Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

Sudah loyo

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok dan Rizieq Setali Tiga Uang?

18 Januari 2017   14:50 Diperbarui: 18 Januari 2017   15:03 1403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah dilaporkan karena dugaan menghina Pancasila, penodaan agama, dan soal gambar palu arit dalam uang, Rizieq kembali dilaporkan oleh seorang warga karena dianggap menghina Kapolda Metro Jaya dan hansip.

"Makanya jangan ngomong sembarangan, mulutmu harimaumu, itu pesan saya kepada Rizieq," pesan Kapolda Metro Jaya  Irjen Pol  M Irawan  yang didemo FPI. Tuntutan Rizieq dan massa-nya untuk mengganti Kapolda Metro Jaya disebut lantaran Iriawan tidak bersikap bijak saat demo 411 yang lalu. Selain itu, Iriawan juga mendengar ihwal ceramah Rizieq yang menyebut Kapolda "Jenderal berotak hansip".

Dalam kesempatan yang sama, Kapolri Jenderal ( Pol ) Tito Karnavian juga memastikan tidak akan mencopot Kapolda Jawa Barat dan Kapolda Metro Jaya sesuai tuntutan massa FPI.

Ibarat dalam lakon cerita sandiwara politik, Rizieq pantas disebutkan memerankan tokoh antagonis melawan tokoh protagonis yang biasanya baik dan tidak jahat. Tokoh protagonis membawakan perwatakan yang bertentangan dengan antagonis yang menyampaikan nilai-nilai negatif. Tokoh protagonis merupakan tokoh yang membawakan misi kebenaran dan kebaikan untuk menciptakan situasi kehidupan masyarakat yang damai, aman, dan sejahtera.

Sebuah analogi kondisi politik saat ini, dua massa pendukung tokoh  antagogis dan protagonis saling berhadapan yang membuat kerepotan pihak kepolisian, sang tokoh antagonis menuding polisi tidak bijak karena tidak mendukungnya sebaliknya pihak kepolisian terpaksa mengikuti tekanan massa pendukung tokoh antagosnis memproses hukum sang tokoh protagonis.

Sadar tidak sadar adanya pengakuan "tekanan massa" oleh pendukung tokoh antagonis adalah sebuah pengakuan kekuatan pendukung tokoh antagosnis yang makin "seenaknya" mengeluarkan statemen yang dinilai menyinggung perasaan.

Perasaan marah, perasaan sakit hati, perasaan sebal atau perasaan terhini ada pelampiasan dengan meminta pihak kepolisian untuk mewakilinya karena memang ada pasalnya. Rasa antipati dan simpati kepada tokoh yang bersaing dikancah politik yang mempengaruhi perasaan makin membuat pihak kepolisian makin disibuki oleh laporan laporan karena pasal yang berkaitan dengan perasaan itu.

Mulut harimau versus mulut comberan, dua2nya banyak yang menyukainya, banyak yang mendukung diikuti polemik di media sosial termasuk juga di Kompasiana.  Akok menghadapi proses hukum oleh statemenya, sedangkan Rizieq menjadi bulan2an juga karena statemenya. Selangkah mulut harimau sudah unggul dan lebih dari itu secara politik juga membuat mulut comberan terdesak oleh Agus Harimurti yang mengambil kesempatan lebih besar untuk menraih jabatan no 1 DKI, jika menurut hasil survey.

Dua tokoh yang disebut antagonis dan protagonis pada akhirnya hanya mengisi sandiwara politik, cerita mungkin hanya menghiasi dinamika politik negeri ini yang pada akhirnya dimenangkan oleh tokoh yang memang benar-benar masih bersih, tokoh yang dimunculkan secara tiba-tiba, tokoh yang belum pernah tirlibat dan tidak terlibat konflik.  Hari H yang ditunggu makin dekat, Ahok masih disibukkan dengan masalah hukum yang katanya akibat tekanan masa pendukung Rizieq. Dua tokoh ini makin populer dimata publik, sayangnya populer dalam "berkelahi".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun