Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menyaksikan Indahnya Tari Calon Arang di Bali

25 Maret 2017   22:36 Diperbarui: 28 Maret 2017   01:00 2269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tarian Calon Arang (koleki pribadi)

Menyaksikan tarian Bali sudah sering saya saksikan.  Dahulu, zaman SD hingga SMA sajian tari Bali sering ditampilkan di acara sekolah atau di kampung saat peringatan hari besar nasional.   Tari Bali selalu memberi kesan penuh gerak dan berenergi, irama yang menghentak, serta vokal yang serak dan berat.

Minggu yang lalu (18 Maret 2017) kembali saya bisa menyaksikan kembali tarian Bali.  Ini menjadi sangat berkesan, karena bertempat di Bali dan dalam momentum yang spesial,..he..he mirip nasi goreng yang spesial. 

Momentumnya adalah dalam kegiatan reuni teman kuliah tiga puluh empat tahun yang lalu.  Acara berlangsung di Penebel, Tabanan.  Saat kami hadir di lokasi sekitar senja hari, kami terkejut dengan sambutan tenda layaknya acara resepsi perkawinan. Acara kemudian dirangkai formal, termasuk sambutan atau panduan untuk menghormati tamu alumni. 

Di lapangan, sudah nampak kegiatan peribadatan, stage, dengan peralatan seperangkat gamelan, lighting, sound dan kamera video.  Lapangan seluas sekitar 0.5 ha ini nampaknya sudah rutin digunakan untuk acara tarian, peribadatan atau jenis kegiatan massal.

Tarian pembuka (koleksi pribadi)
Tarian pembuka (koleksi pribadi)
Acara dimulai sekitar jam 19.30, menampilkan empat jenis tarian pembuka, termasuk Panji Semirang.  Tarian ditampilkan oleh tiga atau empat orang perempuan.  Tarian ini sangat nyaman dinikmati baik dari irama musik maupun geraknya yang feminin khas Bali.  Selesai menari, kami pun diberi kesempatan berfoto dengan penari itu.

Berfoto bersama penari (koleksi pribadi)
Berfoto bersama penari (koleksi pribadi)
Berfoto bersama penari (koleksi pribadi)
Berfoto bersama penari (koleksi pribadi)
Pembawa acara, di tengah sajian tarian pembuka, beberapa kali menyebut tarian Calon Arang, sebagaimana tertulis di backdrop panggung.  Tarian Calon Arang sebagai puncak acara, disebut sebagai tarian sakral dan penuh magis, dan kategori tarian yang jarang ditampilkan.  Mendengar kata magis itu, ada rasa penasaran menunggu bagaimana kesakralannya itu.

Kisah Calon Arang sudah banyak diketahui melalui pelajaran sejarah.  Calon Arang hidup dalam zaman kekuasaan raja Airlangga, sekitar abad 11.  Calon Arang adalah janda sakti asal Desa Girah atau Gurah, sekarang di wilayah kabupaten Kediri. Janda itu memiliki anak perempuan bernama Ratna Manggali.  Tidak ada pemuda yang berani melamar karena kesaktian Calonarang yang juga dikenal kejam.  Calon Arang kemudian marah dan menenung rakyat sebagai hukuman.

Adegan kekerasan dalam tari Calon Arang (koleksi pribadi)
Adegan kekerasan dalam tari Calon Arang (koleksi pribadi)
Airlangga kesal terhadap Calon Arang, karena banyak rakyatnya menjadi korban. Airlangga berupaya menumpas Calon Arang.  Memang sungguh tidak mudah menumpas kejahatan itu.  Disinilah sebenarnya inti cerita tarian malam itu.  

Tokoh dalam tarian memerankan simbol-simbol kejahatan, angkara murka dan kesombongan.  Sisi jahat yang semena-mena, merajalela dalam kehidupan manusia, mengancam dan membunuh orang-orang yang lemah.  Sisi jahat itu selalu ada di pihak yang kuat dan berkuasa, yang dengan kekuasaannya itu semakin meningkatkan kesombongannya.  Ia menantang semua makhluk di jagat raya untuk melawan dirinya.

Tarian Calon Arang (koleksi pribadi)
Tarian Calon Arang (koleksi pribadi)
Simbol kesombongan itu diperagakan oleh tokoh sakti mandraguna, kebal dan kuat.  Ia mempersilakan dirinya ditusuk, dibakar, atau ditendang, atau adegan kekerasan lain.  Ia buktikan tubuhnya sangat kuat.  Ada lebih 10 kali adegan tokoh ditusuk keris, termasuk pemeran wanita.  Mereka semua kebal, bahkan keris yang tebal itu menjadi bengkok. Bagian tubuh manapun, dada, perut atau leher seolah seperti baja sehingga tidak tembus oleh keris.  Ada juga tokoh yang tidak terbakar oleh bara api, dan bergeming dari pukulan atau tendangan.

Ini yang membuat penonton jadi miris, tidak tahan.  Adegan tusuk keris ini sangat berbahaya, penuh magis dan mistis.  Para pemeran tarian telah dikondisikan secara mistis. Bila tidak disiapkan dengan baik, acara sejenis ini bisa memakan korban dan meninggal dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun