Mohon tunggu...
M Rosyid J
M Rosyid J Mohon Tunggu... Freelancer - Peneliti

Researcher di Paramadina Public Policy Institute

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ngga Usah Gaya-Gaya Lari Pakai Jaket (di Indonesia)

27 Agustus 2015   16:43 Diperbarui: 27 Agustus 2015   23:46 4347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber: nationalgeographic.co.id"][/caption]

Anda tentu tahu kalau lari menjadi olahraga fenomenal saat ini di Indonesia, setidaknya 5 tahun terakhir. Saya ingat 2011 saya meninggalkan Indonesia, jarang masih jarang sekali event lomba lari. Setahun setelahnya saya kembali ke Indonesia, mendadak banyak sekali event lari. Hampir setiap ulang tahun perusahaan besar sekarang memilih lari sebagai acara puncaknya. 

Tentu anda punya teman yang 'maniac' lari akhir-akhir ini. Sebagian mereka, tentu anda lihat, belanja sepatu running macam-macam dan jaket. Tentang barang yang kedua itu, alasan sederhananya adalah biar badan lebih terasa panas ketika lari dan banyak lemak yang dibakar. Soal ini, saya mau sharing, banget!!!

Begini, saya kini banyak melihat banyak orang lari siang, sore, malem pakai jaket. Maksudnya mungkin memang agar badan lebih banyak berkeringat karena lebih panas. Nah, setahu saya, fenomena lari pake jaket ini sebenarnya (sepertinya) tak lebih dari 'ikut-ikutan' apa yang mereka lihat dari bule-bule lari yang juga pake jaket. Jika saya salah mohon koreksinya.

Apakah ini benar caranya? Saya tidak bisa mengatakan benar atau tidak. Tapi setidaknya saya ingin sampaikan penjelasan singkat dari pengalaman saya. 

Begini, mereka, bule-bule itu lari pake jaket karena dingin! Saya ingat dulu waktu sekolah di AS, orang lari pakai jaket biar tidak kedinginan ketika lari, bukan mencaari panas. Bahkan jika mereka kuat tidak pakai jaket, mereka akan memilih meninggalkan jaket dan memilih topless (Tentu yang perempuan tetap pakai sport bra. Jangan pikir macam-macam). Mengapa?

Dengan udara yang dingin, orang semakin kuat lari, endurance lebih baik ketimbang ketika udara panas. Mereka akan lambat berkeringat! Ingat, lambat berkeringat! Bukan mencari biar cepat berkeringat. Semakin cepat berkeringat, yang ada semakin cepat capek. Dan, kalori yang dibakar pun lebih sedikit! Ingat, keringat bukan ukuran jumlah kalori yang dikabar.

(UPDATE: Saya ingin klarifikasi kalimat saya di atas. Begini, ketika badan kita dilingkupi panas, memang kita akan cepat sekali berkeringat. Itu tentu menggambarkan kalori yang dibakar. Tapi dalam kasus lari, seberapa anda kuat berkeringat adalah masalahnya. Dengan jaket yang panas, maka anda berkeringat, tapi juga akan cepat lelah karena kalor di permukaan tidak diserap udara. Jika anda topless atau pakai kaos tipis, maka setiap kalor atau panas di permukaan tubuh segera pergi diserap udara bebas sehingga kita lebih kuat lari dengan tentunya endurance yang lebih baik)

Di Indonesia, yang terbaik lari ya pakai kaos tipis saja atau topless. Tapi mungkin pakai jaket itu maksudnya lain, takut item sepertinya, hehe.

Berikut beberapa info yang lebih spesifik dan medis. Selamat melanjutkan membaca!

http://health.kompas.com/read/2015/08/05/0731009/Bahayanya.jika.Lari.Pakai.Jaket

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun