Mohon tunggu...
james sastrowijoyo
james sastrowijoyo Mohon Tunggu... -

Saya James Sastrowjijoyo ingin berbagi tentang ilmu properti

Selanjutnya

Tutup

Money

Rumah Seorang Pekerja Bangunan

22 Maret 2012   02:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:38 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah Tukang kayu

SEORANG tukang kayu bermaksud pensiun dini karena terinspirasi oleh sang boz pemilik perusahaan yang masih muda namun assetnya di mana-mana,Ia ingin pensiun dari pekerjaannya di sebuah perusahaan kontraktor perumahan,Ia menyampaikan keinginanya tersebut kepada pemilik perusahaan.Tentu saja,karena tidak bekerja ia akan kehilangan penghasilan bulanannya,Akan tetapi,keinginan si tukang kayu ini sudah bulat.Ia sudah merasa lelah,Ia ingin beristirahat dan ingin menikmati sisa hari tuanya yang penuh damai dan ketenangan dengan anak juga istrinya.Di pihak lain,pemilik perusahaan merasa sedih telah kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya.Ia selalu memohon kepada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk dirinya,sebagai karya terakhir yang bisa dipersembahkan bagi perusahaan.

Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan tersebut.Tetapi sebenarnya hati kecilnya menolak dan merasa terpaksa.Pikirnya si pemilik Perusahaan tidak mau rugi,bahkan saat-saat tterakhirpun ia masih dipekerjakan. Hatinya tidak sepenuhnya tercurah pada pengerjaan rumah tersebut.Dengan bahan sekedarnya dan bekerja ogah-ogahan,ia pun mengerjakan proyek itu. Alhasil,rumahpun selesai selama beberapa hari bahkan masuk hitungan bulan,rumahpun selesai dengan hasil yang memang tidak optimal.Ia telah mengakhiri karirnyadengan prestasi yang tidak maksimal.

Ketika pemilik perusahaan itu dating melihat rumah yang di bangun di salah satu lokasi yang di mintanya,sang tukang kkayu lalu menyerahkan kunci rumah yang telah dibuatnya tersebut.Sang pemilik rumah mengucapkan terima kasih atas karya terakhirnya itu.

Seraya menyalami si tukang kayu,ternyata sang majikan (pemilik rumah) menyerahkan rumah yang telag di bangun oleh tukang kayu tersebut,”Ambillah,pakailah rumah ini untuk hari tuamu,dan anggaplah ini sebagai ungkapan terima kasih perusahaan terhadap dedikasi dan loyalitasmu selama ini,”Demikian pemilik perusahaan penyampaikan kata kata perpisahan.

Betapa terkejutnya si tukang kayu, Malu dan menyesal dirasakannya sewaktu menerima kunci rumah yang telah dibuatnya sendiri, Seandainya ia tahu,bahwa rumah tersebut akan diberikan untuknya,tentu ia akan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh.Itulah kehidupan yang penuh misteri.Waktu yang merupakan asset terbesar kita terkadang menjadi sia-sia yang diakhiri dengan penyesalan. Padahal,dalam hidup dapat di ibaratkan sedang membangun rumah yang akan kita nikmati hasilnya,baik di hari tua maupun sebagai momentum yang dapat dibaca oleh orang lain.

Apa yang dipikirkan tukang kayu tadi telah mempengaruhi sikapnya terhadap pekerjaan membangun rumah dan berbuahkan tindakan yang ogah-ogahan.Hidup adalah proyek yang kau kerjakan sendiri.pada akhir perjalanan kita akan terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup didalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri.Jamessastrowijoyo.

Diangkat dari sebuah buku”The Ispairing Trainer”

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun