Mohon tunggu...
Mbah OONE
Mbah OONE Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Wong Biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Duet Maut Pembakar Uang (ARB - Pramono Edhie)

17 Mei 2014   20:24 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:26 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jangan grusa grusu kalau ingin tidak buang uang Pak ARB dan Pak Beye, Jangan memaksakan kehendak karena rakyatlah yang menentukan. Ingat ! partai politik hanya sarana untuk membawa seorang capres dan cawapres bisa mencalonkan diri karena butuh 25% suara parlemen tapi tetap rakyatlah yang menentukan pilihan.

Pak SBY harus bijak sebagai seorang Presiden pastinya berpihak pada rakyatnya, kalau Pilpres bisa satu putaran berapa besar biaya yang bisa untuk membangun negeri tercinta ini, sudah pasti Negara menghemat sampai Trilyun. Tetapi kalau Pak SBY lebih mementingkan ego dari pada rakyatnya, sudah pasti duet ARB – Pramono Edhie akan terwujud.

Memang sih Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Muhammad mengatakan keputusan koalisi partainya akan diresmikan pada Rapat Pimpinan Nasional. Pernyataan itu dikemukakan oleh Fadel ketika dihubungi VIVAnews, Sabtu 17 Mei 2014.

Tetapi patut di sayangkan kalau ARB maupun SBY masih ngotot mengusung ARB – PE ini, karena jelas-jelas elektabilitasnya jauh sekali tertinggal dengan Jokowi maupun Prabowo.

Pak ARB jangan grusa grusu dulu………ingat eman sekali kalau uang di bakar hanya untuk iklan pilpres mendingan di berikan pada orang-orang yang kena musibah di lumpur Sidoarjo, perbuatan itu penulis pikir sebagai perbuatan yang lebih mulia. Lebih baik gabung koalisi ke PDIP atau Gerindra saja yang punya peluang lebih besar berkuasa, jangan sampai berpikir untuk menjual suara pada Jokowi atau Prabowo di putaran kedua, karena hal ini menyakiti hati rakyat Indonesia.

Pak Beye Amerika saja yang udah merdeka 200 tahun lebih saja selalu hanya mencalonkan dua capres untuk pilpres, karena lebih irit dan tak terlalu membebani rakyat dengan pengeluaran pemerintah yang besar. Jika uang untuk Pilpres putaran ke 2 bisa di hemat dan di gunakan untuk UMKM, rakyat pastinya akan di untungkan. Kalau ini pasti pemikiran pro rakyat kecil.

Maka penulis menyarankan pada Pak ARB dan Pak Beye jangan membakar uang hanya untuk kepentingan pribadi karena sesuatu yang di awali dengan pemikiran tidak putih pada akhirnya berantakan tetapi kalau sesuatu di mulai dengan hati yang putih pasti selalu dengan mudah ada jalan.

Kalau memang Pak SBY ingin realistis bukannya memajukan Pramono Edhie tetapi lebih menyodorkan Dahlan Iskan sebagai cawapres ARB karena jelas sekali bahwa pemenang konvensi partai democrat adalah Dahlan Iskan 16%. Jika sekarang ini elektabilitas ARB 10% dan misalkan Pramono Edhie 2% maka masih jauh sekali elektabilitasnya dengan Prabowo – Hatta 29%, apalagi Jokowi – JK 51%.

Jadi menurut penulis yang paling tepat untuk Golkar (ARB) adalah gabung dengan PDIP yang lebih besar peluangnya untuk menang. Kalau masuk ke dalam pemerintahan ARB bisa sedikit bernafas panjang karena tidak terlalu terusik oleh para elite politik yang kejam. Untuk Pak Beye yang paling baik adalah menjadi oposisi dan kalau ingin terjadinya sejarah besar Indonesia ya mestinya harus sowan ke rumah Bu Mega di Teuku Umar untuk silahturahmi karena Pak Beye lebih muda dari pada Bu Mega salam dari penulis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun