Mohon tunggu...
Joko Waluyo
Joko Waluyo Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika SMA/SMK Budi Luhur Dosen Statistika dan Logika Matematika

Guru Matematika SMA/SMK Budi Luhur, Dosen Statistika dan Logika Matematika, Ambasador VR

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenapa Sih Tuhan Memelihara Pertengkaran?

16 Juni 2017   13:49 Diperbarui: 16 Juni 2017   13:51 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kenapa sih Tuhan ko' memelihara pertengkaran ?, tema yang diusung oleh Bapak Drs. jaitun pada Kuliah Tujuh Menit (KulTuM) pada Buka Bersama Ramadhan Civitas Yayasan Prakarti Luhur di Universitas Budi Luhur tanggal 13 Juni 2017.

Menurut beliau yang merupakan Bapak Penggagas "Cerdas Berbudi Luhur", sampai hari ini saya heran lah wong saya saja melihat anak- anak saya bertengkar segera saya lerai, masa sampai dengan hari ini Tuhan membiarkan pertengkaran, ada apa sih dibalik itu ? satu bangsa, berbeda agama tengkar !  satu bangsa, satu agama, berbeda paham atau aliran bertengkar ! satu bangsa, satu agama, satu paham atau aliran, partainya berbeda bertengkar ! satu bangsa, satu agama, satu aliran, satu partai, tujuan atau kepentingannya mungkin berbeda bertengkar ! satu bangsa, satu agama, satu aliran, satu partai, satu kepentingan, hasil yang diperoleh berbeda bertengkar ! Kita mau kemana ? Saran beliau, dari pada kita berpikir yang seperti itu ya dimanfaatkan sebaik-baiknya waktu saat ini, saat ini dan saat ini berpikir hal-hal yang positif saja, berpikir  yang baik-baik saja yang berbuah nanti didalam tindakan dan perbuatan kita selalu menuju kepada maslahat umat.

Tolong direnungkan sampai saat ini, Kenapa sih Tuhan memelihara pertengkaran ? apakah demikian Tuhan membiarkan sebenarnya kalau kita merenung sistem Tuhan Maha Sempurna, kita diberikan pilihan untuk memilih pilihan, terserah. Tetapi sistem telah terbentuk dengan Sempurna, sehingga sebenarnya pertengkaran mengapa didiamkan?, bukan didiamkan itu telah sempurna sistem tersebut karena kalau tidak ada pertengkaran ibarat Anda sedang menonton wayang gak terjadi perang semua pergi pulang. 

Kalau tidak ada pertengkaran, hidup aman-aman saja, tidur nyenyak, tidak ada perdebatan dunia tidak akan maju. Namun bagaimana caranya manusia memanage pertengkaran itu sendiri untuk menciptakan perdamaian terutama didalam pribadi kita masing-masing. ini kuncinya, sejauh kita mampu memanage pertengkaran didalam pribadi kita masing-masing, jangankan dengan orang lain ! wong pribadi kita tiap hari saja bertengkar, tiap saat tengkar. Otak kita kepingin A tapi hati nurani jangan, kita berpikir kepingin A hati nurani bilang jangan sehingga tiap hari kita bertengkar dengan kita diri sendiri sehingga tidak mungkin pertengkaran  itu tidak akan ada, diciptakan bumi beserta dengan pertengkaran cuma tergantung kita memanage pertengkaran tersebut.

Jadi pertanyaannya apakah Tuhan membiarkan adanya pertengkaran?apakah Tuhan memang memelihara pertengkaran? Jawabannya Tidak, itu sistem yang ada. Keberagaman, Keanekaragaman, Kebhinekaan. Itulah sistem yang membawa berkah, membawa keindah hidup ini. Tolong pikirikan diri kita sendiri, jelas ada keanekaragaman, minimum berpasang-pasangan Tangan Kanan-Tangan Kiri, Kaki Kanan-Kaki Kiri, Otak Kanan-Otak Kiri, dll, selalu berpasangan-pasangan. Sehingga gak usah digubris orang bertengkar, beda agama ribut, beda aliran ribut, Tuhan aja gak ribut dan Tuhan tidak mempertentangkan alirannya berbeda atau tidak,! yang penting kelakuanmu kaya apa. Ayo kita berpikir yang positif saja. Enaklah sudah. 

Diakhir Kultum beliau, berpesan managelah. Yuk manage pribadi-pribadi kita, pertengkaran yang ada dalam diri kita sendiri kita atasi, pertengkaran antara keluarga kita, anak-anak, istri atau suami dengan lingkungan tetangga yuk kita atasi sendiri. Yang paling berat itu adalah pertengkaran dalam pribadi kita sendiri. Sejauh Anda mampu mengatasi diri pribadi kita sendiri pertengkaran tadi aman pada diri kita sendiri. 

Mudah-mudahan Insya Allah, nanti Anda mampu mengatasi pertengkaran dengan istri/suami, dengan anak-anak, dengan lingkungan, dengan tetangga dan juga bisa mengatasi masalah yang mungkin memang itu beban kita. Kalau bukan beban kita, tidak mungkin kita mengatasi. Akhirnya tidak lupa beliau mohon ampun dan taubat kepada Tuhan atas kekurangannya.

Semoga bermanfaat untuk pembaca kompasiana. Aamiin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun