Mohon tunggu...
Iwan Bahariyanto
Iwan Bahariyanto Mohon Tunggu... Administrasi - sebagai pecinta kuliner, teknologi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

saya seorang PNS berusia 48 tahun dengan hobi kuliner, membaca, dan juga jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menulis Opini ala Tempo

13 Agustus 2018   16:43 Diperbarui: 13 Agustus 2018   17:10 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Membuat sebuah tulisan opini yang berhasil menembus media massa tentunya menjadi kebanggaan tersendiri. Memang tidak mudah menulis sebuah opini, karena tulisan itu harus bagus dan layak untuk dimuat di kolom opini media massa?

Sebuah tulisan opini yang baik, tentunya kreatif dan bisa diterima oleh publik. Terlebih jika tilisan berupa opini tersebut bisa sampai tembus ke media masa, karena menulis opini menjadi menarik tatkala ada sebuah issue yang sedang ramai diperbincangkan bahkan menyita perhatian publik. Disinilah peran serta seorang penulis yang kreatif harus mampu mencari data-data penunjang untuk bahan argumen di dalam menulis sebuah opini.

Beberapa waktu lalu, kami pernah mengikuti pendidikan dan latihan "Menulis Opini Ala tempo" yang berlangsung selama 3 hari dari tanggal 7 - 9 Agustus 2018 pada sebuah lembaga sayap PT. Tempo Inti Media Group yang di gagas untuk memfasilitas pengembangan kualitas jurnalistik secara luas dimana lembaga tersebut telah menyelenggarakan pelatihan menulis sejak 2009.

Tempo Institute menyelenggarakan Klinik Menulis Opini yang mengajarkan tentang penulisan opini yang baik dari sudut pandang media dan jurnalistik. Dalam tiga kali pertemuan, masing-masing berdurasi kurang lebih tujuh jam, para peserta diajak berlatih menulis opini bersama para mentor dari lingkungan wartawan Tempo dengan materinya berupa bagaimana caranya mengidentifikasi dan mengetahui karakteristik media, nilai berita dan etika menulis opini, mind mapping ide dan angle, serta bagaimana membuat Lead, Judul, serta Membangun Argumentasi.

Ada yang menarik dari pelatihan tersebut, dimana peserta sebelum mengikutinya harus membuat sebuah tulisan opini yang sudah pernah dibuat sebelumnya untuk bahan praktik, bedah, dan mentoring yang nantinya akan di bahas baik dari segi judulnya, leadnya, kekuatan datanya, serta argumentasinya. Peserta dibagi dalam beberapa kelompok.

Lead Harus memikat Pembaca

Seperti halnya tulisan-tulisan lain, lead atau alinea pertama dari tulisan opini sudah harus memikat. Dalam sehari seorang editor media (apalagi media nasional) pasti menerima begitu banyak tulisan opini. Mereka tidak mungkin membaca dengan seksama satu per satu tulisan yang masuk, jadi teknik yang digunakan adalah membaca lead dari tulisan yang terkirim. Apakah lead itu menarik atau tidak? Kalau menarik maka besar kemungkinan editor akan membacanya hingga tuntas. Tapi kalau tidak menarik, hmm...bisa jadi editor akan bergumam, "next!.

Bagaimanakah sebuah lead atau alenia pertama bisa memikat?, Kita sepakat bahwa tulisan opini yang bagus terlihat dari kalimat pertamanya. Makanya seorang penulis berjuang mati-matian untuk membuat kalimat semenarik mungkin. Kalimat awal sangat menentukan bagi seorang penulis apakah pembaca akan meneruskan bacaannya atau kabur ketulisan lain. boleh dibilang selain judul, lead adalah 'wajib' memikat hati pembaca. Itu sebabnya, lead menjadi begitu penting,

Kemudian yang juga menjadi perhatian dalam penulisan opini yaitu adalah ngle atau sudut pandang karena angle merupakan hal penting untuk menajamkan opini. Makanya seorang penulis itu selalu berusaha mencari engle yang berbeda dari penulis-penulis lainnya. Lalu yakni eksplorasi gagasan dan argumentasi. Karena disini penulis opini bisa menyodorkan data-data yang valid yang bisa dijadikan sebuah argumantasi pada tulisan opini.

Jadikanlah tulisan kita dipahami, enak dicerna oleh pembaca, memakai bahasa yang gampang dimengerti masyarakat, sehingga bahasa yang ditulisnya, efektif, efisien, dan mudah dimengerti. Mengalir sebuah tulisan dari paragraf satu ke paragraf berikutnya. Karena juga sangat menentukan dari sebuah tulisan opini. Kalau pembaca sudah tidak memahami dan mengalir tulisan tersebut maka pembaca akan males untuk meneruskan membaca.

Memang sulit ditembus, tetapi bukan sesuatu yang mustahil untuk ditembus. Kuncinya adalah pantang menyerah dan tidak cepat putus asa, belajar dan belajarlah terus. Perbanyak membaca dari penulis-penulis opini terkenal untuk menambah wawasan serta sebagai bahan refrensi serta pembendaharaan kata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun