Mohon tunggu...
Jati lanang
Jati lanang Mohon Tunggu... Lainnya - Seseorang yang selalu suka dengan tantangan

Masih diatas bumi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jokowi dan Kerja: Di Saat Sapi Butuh Pengakuan

26 September 2017   21:30 Diperbarui: 26 September 2017   22:03 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Photo : Kompas.com)

Apa yang di pikirkan oleh Joko Widodo, Presiden Indonesia ke tujuh,  saat dia membuat slogan; kerja, kerja dan kerja. Apakah Jokowi sedang berupaya membangkitkan etos kerja masyarakat Indonesia yang di nilai lemah, ataukah ingin mengajak setiap orang agar lebih banyak ber-implentasi ketimbang berteori. Atau barangkali ia sedang menyindir, di saat para politisi sibuk melakukan acrobat politik dan para analis politik berbicara dengan pelbagai probabilitas yang bisa saja muncul. Maka boleh jadi ihwal di atas demikian adanya, ataukah mungkin ada sebab-sebab lain. Saya kira hanya Jokowi yang tahu, bukan saya atau anda semuanya.   

Apa juga yang di pikirkan oleh Rene Descartes, melalui perenungan filsafatnya.  Melalui masa perenungan yang cukup panjang, seorang rasionalis perancis abab 17, Rene Descartes pernah menyebut "Cogito Ergo Sum : Saya Berfikir Maka Saya Ada", sebuah pernyataan filosofis yang masyhur sampai hari ini, penuh makna. Dari kajian literasi  yang ada, sesungguhnya Descartes ingin mengatakan bahwa seseorang menjadi nyata jika akal pikiran dan rasionalitas bekerja, ia menjadi hidup sebagai seorang manusia di alam semesta ini.

Nah, Barangkali Jokowi ingin meminjam terminology tersebut dengan bahasa yang berbeda ; "saya Bekerja Maka Saya Ada". Tetapi, bukan berarti bapak Presiden sedang berfilsafat seperti Descartes. Sebab saya yakin, ia tidak punya waktu untuk hal tersebut di tengah pelbagai persoalan Negara dan masyarakat yang begitu pelik dan kompleks.

Kerja adalah cerminan hakekat ke- manusia-an seseorang.  Dengan bekerja manusia membuat dirinya menjadi nyata dalam hidup ini. Dengan bekerja manusia mengisi jiwanya, memenuhi kebutuhan ekonominya, manusia berproses dan membangun kejujuran. Singkatnya melalui kerja manusia  memenuhi kebutuhan dasarnya  baik secara fisik dan  psikologis. Di salah satu bukunya, Franz Magnis suseno menyebutkan ada tiga fungsi dasar dalam kerja, yaitu fungsi reproduksi ekonomi, membangun relasi sosial, aktualisasi dan pengembangan diri. 

Dengan bekerja kebutuhan ekonomi seseorang menjadi terpenuhi, ia mampu memberi hidup untuk diri dan keluarganya; prihal yang bersifat lahiriah atau fisik. Dan yang paling utama  tidak menghalalkan segala cara. Sebab, cara cara yang kotor hanya akan menjebak seseorang dalam kekosongan psikologis dan kepalsuan, serta dapat merusak relasi social sehingga melahirkan konflik di dalam masyarakat.

Secara Psikologis kerja adalah wujud dari aktualisasi diri, Ketika seseorang mampu mengaktualisasikan dirinya dengan baik, maka dia merasa puas dan bangga. Sebab, potensi, sikap dan mental yang ada pada dirinya menjadi terasah dan berkembang dengan baik. Terlebih lagi, ia mampu menunjukkan dirinya manjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain.

Di sisi yang lain, kerja adalah sarana komunikasi  social yang nyata. Lewat kerja, setiap orang bisa berinteraksi dan membangun relasi sosial dengan orang lain, bahkan dengan alam sekalipun. Sebagai misal ; ketika saya menulis, maka secara tidak langsung saya sedang membangun komunikasi dan relasi social dengan orang lain, lewat sebuah tulisan yang di baca. Demikian halnya dengan para pekerja seni, musisi, buruh di sebuah pabrik mereka berkomunikasi lewat karyanya. Walau acapkali mereka terkadang merasa terasing, tetapi itu sesuatu yang di akibatkan oleh hal yang lain : system Kapitalisme yang bengis.

Bekerja juga bisa di  analogikan seperti benda cair yang bernama air. Air yang terus menerus  mengalir, maka kandungan zat nya tidak akan berubah: tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa. Tetapi berbeda dengan air yang tergenang kandungan zat nya akan berubah :  berbau, ber warna dan rasanya pun akan berubah, sebab penuh dengan kandungaa bakteri yang berbahaya. Apakah zat airnya berbeda? Sama sekali tidak. 

Yang menyebabkan sifatnya kandungan zat nya  berubah adalah karena yang satu mengalir terus menerus, sementara satu lagi tergenang. Demikian halnya dengan seorang manusia, jika manusia tersebut hanya tidur, makan, minum, tidak memiliki aktivitas sama sekali, secara perlahan lahan ia akan menjadi manusia yang sakit secara fisik dan mental. Tetapi, sebaliknya bagi manusia yang terus berfikir dan beraktivitas ia akan menjadi manusia yang sehat, energik dan penuh dengan gagasan gagasan yang cemerlang. 

Di suatu senja yang mendung, hujan seakan menggantung. Saya bercanda dengan seorang teman, sambil mengatakan ; bahwa manusia yang tidak mau bekerja, maka derajatnya lebih rendah dari se-ekor sapi. Sebab, sapi pun butuh pengakuan ketika di sebut sebagai sapi, yaitu melalui suatu kerja. Se-ekor sapi harus bisa membajak sawah, menarik gerobak pedati pak tani, Atau akan "mengemukkan dirinya" agar memiliki kualitas daging yang baik dan segar, sehingga lezat untuk di konsumsi sambil orang orang bertanya : ini daging sapi ya?, rasa dagingnya enak, segar dan seterusnya.

Oleh sebab itu, jika sapi butuh pengakuan, bagaimana dengan manusia yang nyata-nyata makhluk yang sempurna, diberikan akal pikiran untuk menimbang baik dan buruk, berkreasi dan mencipta. Barangkali pada titik inilah pernyataan Jokowi menemukan ruangnya. Mengajak kita semua untuk giat bekerja, Ketimbang banyak berbicara atau ber-akrobat tetapi membuat banya orang menjadi "cacat" .  Akhirnya, jika Descartes memanusiakan manusia lewat rasionalitas, sama halnya dengan kerja. Bahwa kerja harus mampu memanusiakan manusia bukan sebaliknya, menciptakan robot-robot bernyawa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun