Mohon tunggu...
Jacob Arianto
Jacob Arianto Mohon Tunggu... -

Beralih ke sawah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok dan Iwan Bopeng; Karakter Mereka Sama

22 Februari 2017   14:30 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:27 993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ahok, sudah pasti terkenal. Dia adalah gubernur DKI Jakarta dan calon petahana di pilkada. Disamping itu, dia bukan sosok yang susah bersikap kalem, adem, santun, sehingga seringkali bikin rebut dan menarik perhatian orang banyak. Bahkan, akibat kata-katanya yang dianggap menyinggung kitab suci ummat Islam, nama Ahok dikenal dan tak jarang disumpah-serapah diberbagai daerah.

Tapi, berapa orang yang kenal Iwan Bopeng, salah satu timses Ahok? Media sosial memang luar biasa. Ia bisa membuat orang dielukan-elukan tiba-tiba, membuat orang dikenal dalam seketika, dan tentu bisa menjatuhkan orang dalam seketika.  Inilah yang terjadi dengan Iwan Bopeng. Setelah video penghinaannya pada TNI dan warga menjadi viral di media sosial, nama Iwan Bopeng langsung terkenal sebagai bahan lawakan, meme, dan sumpah-serapah.

Dari segi popularitas, antara Ahok dan Iwan Bopeng memang berbeda jauh. Ahok sudah terkenal jauh-jauh hari sementara Iwan Bopeng terkenal seketika. Ahok juga pejabat teras atas sementara Iwan Bopeng hanyalah kacung Ahok atau partai politik. Tapi, keduanya punya kesamaan. Apa itu; mereka suka marah-marah, terbiasa jumawa, susah mengontrol emosi, dan suka berkata-kata kasar.

Ahirnya, mereka mendapatkan pelajaran yang sama, yakni menimbulkan kebencian massal terhadap diri mereka. Orang-orang yang suka menohok perasaan orang dan memupuk kebencian semacam Ahok dan Iwan Bopeng adalah sangat layak untuk disingkirkan dari hadapan kita. Mereka adalah polusi bagi harmoni sosial. Mereka adalah sumber kegaduhan yang tak perlu.

Ahok dan Iwan Bopeng adalah masalah. Kita sudah punya banyak masalah, dan karena itu, terlalu berat bagi kita untuk mendapatkan masalah baru. Sudah selayaknya kita menghindari masalah, sebab jika tidak, masalah hanya akan memperburuk hidup kita, menyusahkan keseharian kita yang sudah susah. Masalah jangan ditimbun, tapi disingkirkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun