introspeksi Diri di Hari Spesial

14 Oktober 2019   14:21 Diperbarui: 14 Oktober 2019   14:29 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: ika/ dokpri

Hari ini ada yang terasa spesial. Tepat bertambahnya usia. Bukan saya. Tetapi saudara saya. 

Pertambahan usia dapat diartikan usia semakin tua, garis keriput di wajah, tangan dan semua bagian tubuh. Saat pertambahan usia itu, makin berkuranglah jatah hidup di dunia fana. Semua makhluk hidup yang bernafas akan berpulang pada  Sang Pencipta.

Pesan Buah Hati di Pertambahan Usia
Di hari spesial ulang tahun saudara saya, diberikanlah kado sederhana dari buah hatinya. Sebatang cokelat dan ditempeli kertas berbentuk hati. Kertas itu ditulisi harapan sang buah hati---saat ini kelas III SD---kepada ibunya. Meski tulisan berbahasa Jawa ini belum menggunakan bahasa Jawa pakem, basa krama, biarlah dia belajar. Seiring berjalannya waktu, insyaAllah pasti bisa basa krama juga.

Semoga ibu dikeki kesehatan, semoga dilancarke nggoleke rezeki, ora gampang muring, tetep sering ngguyu. (semoga ibu diberkahi kesehatan, dilancarkan mendapat rezeki, tidak mudah marah, tetap sering tersenyum)

Sebuah harapan yang wajar dari seorang anak kepada ibunya. Doa yang intinya si anak menginginkan kemudahan bagi sang ibu dalam segala urusan. Apa yang dilihat, dialami, dirasakan seolah menjadikan anak berharap yang terbaik untuk ibunya.

Di akhir ucapannya, si anak meminta maaf pada ibunya, "maaf yo buk nek aku duwe salah karo ibuk".

Menyikapi Pertambahan Usia 
Di usia yang tak lagi muda, seiring perjalanan waktu harus disikapi dengan pemikiran dewasa pula, meski terkadang emosi sulit dikontrol karena rutinitas yang menjemukan dan melelahkan.

Mengubah sikap dan pemikiran dewasa sebenarnya tak perlu menunggu di tanggal lahir tiba di tiap tahunnya. Ada baiknya ada introspeksi diri tentang segala hal yang telah dialami dan dijalani. Semua peristiwa bisa dijadikan sebagai pelajaran berharga. Peristiwa yang menyakitkan bisa dijadikan sebagai pelajaran untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Sedangkan peristiwa yang baik dijadikan sebagai pendorong untuk terus lebih baik sebagai makhluk sosial.

Selain cara pikir dan sikap dewasa, di pergantian usia, atau bahkan di setiap detik waktu, alangkah lebih baik jika dipergunakan untuk lebih mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Tak mungkin manusia hidup kekal di dunia. Oleh karenanya manusia harus memikirkan bekal untuk kehidupan yang kekal di akhirat.

Segala aktivitas harus benar- benar didasarkan pada ajaran agama. Bagaimanapun nanti hanya amalan yang baiklah yang bisa menolong di akhirat. Bahkan ilmu dan buah hati pun bisa menolong nantinya asal ilmu bermanfaat dan anak yang solih serta berguna bagi nusa, bangsa dan agamanya. 

Bekerja tak melulu karena uang namun sedikit diselipi niat ibadah, agar berkah. Ingat juga waktu untuk keluarga karena keluargalah tempat kembali, di saat orang lain tak peduli, keluargalah yang akan memotivasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun