Mohon tunggu...
Bude Binda
Bude Binda Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Langkah kecil kita mengubah dunia. Berpuisi di Http://jendelakatatiti.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Money

Tempe Kara Pedang dan Pisang Masya Allah di Banjarnegara Agro Ekspo

21 Oktober 2012   14:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:34 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Oleh Bude Binda

Hari Jumat tak sengaja saya lewat alun-alun mau menengok rumah di Selamanik. Lho kok utara alun-alun ramai? Ada pameran! Motor pun terhenti, saya dan suami turun dan mulai menyusuri stan demi stan pameran. Ternyata pameran pertanian yang bertajuk "Banjarnegara Agro Ekspo".

Setiap kecamatan memamerkan hasil pertanian mau pun olahan hasil pertanian unggulan. Sigaluh memamerkan sayuran organik dari para petani di Bojanegara yang menanam sayur di polybag di halaman dan  pekarangan rumah. Madukara menyajikan salak kualitas ekspor yang sudah bersertifikat. Ada pula nasi jagung instan dan tiwul instan dari kecamatan Pagedongan.  Ada pula pisang Raja Lawe atau kadang disebut pisang Masya Allah karena masya Allah  pisangnya besar-besar dna tandannya panjang dan banyak sisirnya. Pisang ini dipamerkan di kecamatan Banjarmangu dan di dinas pertanian.

Selain stan kecamatan ada juga stan dari dinas terkait. Yang menarik dari dinas ketahanan pangan yang memamerkan pangan lokal sebagai alternatif  makanan pokok selain nasi beras. Ada uwi ular yang panjang meliuk seperti ular, suweg atau iles-iles, keladi, ganyong dll. Sayang tak tersedia bibit tanaman-tanaman tersebut. Saya yakin andai disediakan bibit banyak pengunjung yang tertarik untuk membeli dan membudidayakan tanaman pangan lokal non beras.

Pameran ini berlangsung sejak Jumat  19 Oktober sampai Minggu 21 Oktober 2012. Saya yang hari Jumat sudah membeli tempe terbuat dari kara pedang di salah satu stan kecamatan dan bayar uang muka Rp5000 untuk bibit jeruk purut kembali ke arena pameran. Arena yang ada di Jalan Dipayuda, depan SMPN 1 Banjarnegara sampai depan kantor KPUD Banjarnegara.

Saya pun datang lagi ditemani suami, dan tentu tergoda dengan beberapa barang di pameran. Di stan kecamatan Pagentan saya beli busil/keladi. Satu kg dihargai Rp1.500. Murah meriah, beli juga opak satu bungkus kecil Rp3.000, ditambah  rengginang yang terbuat dari ketela pohon/ubi kayu satu bungkus Rp4.000. Uang sepuluh ribu rupiah dapat tiga macam, busil, opak, dan rengginang ketela.

Di stan kecamatan Banjarnegara saya pun mengambil  bibit jerut purut dan membayar  kekurangannya Rp10.000. Harganya Rp15.000. Sedang di stan HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) Banjarnegara saya tertarik dengan bibit jeruk keprok yang harganya juga lima belas ribu. Setelah trasanksi saya is eng bertanya "Pak,  kantor HKTI di mana?". "Di BPP Bu. Di Argasoka". "Ketuanya masih Pak Tejo?" "Masih, saya sekretarisnya". "Nama Bapak siapa?". "Saya Harjo". "O, Pak Harjo yang dulu Pak Wakil Bupati, putranya Pak Jirno? Maaf Pak saya pangling". Saya pun mengulurkan tangan bersalaman dengan Pak Harjo wakil bupati periode lalu berpasangan dengan pak Jasri. Pak Jirno mantan Bupati Banjarnegara yang sangat dihormati.

Surprise juga jumpa Pak Harjo. Ketika saya melintas di stan Sigaluh untuk kembali membeli bibit pepaya California ada kejutan lagi......Pak Hadi Supeno wakil bupati juga sedang masuk ke stan itu. "Pak Peno". Saya menyapa beliau dan berjabat tangan. Bahkan saya sempatkan bertanya "Pak saya ingin wawancara dengan Bapak boleh?" "Silakan datang saja, wawancara tentang apa?" "Yah tentang apa saja Pak, terutama tentang Adipura, saya gemas lihat Banjar tak bersih seperti dulu". "Saya boleh datang pagi-pagi ke rumah dinas Bapak?" "Silakan datang". Alhamdulillah  keinginan lama saya untuk wawancara dengan beliau  sudah mendapat titik terang, satu langkah sudah terayun.

Pak Peno ke stan sebelahnya, masuk juga Pak Tejo, Bupati Bnajarnegara ke stan Sigaluh. Penjaga stan menawari pot berisi tanaman lombok atau cabai rawit yang tengah rimbun berbuah.

Hari ini kedua pejabat tinggi di Banjarnegara itu membuka acara kontes ternak di alun-alun sekaligus menutup pameran "Banjarnegara Agro Ekspo". Semoga even yang baik ini berlanjut di tahun-tahun mendatang.

Saya ke stan yang menjual tempe kara pedang dan membeli lagi 10 buah. Satu bungkus tempe kara harganya dua ratus rupiah. Kara pedang ini tanaman alternatif pengganti kedelai sebagai pembuat tempe. Kara pedang dapat tumbuh di pekarangan atau kebun. Rasa tempenya tak kalah dnegan tempe kedelai, bahkan lebih empuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun