Mohon tunggu...
Jery Rhainhart Tampubolon
Jery Rhainhart Tampubolon Mohon Tunggu... IT Specialist | Social Justice/Activist | Photographer -

"All Humans Have Rights Let Them Be Equal"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Anak Negara (Belanda)

4 Maret 2013   14:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:20 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Di Belanda anak yang lahir ke dunia
bukan berarti anak orangtuanya seratus persen. Anak juga diakui sebagai anak negara yang akan menjadi generasi penerus bangsa yang akan datang. Negara berhak mengambil anak dari orangtuanya, jika negara menilai orangtua menelantarkan dan tidak bisa mengurus anaknya.

Terlebih orangtua yang melakukan tindak kekerasan terhadap anaknya, dan terbukti secara hukum, maka orangtua akan kehilangan hak asuhnya, bahkan mereka juga bisa masuk penjara.

Kebijakan itu didasarkan asumsi bahwa anak-anak yang dilahirkan ke dunia adalah sebagai penerus generasi yang akan membangun dan memimpin negara di kemudian hari. Oleh karena itu anak-anak amat dilindungi negara dan diwajibkan bersekolah, dididik menjadi anak yang mandiri dan percaya diri.

Atas dasar itu pula, pemerintah Belanda menjamin dan memberikan pendidikan dengan subsidi tinggi mulai dari level TK hingga universitas. Bahkan bagi mereka yang tak mampu bisa mendapatkan pendidikan secara gratis.

Pemerintah Belanda memberi subsidi untuk membayar uang sekolah (lesgeld) setiap tahunnya melalui studiefinanciering. Bagi anak-anak yang masih dibawah umur pengurusan studiefinaciering-nya dilakukan oleh orangtuanya.Tetapi kalau anak sudah menginjak usia 18 tahun, dia bisa mengurusnya sendiri. Formulir untuk meminta studiefinaciring tersedia di setiap sekolah atau bisa melalui internet. Dan nanti pihak sekolah akan memberi penerangan agar si anak atau orangtua bisa mengajukan studiefinaciering ini.

Tidak semua orangtua dibebaskan dari lesgeld, karena karena setiap keluarga ketika mengajukan formulir untuk mendapat studiefinaciering, harus melampirkan jaaropgave yaitu penghasilan bruto setiap tahun yang sudah tercatat di Belastingdiens (kantor pajak).

Jika penghasilan orantuanya di atas maksimum yang sudah ditentukan oleh pemerintah, maka dia tidak bisa mendapatkan studiefinanciering. Mereka tetap diwajibkan membayar sendiri uang lesgeld anaknya, tanpa dibantu studiefinaciring dari pemerintah. Kalaupun setelah dilihat penghasilan bruto setahunnya ada yang dapat itu tidak banyak, misalkan diwajibkan menambah dari dompet sendiri sekian euro setiap bulan untuk uang saku anaknya, semua akan tertulis dengan jelas di surat.

Tetapi bagi orangtua yang perghasilannya minimum, maka pemerintah akan memberi uang studiefinaciering untuk anak itu secara penuh.Orangtuanya dibebaskan tidak membayar lesgeld (uang sekolah). Seluruh biaya pendidikan si anak akan ditanggung pemerintah. Termasuk juga setiap bulan pemerintah akan memberikan uang saku bagi si anak. Uang saku tersebut untuk membeli buku-buku dan sisanya bisa digunakan untuk jajan. Biasanya para pelajar mencari uang jajan tambahan dengan bekerja serabutan.

Dengan kebijakan itu, walaupun orangtuanya adalah pengangguran, si anak tetap dapat bersekolah hingga mencapai perguruan tinggi. Pemerintah Belanda benar-benar sangat mengetahui penghasilan dan kebutuhan keluarga setiap bulannya. Maka di Belanda nggak ada kelas menengah ke bawah. Adanya kelas menengah ke atas. Dan orang-orang yang disebut milyuner kehidupannya juga normal saja tidak merendahkan orang di bawahnya.

Enaknya tinggal di Belanda adalah semua orang menghargai dan dihargai tanpa melihat siapa diri kita ini.Tanpa melihat status, pekerjaan, apalagi harta. Beda dengan di Indonesia antara si kaya dan si miskin kelihatan banget seperti bumi dan langit. Kebanyakan orang kaya di Indonesia sombong dan tidak mau duduk sejajar dengan orang miskin.

Kembali ke masalah sekolah anak-anak. Di Belanda yang sudah kuliah jika menggunakan bus atau kereta bebas tidak dipungut bayaran. Studiefinaciering akan mengeluarkan OV Kaart. OV kaart adalah kartu untuk pelajar atau mahasiswa agar setiap kali naik kendaraan umum gratis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun