Mohon tunggu...
Jamesallan Rarung
Jamesallan Rarung Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Kampung dan Anak Kampung

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Magister Manajemen Sumber Daya Manusia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Aktivis Pancasila

27 Juni 2017   00:54 Diperbarui: 27 Juni 2017   00:55 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pancasila sebagai dasar negara dan filosofi bangsa Indonesia, tidak diragukan lagi. Dalam sejarahnya dimulai dari bangsa ini akan dibentuk sebagai suatu kesatuan dari berbagai suku dan agama di Nusantara ini, Pancasila hadir sejak saat itu sebagai asas yang menjadi panutan dalam berbangsa dan bernegara. Dalam perkembangan sejarah kebangsaan Indonesia selanjutnya, sangatlah jelas terlihat peranan Pancasila sebagai unsur utama pemersatu Negara Kesatuan Republik Indonesia, sampai pada hari ini.

Melihat begitu pentingnya Pancasila bagi bangsa Indonesia, maka kita sebagai generasi penerus dari para "founding fathers" kita, tentunya memiliki kewajiban utama untuk menjaga, mengawal dan mempertahankan Pancasila ini sebagai pemersatu bangsa. Tugas ini tidaklah mudah, terlebih dalam era keleluasaan akses informasi dan teknologi saat ini yang sudah sangat mengglobal. Dimana setiap gerak aktivitas maupun pekerjaan kita sehari-hari sangatlah dipengaruhi oleh media sosial maupun media berita berteknologi tinggi saat ini.

Ruang dan waktu semakin sempit, begitupula jarak semakin dekat dalam hal interaksi personal inter dan antar bangsa. Persoalan ini seharusnya mempermudah dalam hal komunikasi dan arus informasi, akan tetapi dampak ikutannya menjadi tidak sesederhana itu. Pengaruh ideologi, kebudayaan dan agama antar bangsa, akan semakin mudah sampai kepada generasi muda. Dengan demikian, akibat atau efek dari munculnya reaksi dari interaksi ini sangatlah cepat terjadi. Jika terlambat mengantisipasi atau memprediksi dampak negatif dari hal ini, maka tentu saja bisa menggoyang pilar-pilar bangsa ini termasuk Pancasila yang menjadi dasarnya.

Filter informasi maupun "counter" dari "black information" haruslah cepat dan tanggap dilakukan oleh kita semua, baik sebagai unsur Pemerintah maupun sebagai rakyat dari masyarakat di seluruh Indonesia. Tentunya, tindakan yang kita lakukan bukanlah "asal pukul atau main pukul" begitu saja. Akan tetapi, tetap dalam bingkai hukum dan aturan perundang-undangan yang berlaku, dimana tujuannya adalah untuk kepentingan dan perlindungan bagi rakyat banyak dan bukan untuk kepentingan suatu golongan atau kelompok saja.

Dalam konteks ini, maka saya mengemukakan bahwa kita semua rakyat dan bangsa Indonesia perlu untuk menjadi aktivis Pancasila. Apa itu aktivis Pancasila? Yang saya maksudkan dengan istilah aktivis Pancasila ini adalah bagaimana kita dalam setiap aktivitas kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia, menjadikan Pancasila sebagai patokannya. Termasuk dalam hal ini adalah kembali secara aktif melakukan dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalam setiap butir sila yang ada dalam kelima sila dari Pancasila.

Secara aktif mengandung makna selalu siap sedia dan setiap saat menggaungkan dan menyerukan tentang nilai-nilai dari Pancasila, baik dalam aktivitas sehari-hari dalam kehidupan keluarga, masyarakat, pekerjaan maupun berbangsa dan bernegara kita. Tidak itu saja, kita juga perlu memberikan contoh bagaimana melakukan tindakan yang sesuai dengan norma yang terkandung di dalam Pancasila. 

Hal ini bukan perkara mudah, karena makna lain dari secara aktif adalah kita secara konsisten dan terus-menerus melakukan hal ini. Apakah kita sanggup? Harus sanggup. Tentu saja dengan cara saling membantu satu sama lainnya dan juga selalu menerapkan toleransi serta "tepo seliro" dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk ini. Peranan Pemerintah dan segala unsur di dalamnya tentu saja sangatlah menentukan di dalam membentuk, membantu, menjaga dan mengawal warga negaranya menjadi aktivis Pancasila. Tanpa bantuan dan perlindungan dari Pemerintah, hal ini tidak akan terwujud.

Kembali lagi tentang menjadi aktivis Pancasila, dalam hal memperkokoh gerakan sebagai aktivis Pancasila, maka sebaiknya para tokoh masyarakat, tokoh agama maupun tokoh pendidikan harus bahu membahu bersama Pemerintah bersatupadu melakukan hal-hal seperti tersebut di atas tadi. Termasuk di dalamnya adalah organisasi-organisasi baik sebagai elemen Pemerintah, masyarakat ataupun swasta kiranya melakukan hal yang sama. Seperti contohnya dalam bidang profesi kedokteran, Perkumpulan Dokter Indonesia Bersatu (PDIB) pada tanggal 11 Juni 2017 telah mengeluarkan janji kesetiaan yang bernama "Pancasatya Dokter Indonesia", yang isinya adalah:
1. Setia kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
2. Setia kepada Sumpah Dokter Indonesia dan Kode Etik Kedokteran Indonesia
3. Setia dalam pengabdian di bidang kesehatan dan kedokteran secara profesional
4. Setia untuk selalu menjaga dan mempertahankan persatuan dan kesatuan seluruh dokter Indonesia
5. Setia untuk mengembangkan ilmu kedokteran setinggi-tingginya demi pelayanan terhadap rakyat dan bangsa Indonesia serta dunia internasional

Pada kesetiaan nomor satu, sangat tegas disebutkan adalah setia pada Pancasila. Jikalau hal ini diikuti oleh berbagai elemen organisasi di Republik ini, tentunya dengan ciri khas masing-masing, namun tetap mencantumkan janji setia kepada Pancasila, maka hal ini akan sangat mempengaruhi meluasnya gerakan aktivis Pancasila ini. Hal yang sederhana namun mempraktekkan dalam tindakan yang selalu berlandaskan Pancasila dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara, niscaya akan semakin memperkokoh persatuan kesatuan bangsa kita ini.

Pemerintah tak terlepas juga sebagai motor dan regulator dalam menciptakan iklim yang menunjang dari aktivitas mendukung Pancasila ini. Dengan demikian, maka anasir-anasir yang muncul baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang bertujuan untuk menghapuskan Pancasila, akan terpatahkan dan tidak tumbuh subur di negeri Nusantara ini. Langkah dasar yang menjadi benteng yang sangat kuat untuk menghalau para penentang Pancasila dan NKRI, tak lain dan tak bukan adalah pemenuhan kebutuhan mendasar dari rakyat Indonesia. 

Menyediakan stok pangan yang cukup, perumahan yang layak, pendidikan dan kesehatan yang terjangkau adalah hal utama untuk meredam gejolak dan keresahan di dalam masyarakat. Karena jika hal ini tidak diwujudkan atau tidak ditangani dengan baik, maka akan memunculkan benih-benih ketidakpuasan yang dapat dimanfaatkan oleh oknum-oknum atau kelompok-kelompok tertentu yang memang sudah lama bertujuan untuk mengganti dasar negara yang tentu saja akan berujung kepada perpecahan bangsa dan bahkan peperangan. Hal ini sangatlah berbahaya. Tak ada jalan lain untuk meminimalisir hal ini selain pemenuhan akan sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun