Mohon tunggu...
Narliswandi Piliang
Narliswandi Piliang Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveller, Content Director, Citizen Reporter, Bloger, Private Investigator

Business: Products; Coal Trading; Services: Money Changer, Spin Doctor, Content Director for PR, Private Investigator. Social Activities: Traveller, Bloger. email: iwan.piliang7@yahoo.com\r\nmobile +628128808108\r\nfacebook: Iwan Piliang Dua , Twitter @iwanpiliang7 Instagram @iwanpiliangofficial mobile: +628128808108

Selanjutnya

Tutup

Money

Sketsa: Cibaduyut Senyap Sepatu Yusmael Berkibar

17 Desember 2012   00:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:32 1133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

TOKONYA tidak begitu mencolok tampak dari jalan. Namun siang medio Desember 2012 di seberang Kantor Kepala Desa Toboh Baru, Sintuk Barat, Lubuk Alung, Padang Pariman, Sumatera Barat, beberapa mobil tampak parkir dan jalan. Terkesan tak pernah sepi. Pengendara umumnya menenteng kresek kuning bertuliskan: Yoesani Shoes. Dari jalan terlihat mancaragam model sepatu di etalase toko. Dominan sepatu pria. Juga ada sepatu wanita.


Adalah Oyong Liza Piliang, pengelola Pariamantoday.com, mengajak saya mampir ke toko milik Yusmael, pria kelahiran Pariaman, Sumatera Barat, 13 Juni 1965. Yusmael, Mantan guru Bahasa Inggris. Ia lebih senang mengulik kulit, menjadi pengusaha sepatu. Sejak kecil ia banyak menghabiskan waktu membuat sol sepatu di rumah tetangganya. Rupanya pengamalaman silam itu, membekas mengantarkannya kini sebagai pengusaha sepatu. Ia melabel produksi Honesty, selain Yoesani tadi.


Mengenakan pantolan, sandal kulit, dan polo-shirt, Yus mengajak ke bagian dalam workshop sepatunya. Di ruangan dengan dinding bergelayutan lembaran kulit menggantung, di meja-meja berserak sepatu menunggu finishing. Beberapa tukang tampak duduk di lantai, mengerjakan penuntasan sepatu buatan tangan. Ada yang sedang menempelkan lem ke telapak sepatu, ada pula yang tampak menjahit kulit.


“Saya mampu membuat sepatu model apa saja dengan kualitas apa saja, “ ujar Yusmael.


“Saya juga siap membuatkan partai besar maupun volume kecil untuk merk orang lain.”


“Kalau Abang mau merk Iwan Piliang, saya siap buatkan,” tutur Yusmael


Menilik kualitas pekerjaan dan pilihan bahan kulit dipakai, tantangan Yus tadi bukanlah basa-basi. Untuk sebuah sepatu dengan telapak sekaliber produk Florsheim, yang dibandrol di mal besar di Jakarta bisa di kisaran Rp 4,5 juta sepasang, Yusmael menjualnya di rentang harga Rp 350 ribu saja. Sebuah selisih untung bisa dimanfaatkan banyak para pedagang. Apalagi Yus menggaransi mutu sepatunya hingga setahun.


Dalam konteks garansi inilah tampaknya kelebihan Yus lainnya. Selain pengetahuannya tentang kulit, dan menemukan sendiri formula lem kuat tak lekang oleh waktu bila sudah melekat di sepatu produksinya.


Kepada saya ia perlihatkan bahan kulit tebal untuk telapak sepatu sekelas merek Florsheim. Selembar kecil kulit untuk bahan itu dia beli Rp 5 juta.

“Kunci mutu sepatu selain kualitas proses pembuatannya, juga terletak pada pilihan kulit. Kulit sapi umur-umur dua tahun halus dan lembut. Dan itu banyak dipakai sepatu ber-merk,” ujarnya.

Ketekunan dan konsistensi Yus sebagai pengrajin sepatu kini sudah dipercaya, telah membuatnya mendapatkan plafon kredit bank Rp 2,5 miliar. Angka ini tentulah relatif besar bagi pengusaha kecil, apalagi dibandingkan dengan situasi sejak Kebijakan Oktober 1988 (Pakto 1988) deregulasi perbankan; bank pemerintah tidak adalagi yang menjadi agent of development, kredit perbankan dominan ke consumer. Sulit mendapatkan modal kerja. Walaupun Anda punya produk andalan. Dan walaupun skala puluhan atau ratusan miliar, bagi Yus, keadaannya sekarang sudah hikmah yang dia syukuri. Dan itu semua telah dimulai dari perjalanan panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun