Mohon tunggu...
Septian Rahman
Septian Rahman Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membabibuta Serang Hary Tanoe, Benarkah Serangan Itu Titipan Istana?

22 Februari 2017   04:20 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:24 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto atas (dua dari kanan) Alifurrahman, founder seaword.com. Diambil dari akun facebook miliknya. Foto bawah (Paling Tengah, berdiri) Dede Buhyarto, pemilik akun @kangdede78 yang membuat kultwit dan menyatakan bahwa HT memiliki lahan di daerah Kemang. Foto diambil dari suaranasional.com

Suhu politik bangsa ini kian hari kian memanas. Para politikus saling sikut dan saling tikai. Kegaduhan akibat kepentingan politik, sepertinya sulit diredam. Yang satu menghantam, yang satu lagi menerkam. Yang satu menghujat, yang lainnya membabat. Politik sudah bergeser dari makna yang sesungguhnya. Para politikus yang telah diberi amanah untuk melayani rakyat, hanya manis sebelum menjabat. Setelah menjabat, mereka berkhianat.

Siapapun yang bergelut di bidang politik, maka konsekuensi pro-kontra harus ia terima. Dalam politik, setuju dan tidak setuju sudah hal biasa. Yang tidak biasa adalah seorang politikus yang menyampaikan ketidak-setujuanan-nya dengan cara yang tidak benar. Cara tidak benar dimaksud adalah melancarkan fitnah dengan membabi buta kepada lawan politiknya.

Para tokoh yang bergelut di bidang politik, pastilah ia memiliki niat yang terbaik demi kebaikan bangsanya. Seperti Hary Tanoesoedibjo (HT) misalnya. Pendiri Partai Persatuan Indonesia (Perindo) itu berniat dengan tekad kuat ingin memajukan Indonesia, maka konsekuensi apapun yang menerpanya, harus ia terima.

Terbukti, di tengah suhu politik negeri ini yang semakin memanas, gelombang fitnah satu persatu mulai menghampirinya. Fitnah kejam pertama yang menghantam HT adalah, ia dituduh benci kepada Ahok karena proposal HT untuk mendirikan apartemen di daerah kemang ditolak oleh Ahok.

Tak berlangsung lama, pihak MNC Group langsung mengklarifikasi fitnah serapah tersebut. Pihak MNC Group menyetakan dengan tegas bahwa pihaknya tidak pernah memilik lahan secuilpun di daerah Kemang, apalagi untuk mendirikan apartemen. Setelah diklarifikasi, akhirnya redamlah pemberitaan fitnah serapah tersebut.

Setelah berbulan-bulan redam, fitnah tersebut kembali dimunculkan. Secara sistematis, terstruktur, dan massiv, lawan politik HT itu kembali menyebarkan berita fitnah tersebut di berbagai media, baik media abal-abal, maupun media sosial, seperti facebook, twitter, dan lain sebagainya.

Usut punya usut, mereka kembali menyebarkan berita fitnah tersebut, hanya untuk kepentingan politik Pilkada DKI Jakarta. Mereka menganggap bahwa HT dan partai Perindonya mendukung Paslon lawan politik Ahok di Pilkada DKI yakni Anies Baswedan.

Padahal kenyataannya, untuk urusan Pilkada DKI, HT selama ini hanya datang ke TPS untuk mencoblos ketika pemilihan berlangsung (15/2). Selebihnya, HT fokus membangun masyarakat di berbagai daerah. Ia berkeliling ke berbagai pelosok untuk membantu masyarakat, berkeliling ke kampus-kampus dan sekolah-sekolah untuk memotivasi dan berbagi pengalaman kepada para pelajar.

HT Tak ada waktu untuk mengurusi tetek bengek Pilkada DKI Jakarta. Tapi entahlah, mungkin mereka masih tak percaya. Sehingga serangan fitnah serapah tersebut masih saja membabi buta dan bertebaran di sosial media.

Belum ejakulasi melancarkan fitnah lahan di Kemang, baru-baru ini, lawan politik HT kembali melancarkan fitnah yang lebih kejam. HT dan Partai Perindo dituduh bersekongkol dengan Anies Baswedan terkait pendistribusian Kartu Indonesia Pindar (KIP).

Cara mereka dalam melancarkan fitnah yang kedua ini nyaris sama dengan cara yang pertama. Mereka juga menyebarkan melalui situs abal-abal dan media sosial. Situs abal-abal dimaksud adalah seword.com. Sebuah situs yang tak jelas dewan redaksi, alamat kantor, dan sertifikasi dewan persnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun