Mohon tunggu...
OPA JAPPY
OPA JAPPY Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Acount Baru http://www.kompasiana.com/opajappy

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mesir Bisa, Kapan Indonesia Bisa!?

28 Juni 2012   09:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:27 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_191220" align="alignright" width="300" caption="Muhammad Mursi koleksi english.alarabiya.net"] [/caption] Wapres Mesir, Perempuan, Kristen, Liberal Presiden Mesir Tunjuk Wanita Jadi Wapres

Mohamed Mursi, merupakan presiden pertama Mesir setelah tergulingnya Husni Mubarak; kemenangannya membuat suara pekikan para pendukungnya terdengar sampai jauh. Presiden yang muncul dari/dan didukung penuh Ikhwanul Muslimin tersebut, terpilih dengan lebih dari 50% suara pemilih,  mengalahkan para kandidat lainnya.

Kemenangan Mohamed Mursi dan Ikhwanul Muslimin (organisasi Islam transnasional ini), membawa kekuatiran pada politisi kanan (di Mesir), termasuk kalangan agamawan sekuler, liberal, dan minoritas; kuatir karena memunculkan  penindasan baru Mayoritas terhadap minoritas.

Akan tetapi, kuatir dan kekuatiran tersebut, pupus, Mohamed Mursi, melakukan gebrakan pertaman, gebrakan sejarah, ia akan mengangkta wakil presiden, dari kalangan Kristen Koptik, seorang perempuan, yang juga liberal. (kantor berita MENA dan TV Al-Jazeera, belum membocorkan namanya ke publik Internasional).  Menurut penasihat politik Mursi, Ahmed al-Deif,  "Untuk pertama kalinya dalam sejarah Mesir, seorang perempuan akan mengambil posisi tersebut" Agaknya, dengan cara itu, (walau ini adalah salah satu cara, untuk menggalang persatuan bangsa Mesir), telah memberi rambu bahwa Mesir tidak menjadi negara dengan bentuk pemerintah berdasar agama (agama Islam); sehingga ada jaminan peran sipil sipil yang berdasarkan pada prinsip menghormati perbedaan suku, keyakinan, dan agama. Itu di Mesir, negeri yang baru mengenal demokrasi, dan lepas dari otoritas diktator pemerintah sebelumnya. Baru mengenal, namun melangkah lebih maju dan dewasa dari NKRI, negeri ku tercinta.

Keberanian presiden terpilih, Mohamed Mursi, memilih seorang perempuan, Kristen Koptik, liberal, tentu luar biasa. Mungkin saja, ada kalangan radikal - fundamental di Mesir, yang menolaknya, terutama dari kalangan salafi tradisonal (yang paling sering membuta fatwa aneh-aneh, misalnya tak boleh gunakan huruf  T Latin, perempuan dilarang pegang dan makan pisang, dilarang makan tomat, dan lain senagainya, yang semua ada lambang-lambang berupa Salib). Bagaimana dengan di Nusantara!? Bukankah untuk/pada beberapa kalangan, kata-kata Kristen, Perempuan, Liberal, merupakan sesuatu yang haram!? Misalnya, perempuan tak layak sebagai pemimpin dan imam umat, umat tak boleh menjadikan kafir sebagai pemimpin, pemikiran liberal merusak akidah Islam, dan seterusnya. Oleh sebab itu, di negeri ini, di Indonesia, kecil kemungkinan ada Wakil Presiden dari kalangan minoritas, perempuan, dan liberal. Nah, jika di Mesir bisa, kapan Indonesia juga bisa!?

1340702337842289522
1340702337842289522
Abbah Jappy P

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun