Mohon tunggu...
Irine Jasmine
Irine Jasmine Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pazzo

20 Maret 2017   07:44 Diperbarui: 20 Maret 2017   18:00 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

           Gadis dengan wajah putih pucat dan rambut hitam yang tergerai itu termangu di dekat jendela. Hening. Ia memandang jendela yang di penuhi embun salju. Quebec terlihat sangat memesona dimata gadis ini. Indah. Salju bertebaran menyelimuti bangunan di kota Quebec. Di pangkuannya, ada sebuah album suram yang dipenuhi debu. Di dalam foto itu ada gadis ini di masa kecilnya dengan memegang piala dan di sampingnya ada kedua orang tuanya. Tiba-tiba gadis ini meneteskan air mata secara deras. Berteriak, seakan ada sesuatu di foto itu yang membuatnya mengingat suatu kenangan suram. Gadis ini tak kuasa menahan tubuhnya, ia jatuh tersungkur dari kursi yang ia duduki. Menangis dan berteriak sangat kencang. Hanya itu yang gadis ini lakukan. Tak lama kemudian, ia mengambil gunting di meja dekatnya. Gunting itu ia tancapkan ke urat nadinya.

***

            Basilicata World University adalah kampus yang berada di Italia, semua mahasiswa yang berprestasi dan beruntung bisa mendapatkan pendidikan disini dengan gratis. Dengan kehidupan asrama yang membuat mahasiswa disini semakin dekat dan tahu budaya negara lain yang ada di dunia. Karena kehidupan asrama disini membuat mahasiswa satu dan lainnya semakin dekat. Tidak mudah untuk bertahan hidup di kampus ini, mahasiswa disini harus berpisah dengan orang tua, berkomunikasi dengan bahasa Inggris dan Italia, dilarang menghubungi ataupun komunikasi dengan keluarga, dan hanya diperbolehkan pulang dengan izin kampus.

            “Ini dia gadis yang tak tau diri, datang terlambat alasannya sholatlah, inilah itulah. Kalau telat ya telat aja. Mahasiswa baru aja udah songong, ingat ya ini bukan kotamu. Kamu gak perlu merengek atau mengadu pada orang tuamu. Disini asrama, hidup sebenarnya ya seperti ini, keras. Untuk saat ini, saya hanya akan memberimu hadiah ini.”  dan tak disangka, Sharene ditampar di depan umum. Semua terdiam.

          “Kalau saja OSPEK selanjutnya kamu masih seperti ini, lihat saja kamu! Aku memperhatikanmu ya, jalang!” sambung Ruttafa, omelan Ruttafa ini membuat Sharene sesak. Senior OSPEK ini terus mengoceh dan mempermalukan Sharene di hadapan para mahasiswa baru.

          “Sekarang, kamu duduk dengan yang lainnya. Sana pergi, aku muak melihat mukamu yang berlagak layaknya kamu adalah ratu. Pergi dan duduk sana!”  Sharene pun langsung mengikuti perintah Rutafa, semua mata masih memandang dengan tatapan sinis.

            Ruttafa Styine adalah orang Amerika asli dan juga ketua OSPEK di kampus baru Sharene, Ruttafa dikenal dengan mulut berbisanya. Ia tak akan segan-segan memaki atau bahkan mempermalukan seseorang yang ia anggap berbuat hal yang tidak wajar baginya. Hampir semua mahasiswa tidak berani berurusan dengan Ruttafa tidak terkecuali dengan Sharene Careeline.

***

             Perasaan Sharene masih sesak, hal ini tak pernah ia sangka akan terjadi di kehidupannya. Suara Ruttafa masih terngiang di pikiran Sharene, teriakan Ruttafa masih jelas terdengar di telinga Sharene, dan ia masih merasa semua mata memandang dengan tatapan sinis. Sharene memasuki toilet, ia menghidupkan keran air. Kemudian, Sharene menangis dan berteriak. Ia menampar pipinya sendiri, menjambak rambutnya sendiri, memasukkan kepalanya di dalam bak yang berisi air. Tak lama kemudian, Sharene jatuh tersungkur dan kepalanya terbentur di lantai toilet. Sehingga membuat Sharene tak sadarkan diri dengan keadaan mengurung diri di toilet.

            Olgave mendengar suara bising dari toilet, Olgave pun langsung panik dan mencoba membuka pintu toilet. “Sharene, kamu di dalam?” tanya Olgave dengan nada panik. “Sharene, buka pintunya sher, kamu baik-baik saja kan?”sambung Olgave sambil mengetuk pintu kamar mandi dengan sangat kencang. Olgave sudah sangat panik, ia pun memanggil pihak sekolah untuk menolong Sharene.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun