Mohon tunggu...
Johansen Silalahi
Johansen Silalahi Mohon Tunggu... Penulis - PEH

Saya adalah seorang masyarakat biasa yang menyukai problem-problem sosial, politik, lingkungan, kehutanan. Semoga bisa berbuat kebajikan kepada siapapun. Horas

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Cara Menaklukkan Kendala Bahasa Saat Belajar di Luar Negeri

18 Maret 2020   08:10 Diperbarui: 18 Maret 2020   08:13 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis saat menjadi pembicara di seminar--dokpri

Belajar di negeri orang atau luar negeri adalah idaman setiap orang, terutama negara negara maju seperti Eropa, Amerika Serikat, Australia, Korea Selatan, Jepang dan lain-lain.  Terlebih jika belajar dengan fasilitas gratis atau mendapatkan beasiswa. Rasa senang akan timbul jika mendapatkan beasiswa dan biasanya menjelang keberangkatan biasanya dihadapkan dengan nuansa khawatir seperti apa disana (budaya, Bahasa, iklim, makanan, dan lain-lain). 

Pengalaman penulis sebelum berangkat ke Korea Selatan juga merasakan hal yang sama. Kali ini fokus kepada masalah kemampuan Bahasa Inggris penulis yang pas-pasan. Bahasa yang digunakan di kampus adalah Bahasa Inggris terutama yang terkait dengan proses belajar mengajar dengan dosen. Berbekal pengalaman Bahasa Inggris yang kurang tentunya dihadapkan dengan rasa takut terlebih dengan saat proses belajar di kelas. 

Penulis beruntung karena sistem pengajaran di Korea Selatan tepatnya kampus penulis secara umum menggunakan Bahasa Inggris terlepas disini penulis juga mendapat kursus Bahasa Korea dari kampus. Dalam keseharian dengan teman-teman di asrama dan di kampus, penulis selalu berusaha untuk menjelaskan kepada teman-teman bahwa Bahasa Inggris saya masih kurang baik sehingga teman-teman memaklumin jika ada kesalahan Bahasa yang penulis gunakan. 

Strategi yang saya gunakan untuk berkomunikasi dengan teman-teman adalah selalu rendah diri dan jangan malu atau takut berinteraksi jika Bahasa Inggris kita kurang lancar. Dengan sikap rendah diri, tentunya teman-teman kita akan berusaha membantu kita dalam komunikasi dan menjelaskan tentang topik atau bahan diskusi yang kita bicarakan. 

Dari sini lah penulis banyak belajar tentang kosa kata baru, istilah-istilah baru dan masalah-masalah kecil sampai dengan besar. Penulis menyadari kemampuan bahasa itu tentunya harus diasah dengan berlatih secara konsisten dengan lingkungan sekitar seperti di kampus dan di asrama. Strategi yang kedua yang penulis gunakan adalah memanfaatkan teknologi yang ada bisa dalam bentuk aplikasi kamus Bahasa Inggris-Indonesia atau sebaliknya. 

Hal ini sangat membantu untuk proses komunikasi kita dengan lingkungan sekitar terlebih bahan-bahan kuliah yang didominasi dengan Bahasa Inggris. Pada sisi ini, penulis biasanya memiliki siasat dalam mempelajari bahan kuliah yang diberikan dosen. Pertama sekali penulis mencetak bahan kuliah yang dalam bentuk soft copy ke dalam bentuk hard copy, setelah itu menterjemahkan kata-kata yang tidak diketahui dan terakhir kali adalah proses memahami. 

Sekedar informasi, membaca sesuatu yang tidak dimengerti tentunya tidak mengasyikkan terlebih bukan bahasa kita sendiri.  Penulis sendiri terpaksa harus belajar berulang kali untuk mengerti bahan kuliah tersebut bahkan bisa sampai dengan 4 (empat) bahkan sampai 5 (lima) kali.

Beberapa bulan kemudian, hal ini sudah menjadi kebiasaan dan sedikit demi sedikit kekhwatiran tentang masalah bahasa pada materi kuliah dapat dihadapi. Strategi lain yang tidak kala penting adalah memanfaatkan teknologi yang ada di telepon genggam kita seperti aplikasi google translate. 

Aplikasi ini sangat bermanfaat terutama menerjemahkan kalimat maupun kata yang tidak kita mengerti, cukup di install di telepon genggam kita. Bermodalkan aplikasi ini penulis memiliki percaya diri untuk berkomunikasi dengan siapapun terlebih fasilitas ini dilengkapi dengan aplikasi menerjemahkan melalui suara kita atau pengambilan gambar. 

Strategi lain yang cukup penting dalam pembuatan laporan adalah pemanfaatan aplikasi yang dapat memeriksa grammar (tata bahasa) kita apakah sudah benar atau tidak. Aplikasi ini bagi penulis sangat membantu terutama yang berkaitan dengan pembuatan laporan dan tugas akhir kita, contohnya aplikasi grammarly. 

Semoga strategi ini dapat membantu teman-teman yang memiliki kekhawatiran terhadap Bahasa Inggris yang pas-pasan. Karena sejatinya kendala bahasa saat ini bisa diatasi dengan berlatih setiap hari dan memanfaatkan teknologi yang ada terkait dengan kebutuhan komunikasi kita. Semoga pengalaman penulis ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dalam mengatasi kendala bahasa yang pas-pasan di luar negeri. Selamat Mencoba Teman-Teman

(*Alumni S2 Yeungnam Universty, Korea Selatan)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun