Mohon tunggu...
Yuniarto Hendy
Yuniarto Hendy Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Lepas di China Report ASEAN

Youtube: Hendy Yuniarto

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Daya Tarik Pariwisata Bali di Mata Orang Tiongkok

3 Juli 2017   16:11 Diperbarui: 7 Juli 2017   14:10 1586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : indonesiaexplorer.net

Sebanyak 122 juta orang Tiongkok berpariwisata ke luar negeri pada tahun 2016. Menurut laporan yang dikeluarkan ctrip.com, perusahaan raksasa pariwisata Tiongkok, sepuluh negara yang paling populer bagi wisatawan Tiongkok tahun 2016 adalah Thailand, Korea Selatan, Jepang, Indonesia, Singapura, Amerika Serikat, Malaysia, Maladewa, Vietnam dan Filipina. Di tahun 2017 pemerintah Indonesia menargetkan kujungan wisatawan asal Tiongkok tersebut sebanyak 3 Juta. Industri pariwista Indonesia sangat berkontribusi dalam meningkatkan pendapatan masyarakat serta menambah kesempatan bekerja yang lebih banyak, antara lain di bidang jasa transportasi, pemandu wisata, kerajinan, makanan khas, dan lain-lain.

Faktanya, sektor industri pariwisata di Indonesia saat ini menyumbang sebanyak 4 persen dari total PDB. Sebanyak 11,5 juta turis pada tahun 2016 berkunjung ke tempat-tempat pariwisata di Indonesia. Jumlah tersebut ternyata masih jauh lebih sedikit daripada turis yang berlibur di Thailand, yaitu hampir sebanyak 30 juta di tahun 2015. Dari jumlah kedatangan turis tersebut, ternyata peringkat pertama ditempati oleh orang Tiongkok sebanyak 1,5 juta, disusul oleh Singapura, Australia, dan Malaysia.  

Pemerintah Indonesia terus menggenjot sektor pariwisata dengan peningkatan infrastruktur serta melakukan berbagai promosi yang bertujuan menggaet para wisatawan asing. Banyak festival bertema Indonesia di beberapa negara diadakan untuk memperkenalkan pariwisata Indonesia. Tidak hanya mempromosikan tempat pariwsata yang sudah terkenal, melainkan beberapa tempat pariwisata baru juga disuguhkan. Di kota Beijing misalnya, festival bertema Indonesia sangat memukau masyarakat lokal. Di banyak unviersitas, festival budaya dengan makanan khas yang disertakan menarik para mahasiswa asing untuk mengenal lebih jelas tentang Indonesia. Dengan semangat nasionalisme tanpa memandang agama, ras, dan kesukuan, pemuda- pemudi Indonesia dengan penuh semangat mempersembahkan kesenian dan makanan khas Indonesia.

Pertunjukan tari oleh mahasiswa Indonesia di Beijing
Pertunjukan tari oleh mahasiswa Indonesia di Beijing
Masih banyak orang Tiongkok yang hanya tahu beberapa hal tentang Indonesia, antara lain: Bali, Jakarta, ada keturunan Tionghoa, dan negara kepulauan. Bali di mata orang Tiongkok menempati urutan pertama. Di dalam laman ctrip.com pulau Bali menempati peringkat 'Hot Destination' atau tujuan yang terpopuler di Asia Tenggara. Selain keindahan alam serta kekhasan tradisi dan budayanya, ada pula beberapa faktor daya tarik Bali lainnya. Tujuan untuk bulan madu serta beberapa artis Tiongkok yang menikah di Bali menjadi faktor daya tarik yang cukup berpengaruh di mata orang Tiongkok. Penulis beberapa kali mendengarkan informasi bahwa bulan madu dan menikah di Bali termasuk impian kaum lajang Tiongkok.

Tulisan ini menyajikan sebagian hasil penelitian yang bertujuan mengetahui faktor-faktor daya tarik wisata Bali menurut orang Tiongkok. Penelitian dilakukan oleh Su An Zhi, mahasiswa BFSU (Beijing Foreign Studies University) bimbingan penulis pada tahun 2017. Survei dilakukan terhadap 342 responden secara acak dengan rentang usia 18-45 tahun sebanyak 94 % dan berpendapatan bulanan dari  sekitar 6 jt sampai 40 jt. Sebanyak 22 % responden atau sekitar 75 orang  mengatakan pernah ke Bali, sedangkan 78 % responden belum pernah ke Bali. Dari jumlah yang pernah berlibur ke Bali, sebanyak  lebih dari 60 % telah mengunjungi Pantai Jimbaran, Pantai Kuta dan Pura Tanah Lot. Selain ketiga tempat itu, mereka juga telah mengunjungi Pulau Nusa Lembongan, Puri Saren Agung Ubud, Pura Tirta Empul, Teras Sawah Tegallalang, dan Nusa Dua.

Hasil terkait anggapan dasar responden tentang pulau Bali antara lain : pantai yang indah, tempat pernikahan, budaya yang khas, dan masyarakat yang ramah. Pantai yang indah, budaya yang khas dan masyarakat yang ramah merupakan faktor umum yang wisatawan asing pada umunya ketahui. Anggapan Bali sebagai tempat pernikahan sangat dipengaruhi oleh berita berbagai media di Tiongkok tentang artis-artis yang menikah dan berbulan madu di Bali. Oleh karena itu, beberapa orang Tiongkok akan mengatakan bahwa "ba li dao shi hen lang man de di fang" yang berarti Bali adalah tempat yang romantis.

Faktor utama yang menarik para wisatawan datang  ke pulau Bali adalah keindahan alam, yaitu 89,47 persen. Faktor lainnya  adalah iklim tropis. Tiongkok sebagaimana memiliki 4 musim mempengaruhi masyarakatnya untuk berpariwisata ke daerah selatan di waktu musim dingin. Selanjutnya, bebas visa juga adalah faktor yang penting untuk menarik responden tersebut berkunjung ke Pulau Bali. Bebas visa untuk berkunjung atau berpariwisata bagi orang Tiongkok tentu sangat mempengaruhi jumlah peningkatan kunjungan. Selain itu, faktor keramahan juga menjadi daya tarik. Keramahan orang Indonesia memang telah diakui di banyak negara sehingga tidak hanya menjadi faktor daya tarik orang Tiongkok saja, melainkan negara-negara lainnya. Faktor terakhir yang ditemukan dalam penelitian adalah makanan di Pulau Bali menurut orang Tiongkok sangat enak.

Selain faktor pendukung, diperoleh juga beberapa faktor yang menghambat mereka pergi ke Pulau Bali. Hambatan yang paling besar adalah biaya, yakni sebesar 56,14 % responden. Hambatan terbesar kedua adalah terorisme sebesar 31 %. Selebihnya, fasilitas yang kurang dan transportasi menjadi faktor penghambat, walaupun saat ini sudah terdapat beberapa penerbangan langsung dari Tiongkok. Penerbangan langsung dari Tiongkok dapat dilakukan dari berbagai kota, antara lain: Beijing, Shanghai, Hongkong, Guanzhou, dan Chengdu. Selain itu, terdapat pula faktor bencana alam dan penyakit sebesar 20 %. Faktor yang paling kecil adalah anti-Tionghoa sebanyak 3,5 %.

Terkait aspek-aspek yang perlu ditingkatkan terkait pariwisata Pulau Bali, aspek hambatan bahasa ternyata menempati urutan pertama, yaitu sebesar 61,4 persen. Menurut pengalaman penulis, selain berbahasa Mandarin belum begitu banyak orang Tiongkok yang dapat bercakap bahasa Inggris. Orang Tiongkok yang dapat berbahasa Inggris adalah mereka yang mendapatkan pelajaran bahasa Inggris di bangku sekolah, universitas, ataupun mereka yang bekerja di perusahaan internasional. Oleh karena itu, memang diharapkan para pemandu wisata berkemampuan berbahasa Mandarin dapat ditingkatkan jumlahnya sehingga dapat mengatasi hambatan ini. Selain bahasa, Mereka juga memperhatikan soal keamanan. Faktor ini sangat mungkin didapatkan dari berita terorisme yang pernah terjadi di Bali pada waktu lalu. Dengan beberapa hasil penelitian yang disajikan di atas maka pembaca diharapkan mengetahui bagaimana sudut pandang orang Tiongkok terhadap pariwisata di Bali.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun