Mohon tunggu...
James Mansula
James Mansula Mohon Tunggu... Guru - Teaching is Passion, is not a Job

Guru Geografi, Alumni SM-3T, Alumni PPG SM-3T, Bigreds Regional Kupang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Habibie di Awal 90an

12 September 2019   11:32 Diperbarui: 4 April 2020   06:49 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.app.goo.gl/aRXx6g2AVp2FkYbS7

Sewaktu masih kecil sekitar awal tahun 90an, bunyi pesawat terbang merupakan sesuatu yang sangat menarik perhatian. Melihat pesawat terbang adalah moment yang sangat langka sehingga setiap anak kecil akan berlari keluar rumah sambil menatap dan menunjuk ke langit bahkan ada yang sampai berteriak kegirangan. 

Habibie adalah nama yang tidak asing lagi bagi anak kecil seperti kami pada saat itu. Orang dewasa yang sudah memiliki pengetahuan terlebih dahulu, pasti akan menceritakan bahwa pembuat pesawat terbang adalah Pak B.J. Habibie. Namanya semakin terkenal di kalangan kami ketika Beliau menjadi Presiden Republik Indonesia yang ke-3 menggantikan Pak Soeharto di tahun 1998. Dari cerita-cerita itu, kami berkesimpulan bahwa Pak Habibie adalah orang yang sangat jenius. Saking jeniusnya Beliau, kami akan menjuluki teman yang pintar dari segi positif, maupun negatif (licik) di sekolah dengan sebutan otak Habibie.

Sekarang nama Beliau kembali terdengar di telinga saya setelah sekian lama, tetapi bukan karena pesawat terbang lagi. Cerita tentang meninggalnya yang diberitakan di mana-mana. Ungkapan bela sungkawa terucap oleh hampir seluruh warga Negara Indonesia yang mengetahui berita kematian Beliau. Beliau telah wafat meninggalkan tangis dan air mata, berpulang dengan tenang ke keabadian bertemu sang pujaan hati. Damailah di Nirwana bersama Eyang Ainun. Ragamu memang telah tiada, tetapi jasa dan budi baikmu akan terus berkumandang hingga ke pelosok negeri.

Indonesia berkabung, bendera setengah tiang berkibar selama 3 hari di setiap tempat sebagai tanda berkabung. Namun bagi saya itu merupakan wujud tanda terima kasih dan penghormatan setinggi-tingginya atas jasa-jasa yang Beliau buat untuk negara Indonesia tercinta. 

Terima kasih Bapak Habibie, sang pembuat pesawat terbang. Tanpamu, saya bersama ribuan anak lainnya tidak akan merasakan indahnya pengalaman masa kecil yang berharga di awal tahun 90an itu. 

Rest in Piece Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng 

25 Juni 1936 - 11 September 2019

******

Sumber gambar : https://images.app.goo.gl/aRXx6g2AVp2FkYbS7

Malaka, 12 september 2019


Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun