Mohon tunggu...
hasran wirayudha
hasran wirayudha Mohon Tunggu... Wiraswasta - welcome to my imagination

orang kecil dengan cita-cita besar

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Passion, Alasan Bekerja Jadi Menyenangkan

2 Oktober 2019   13:04 Diperbarui: 2 Oktober 2019   13:15 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi kalian yang saat ini sudah memiliki pekerjaan tetap entah itu karyawan swasta atau wiraswasta, pernahkah kalian merasakan bosan pada pekerjaan kalian seakan-akan membenci pekerjaan itu, namun karena tuntutan hidup maka tetap meneruskan berkerja agar setiap bulan memiliki pendapatan untuk keperluan hidup baik untuk sendiri maupun keluarga. Karena kita bekerja dengan "terpaksa" akhirnya apa yang kita lakukan tidak bisa maksimal bahkan cenderung seadanya. 

Kebosanan dengan pekerjaan bisa saya katakan hampir dialami oleh setiap orang tidak peduli jabatan apa atau gaji berapa, yang membedakan adalah berapa lama perasaan bosan itu, ada orang yang hanya bosan suatu waktu misalnya menjelang akhir bulan dengan beban laporan menumpuk, akan tetapi setelah pekerjaan berat itu selesai maka kebosanan pun juga menghilang. Ada pula orang yang mengalami kebosanan hampir dikatakan setiap hari, entah ada atau tidaknya pekerjaan orang itu tetap merasakan bosan.

Salah satu penyebab orang bosan dalam pekerjaan adalah karena mereka bekerja tidak sesuai passionnya, passion bukan merupakan keahlian, walaupun kita bekerja sesuai bidang keahlian kita tetapi bukan passion kita maka akan tetap merasakan bosan.

Passion itu mirip-mirip seperti hobi yang kita rela berkorban, rela melakukan apa saja, asalkan kita bisa meraihnya dan ketika kita bisa meraihnya maka muncul suatu kebahagiaan dan kepuasan tertentu yang tidak bisa kita dapatkan di lain tempat atau di lain pekerjaan, sehingga tidak pernah saya mendengar ada orang yang bosan dengan hobinya bahkan ada orang yang sudah berumur tetapi dia tetap semangat dan berusaha menjalankan hobinya yaitu naik gunung.

Passion dan hobi memang memiliki kemiripan karakteristik akan tetapi passion cakupannya lebih luas dan tak terbatas termasuk urusan pekerjaan. Seseorang bisa memiliki hobi naik gunung tetapi memiliki Passion pada pekerjaan teknisi, ada pula orang yang hobi fotografi dan memiliki passion pada pekerjaan sebagai fotografer. Passion dan hobi bisa berjalan bersama juga bisa berjalan berbeda.

setiap orang memiliki passion yang berbeda termasuk saya sendiri, namun keadaan terkadang memaksa kita melupakan passion itu demi bisa bertahan hidup, tuhan memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan sebab tuhan mengetahui apa yang terbaik untuk kita. 

jika kita memaksakan diri menunggu pekerjaan sesuai passion entah beberapa hari, minggu, bulan, atau tahun namun tak kunjung datang, lantas bagaimana kita menjalani hidup pada masa menunggu itu? Makan apa? Tinggal di mana? Dan bagaimana? Itulah mengapa tuhan memberikan apa yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan.

Ketika kita bekerja bukan pada passionnya janganlah berkecil hati dan tetaplah bekerja dengan sebaik mungkin sebab dengan kita bekerja sebaik mungkin menjadikan kita sebagai pribadi yang bersyukur dan ketika kita bersyukur maka yakinlah tuhan akan menambah nikmatnya termasuk pekerjaan. Siapa tahu dengan kita bekerja kemudian dari pekerjaan itu kita memiliki tabungan yang cukup dan membuka kesempatan kita melakukan pekerjaan sesuai passion.

Ada seorang teman saya yang awalnya hanya bekerja sebagai admin kemudian setelah bekerja 5 tahun lebih dia memiliki tabungan kurang lebih Rp 20.000.000 dan ternyata dia hobi masak dan passionnya memang pada kuliner sehingga dia keluar dari perusahaannya lalu membuka rumah makan kecil-kecilan dan dia sendiri sebagai kokinya. kurang lebih 2 bulan rumah makan itu berjalan saya bertanya kepada dia, berapakah pendapatannya setiap bulan? Dengan sambil tersenyum dia menjawab lebih Rp 1.500.000.

Saya sangat tahu gaji dia sebagai admin waktu itu kurang lebih Rp 3.000.000-an, makanya saya langsung bertanya kok bisa-bisanya tersenyum dengan pendapatan Rp 1.500.000 atau turun 50% dari sebelumnya?

Dia menjawab "tak kusangka memasak semenyenangkan ini apalagi melihat banyak orang menikmati masakanku sungguh kebahagiaan, uang Rp 1.500.000 tidak akan bisa menggantikannya, selama tidak rugi berapapun hasil yang kudapat aku tidak akan pernah mengeluh apalagi bosan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun