Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Makan di Warung Bu Sari, Kaohsiung, Taiwan

24 Agustus 2017   06:44 Diperbarui: 24 Agustus 2017   18:52 4123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warung Bu Sari, Kaohsiung, Taiwan (koleksi pribadi)

Saat pergi ke negara lain, selalu ada perasaan kangen dengan rumah asal. Hasrat itu selalu muncul, dalam berbagai kebutuhan, termasuk urusan makan. Ini saya rasakan saat kami jalan-jalan di Kota Kaohsiung, Taiwan.

Di Kota Kaohsiung ada Warung Bu Sari, warung Indonesia, tempat melepas kangen orang-orang Indonesia yang tinggal di seputaran Taiwan bagian Selatan. Kaohsiung adalah kota terbesar kedua di Taiwan. Yang makan di sini memang banyak orang-orang Indonesia, terutama para pekerja atau mahasiswa muslim. Ini warung dengan menu makanan halal, menjadi tempat favorit orang-orang Indonesia.

Lokasi warung halal Bu Sari, tidak jauh dari pusat kota. Dari main station kereta, berjalan kaki hanya sekitar 10 menit, atau sejauh 700 m ke arah barat daya. Warung berada di Jalan Tongai nomor 84, Distrik Sanmin. Wilayah ini menyajikan macam-macam kuliner, di Indonesia seperti di seputaran Jalan Gajah Mada di Jakarta, Blauran Surabaya, atau Stasiun Kota Malang.

Warung Bu Sari, Kaohsiung, Taiwan (koleksi pribadi)
Warung Bu Sari, Kaohsiung, Taiwan (koleksi pribadi)
lokasi warung bu Sari, Kaohsiung, Taiwan (googlemap)
lokasi warung bu Sari, Kaohsiung, Taiwan (googlemap)
Warung Bu Sari ini menempati tempat permanen, dengan penanda yang jelas. Ruang warung terlihat bersih dan rapi. Di depan warung dan sepanjang jalan ditemui banyak pedagang kaki lima, menjual aneka makanan, gorengan, kue, atau kuliner lain. Luas warung Bu Sari cukup lebar, bisa menampung 20 orang. Warung buka mulai jam 11.00 hingga jam 20.00.
Menu warung Bu Sari, Kaohsiung, Taiwan (koleksi pribadi)
Menu warung Bu Sari, Kaohsiung, Taiwan (koleksi pribadi)
Menu masakannya pun macam-macam, antara lain lalapan, kare ayam, soto ayam, rawon, gado-gado, bakso, sate kambing, ikan bakar, atau nasi goreng. Minumannya juga seperti ditemui di Indonesia seperti es dawet, es cendol, soda gembira, teh, atau kopi susu.

Dari nama menu itu, pasti menggugah selera dan bisa melepas kangen akan tanah air. Harga juga sangat terjangkau. Soto ayam, bakso atau mi ayam dibandrol harga 100 NT atau sekitar 43 ribu rupiah per porsi. Di sini juga dijual camilan krupuk, kue, atau gorengan. Juga terpampang di etalase seperti minuman, makanan, aneka krupuk, kebutuhan pokok, atau tas perempuan. Untuk memanjakan pengunjungnya, juga disediakan free wifi.

20170823-201644-599e044ff0f7903e6d4e00c3.jpg
20170823-201644-599e044ff0f7903e6d4e00c3.jpg
Warung Bu Sari sangat ramai di Hari Sabtu atau Minggu. Para mahasiswa dan pekerja Indonesia, memanfaatkannya terutama saat makan siang sekalian sholat. Mereka sambil bercengkerama khas daerah masing-masing dan bersilaturahmi di tengah kesibukan harian. Bisa juga untuk tempat janjian untuk ketemuan.
warung Bu Sari, Kaohsiung, Taiwan (koleksi pribadi)
warung Bu Sari, Kaohsiung, Taiwan (koleksi pribadi)
Menu warung Bu Sari, Kaohsiung, Taiwan (koleksi pribadi)
Menu warung Bu Sari, Kaohsiung, Taiwan (koleksi pribadi)
Saya ke sana saat makan malam, ditemani putri saya yang studi di NPUST Pingtung. Kami memesan ayam bakar dan mia ayam. Saya juga sempat makan tempe goreng tepung, atau mendoan. Memang benar-benar nikmat, khas Indonesia. Warung Bu Sari bisa memenuhi hasrat akan rasa pedas bagi kebanyakan lidah orang Indonesia. Mengapa? Karena menu makan di Taiwan umumnya tidak tajam atau hambar, kurang sula cabai. Warung Bu Sari juga nenerima pesanan (catering), untuk kepentingan acara-acara tertentu oleh orang Indonesia.
Pengunjung warung Bu Sari, Kaohsiung, Taiwan (koleksi pribadi)
Pengunjung warung Bu Sari, Kaohsiung, Taiwan (koleksi pribadi)
Saat makan di sana, sudah ada pengunjung dari Indonesia yang sedang makan. Percakapan dalam bahasa Jawa begitu hangat dan kental, benar-benar khas obrolan seperti di Tanah Air. Begitu pun saat membayar di kasir, sebutan mbak dan mas saling menyapa hangat. Bu Sari pemilik warung adalah orang Indonesia, mempekerjakan dua orang juga dari Indonesia. Mereka adalah orang-orang yang menggantungkan hidup di negara lain.

Kaohsiung, 24 Agustus 2017

Penulis menulis buku:

  • Iwan Nugroho. 2011. Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 362p. ISBN 978-602-9033-31-1
  • Iwan Nugroho dan Rokhmin Dahuri. 2012. Pembangunan Wilayah: Perspektif ekonomi, sosial dan lingkungan. Cetakan Ulang. Diterbitkan kembali oleh LP3ES, Jakarta. ISBN 979-3330-90-2 
  • Iwan Nugroho dan Purnawan D Negara. 2015. Pengembangan Desa Melalui Ekowisata, diterbitkan oleh Era Adicitra Intermedia, Solo. 281 halaman. ISBN 978-602-1680-13-1 
  • Iwan Nugroho. 2016. Kepemimpinan: Perpaduan Iman, Ilmu dan Akhlak. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 362p. ISBN 9786022296386

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun