Refleksi Sejarah
Kemarin, 14 Agustus 1945, ku menutupi tulisan refleksi sejarah dengan kalimat berikut, "Besoknya, 15 Agustus 1945, Soekarno - Hatta langsung berhadapan dengan gejolak semangat pemuda RI sambil menekan agar segera melakukan pengambilalihan kekuasaan dari Jepang. Soekarno, hanya tenang menjawab, “Atas nama apa melakukan itu!?” Pengambilan kekuasaan hanya bisa dilakukan oleh Negara, dan bukan kelompok. Oleh sebab itu, harus merdeka, sebelum melakukan yang lainnya.”
Ada beberapa peristiwa dunia, yang terjadi pada tanggal 15 Agustus, yaitu
- 1914 - Kanal Panama mulai beroperasi sebagai pendukung sarana transportasi air
- 1920 - Polandia mengalahkan Tentara Merah pada Pertempuran Warsawa (Perang Polandia-Soviet)
- 1944 - Pasukan sekutu mendarat di selatan Perancis (Operasi Anvil)
- 1945 - Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia
- 1945 - Hari Kebebasan di Korea
- 1947 - India merdeka dari Britania Raya
- 1948 - Garis Paralel 38° ditetapkan sebagai pemisah antara Korea Selatan dan Utara
- 1960 - Republik Kongo merdeka dari Perancis
- 1962 - Perjanjian New York: Irian Barat diserahkan oleh Belanda kepada UNTEA untuk kemudian menjadi wilayah Indonesia
- 1973 - Perang Vietnam: Berakhirnya aksi pengeboman yang diluncurkan Amerika Serikat ke Kamboja
- 1975 - Kudeta militer terjadi di Bangladesh
- 1998 - Ledakan bom terjadi di Omagh, Irlandia Utara. Sekitar 27 orang tewas dalam musibah tersebut
- 2005 - Konflik GAM-RI berakhir dengan penandatanganan nota kesepahaman di Helsinki, Finlandia,
- 1769 - Napoleon Bonaparte, terlahir di Corsica (w. 1821).
- 1945 - Begum Khaleda Zia, Perdana Menteri Bangladesh, [SUMBER]
Selanjutnya ....
Apa yang terjadi pada 15 Agustus 1945, sekitar jelang kemerdekaan RI!?
Ketika itu, Soekarno,ti berhadapan dengan para pemuda yang mendesaknya, agar bangsa Indonesia, jangan terlambat, tak menunggu, dan tidak boleh menanti Jepang meyerahkan kedaulatan Nusantara ke/pada Sekutu. Masuk akal.
Jika itu terjadi, maka Nusantara akan/kembali dijajah Sekutu (yang sebetulnya Belanda); sementara itu, Inggris yang masih sibuk dengan India yang memerdekakan diri, belum sempat mengatur siapa-siapa yang harus ke Nusantara. Jepang masih sebagai penguasa di Nusantara.
Ketika desakan gencar terus menerus menimpa Soekaano - Hatta, agar ambil alih Nusantara, maka Si Bung menjawab, hanya tenang menjawab, “Atas nama apa melakukan itu!?” Pengambilan kekuasaan hanya bisa dilakukan oleh Negara, dan bukan kelompok. Oleh sebab itu, harus merdeka, sebelum melakukan yang lainnya."
Kata-kata itu, itu justru menghentak; semakin membuat para pemuda, bukannya berhenti dan menyerah, melainkan merapatkan barisan dan menyusun rencana; dari pagi sampai malam. Saat itu, bersamaan dengan Rhamadan; masing-masing di/dalam kesunyian ibadah, tak banyak yang ditinggalkan. Pada satu sisi, pemuda/i revolusiener menyusun rencana aksi; di sisi lain, Soekarno-Hatta menata rencana dialog.
Mereka berada pada dua kubu; dua kubu yang mempunyai satu tujuan yaitu Nusantara, harus merdeka; merdeka sebagai bangsa yang merdeka, tak di jajah oleh siapa pun. Nanun dari mana memulainya!?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!