Mohon tunggu...
Jonny Hutahaean
Jonny Hutahaean Mohon Tunggu... Wiraswasta - tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Sarjana Strata 1, hobby membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum 2013 dan Pemilu 2014, Apakah Berkaitan?

9 April 2013   00:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:29 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kurikulum Pendidikan 2013, dengan Pemilu tahun 2014, adakah kaitannya?

Kurikulum 2013 terkesan sangat terburu-buru dan dipaksakan. Kurikulum 2013 sampai kini belum dapat diakses umum, dan para guru yang menjadi ujung tombak pelaksanaan malahan masih dalam keadaan bingung dan linglung. Majelis guru besar ITB protes, pemerhati pendidikan protes, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan ngotot dan ngeyel.

Doni Koesoema A pada harian KOMPAS mengungkapkan bahwa Kurikulum 2013 disusun berlandaskan filosofi ekletik (dari bahasa Yunani, eklektikos). Filosofi eklektik itu menggabungkan beberapa hal yang berbeda yang sebenarnya belum tentu cocok satu sama lainnya, menjadi mosaik tersendiri.

Maka salah satu bunyi KD (Kompetensi Dasar) Matematika adalah sebagai berikut : “Menunjukkan perilaku patuh, tertib, dan mengikuti aturan dalam melakukan penjumlahan atau pengurangan sesuai secara efektif dengan memperhatikan nilai tempat ratusan, puluhan, dan satuan”. Ini adalah contoh integrasi pendidikan karakter dengan matematika. Kompetensi Dasar Bahasa berbunyi seperti ini : “.. sehingga melalui bahasa siswa mampu merawat tanaman dan hewan”.

Perilaku patuh dan tertib itu memang perlu, terutama dalam tatanan kehidupan sosial agar interaksi sosial dapat berlangsung dengan baik. Tetapi dalam matematika, lebih luas lagi dalam ilmu pengetahuan terutama sains, perilaku patuh dan tertib akan memasung kreatifitas anak. Kalau anak mampu membuat aturan di luar aturan yang sudah baku dalam menjumlahkan atau mengurangkan, maka menurut penilaian kurikulum 2013 anak itu tidak menunjukkan perilaku patuh dan tertib, aneh sekali.

Kita mengetahui, dan contohnya sangat banyak, bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang menjadi seperti sekarang adalah hasil kontribusi dari sejumlah orang yang tidak mau terpaku pada aturan yang sudah baku. Galileo tidak mau terpaku pada aturan geosentris yang sudah baku selama ribuan tahun, Einstein mengembangkan relativitas khusus dengan membuang aturan baku tentang kemutlakan waktu, de Broglie melahirkan ilmu kuantum dengan mencampakkan aturan yang sudah baku mengenai keterpisahan sifat partikel dengan gelombang. Ian Wright menciptakan pesawat terbang dengan tidak mempercayai bahwa hanya burung yang dapat terbang.

Galileo, Einstein, de Broglie, Ian Wright, adalah orang-orang yang tidak menunjukkan perilaku patuh dan tertib, menurut penilaian kurikulum 2013. Kurikulum 2013 tidak menginginkan manusia pendobrak, hanya ingin menghasilkan manusia penurut yang manut.

Tetapi menteri pendidikan tetap bersikeras bahwa kurikulum 2013 sudah sangat baik, dan sudah sangat siap diimplementasikan, meski sejumlah data dan analisis ahli menunjukkan sebaliknya. Ada apa?.

Apakah kengototan ini berkaitan dengan jumlah anggaran perubahan kurikulum yang sebesar Rp 2,4 triliun, jumlah yang sangat besar tentunya. Jika demikian halnya, kurikulum 2013 hanya sebuah proyek untuk mengeruk uang rakyat.

Dan adakah hubungannya dengan kebutuhan dana yang sangat besar dalam rangka menghadapi Pemilu 2014?

Astagafirullah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun