Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Setelah Zonasi PPDB, Muncul Wacana Zonasi Guru

24 Juni 2019   00:13 Diperbarui: 24 Juni 2019   07:25 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramainya pembahasan tentang Zonasi PPDB yang menyisakan ketidakpuasan masyarakat, orangtua siswa, dan segala kelebihan dan kelemahannya, kini terdengar akan diberlakukan zonasi guru.

Langkah ini merupakan sebagai langkah untuk menghilangkan kesenjangan antara satu sekolah dengan sekolah lainnya dalam hal kualitas guru. Meski sebenarnya banyak yang menilai langkah ini terbalik. 

Untuk memperbaiki kualitas pendidikan maka seharusnya sarana prasarana serta pemenuhan guru yang berkualitas harus merata. Nyatanya sekarang ini guru belum dizonasikan. Bahkan beberapa tahun terakhir seluruh guru PNS yang ditugaskan di sekolah swasta ditarik oleh pemerintah dengan alasan moratorium pegawai negeri.

Entah apa yang dipikirkan pemangku kebijakan dunia pendidikan itu. Sekarang malah muncul wacana zonasi guru. Dari informasi yang saya baca di beberapa media online, ketentuan zonasi bagi guru antara lain jarak rumah ke sekolah maksimal 20 km. 

Selain itu setiap sekolah, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta, harus memiliki guru PNS ---baik yang sudah bersertifikat pendidik maupun belum--- dan guru tetap ---bersertifikat pendidik maupun belum---. Akibatnya guru PNS harus siap dipindah tugaskan atau rotasi.

Republika.co.id
Republika.co.id
Langkah ini memang bisa memeratakan kebutuhan guru yang berkualitas. Namun jika diperhatikan, langkah ini sekilas terlihat agak aneh. Baru saja keputusan dilaksanakan kemudian muncul lagi keputusan lain yang mementahkan keputusan sebelumnya. 

Pemangku kebijakan masih gamang untuk menentukan dan menemukan cara untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Bagaimanapun kita berharap masalah guru benar-benar diperhatikan. Kualitas pendidikan ditentukan oleh banyak faktor, termasuk guru. 

Jangan berharap dunia pendidikan bisa maju jika sarana prasarana, guru, kebijakan masih terkesan meraba-raba. Kebijakan yang baik atau positif maka perlu diapresiasi dan dilanjutkan. Jangan sampai jika pemerintah menentukan menteri pendidikan yang baru, kebijakan pendidikan berubah.

Semoga fokus pembangunan di Indonesia nantinya bisa lebih memperhatikan bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Agar masa keemasan Indonesia di 2045 tak sekadar mimpi. Kita berharap pendidikan Indonesia lebih maju karena dengan majunya pendidikan maka otomatis untuk mewujudkan keemasan Indonesia tidaklah sulit. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun