Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Mestinya Orang Islam Malu dengan Peristiwa Ini

9 Mei 2012   12:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:30 20404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13365682891809124986

[caption id="attachment_187299" align="aligncenter" width="603" caption="Yaya Toure telah membuktikan kemuslimannya. Bagaimana dengan kita?"][/caption]

Apakah Anda menyaksikan pertandingan Newcastle melawan Manchester City kemarin malam? Apakah Anda menemukan keunikan dari pertandingan Liga Inggris tersebut? Jika Anda tidak menyaksikannya, tentu Anda akan merasa rugi karena pertandingan itu benar-benar memberikan suguhan sarat inspirasi dan penyadaran. Bukan karena The Citizens semakin dekat dengan gelar juara Liga Inggris, melainkan sebuah fenomena peristiwa yang dilakukan oleh pemain The Citizens. Siapakah dia?

Dia adalah Yaya Toure. Yaya Toure, pemain gelandang Manchester City, telah membuktikan dirinya seorang muslim sejati. Bukan karena dia telah memborong dua gol sehingga menenggelamkan ambisi tuan rumah, melainkan keberaniannya menolak pemberian sampanye dari panitia seusai pertandingan. Itu tak lain disebabkan pada malam itu, dia dinobatkan sebagai Man of The Match.

Sebagaimana kebiasaan di Liga Inggris, setiap pemain yang menjadi bintang lapangan akan dihadiahi panitia dengan sebotol sampanye alias minuman beralkohol. Itu sudah menjadi tradisi dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, semua pemain dari seluruh peserta Liga Inggis pasti berusaha menjadi Man of The Match karena akan menjadi momen yang teramat berharga baginya. Namun, justru Yaya Toure berani menolak pemberian sampanye itu seraya berujar dengan sopan, "Maaf! Saya tidak minum alkohol karena saya Muslim," ujar Yaya Toure seraya tersenyum dan menyerahkan botol sampanye itu ke rekannya, Lescott, yang ada di sampingnya.

Jujur saja, saya dibuat malu dengan ucapan Yaya Toure. Meskipun belum pernah menenggak minuman beralkohol alias memabukkan, saya sering menyaksikan perilaku orang-orang muslim yang terang-terangan menenggak minum-minuman keras. Bahkan, mereka tidak hanya bermabuk-mabukan. Setidaknya, saya mencatat lima perilaku buruk yang sering dilakukan pribadi muslim.

Suka Mabuk

Di sebuah daerah, terdapat tradisi unik sekaligus lucu. Mayoritas penduduknya adalah muslim, tetapi perilakunya tidak menunjukkan kemuslimannya. Apa itu? Kebiasaan bermabuk-mabukan. Ketika sebuah pesta pernikahan digelar, saya sering melihat orang-orang yang bermabuk-mabukan secara terang-terangan. Bahkan, mabuk-mabukan itu dilakukan di depan khalayak tamu undangan. Di beberapa media, saya sering membaca berita tentang korban tewas karena menenggak minuman keras yang dioplos pada pesta pernikahan. Entah, kemana nilai-nilai keislamannya ditaruh?

Suka Judi

Masih berbau tradisi, terdapat sebuah kebiasaan berjudi sebelum, ketika, dan setelah perhelatan pesta pernikahan digelar. Hampir setiap malam, tuan rumah menyediakan tempat dan jamuan bagi para tamu yang akan bermain judi. Lucunya, mereka adalah keluarga muslim. Entah karena tidak kuat menahan ejekan tetangga ataukah memang menjadi bagiannya, saya belum melihat kesungguhan tuan rumah untuk menolak permintaan tetangga yang akan bermain judi di rumahnya.

Suka Bicara Kotor

Jika tidak dapat berbicara baik, sebaiknya Anda diam. Itu adalah nasihat Nabi Muhammad SAW. Namun, begitu mudah kita menjumpai orang-orang muslim yang gemar berbicara kotor, ghibah atau menggunjing, fitnah, jorok, bahkan porno. Kata-kata itu begitu saja keluar tanpa kendali. Bahkan, ucapan itu seakan telah menjadi kebiasaan di mulutnya. Mereka tidak menyadari bahwa ucapan yang telah keluar tidak dapat ditarik kembali. Entah, apakah mereka masih merasakan keimanan di dadanya?

Suka Korupsi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun