Mohon tunggu...
Ivan DP
Ivan DP Mohon Tunggu... -

i like cat, cat is good. cat is lyfe.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Gak Apa-apa Miskin, yang Penting Sombong

27 April 2017   03:08 Diperbarui: 28 April 2017   05:00 4273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kita semua memiliki gaya hidup yang berbeda beda. ada yang memprioritaskan untuk menyiapkan masa depannya ada juga yang tidak bersiap siap dan fokus terhadap apa yang ada di hari ini. tapi seiring perubahan zaman gaya hidup manusia juga berubah ubah, perubahan gaya hidup yang dilandasi oleh perubahan zaman inilah yang menyebabkan lahirnya kaum miskin urban.

Siapakah kaum miskin urban ini ? jawabannya adalah orang orang yang mendahulukan gaya mereka daripada kebutuhan mereka (mendahulukan kebutuhan sekunder daripada kebutuhan primer) padahal pendapatan mereka tidak sesuai dengan gaya mereka. Kaum kaum ini banyak sekali kita jumpai di negara tercinta kita tanah air Indonesia. 

Terutama di kota kota besar seperti surabaya, jakarta , malang. Sebetulnya mereka tidak benar benar miskin tetapi walaupun penampilan mereka terlihat seperti anak gaul, jumlah uang cash ataupun di ATM mereka pasti sama seperti uang jajan saya waktu SMA. Apa yang menyebabkan mereka menjadi seperti itu ? jawabanya adalah GENGSI !!

Gengsi mereka yang terlalu tinggi membuat mereka tidak menyadari bahwa mereka membawa dampak dampak negatif bagi Indonesia, contohnya adalah memiliki barang barang kreditan seperti mobil dan sepeda motor, siapa sih yang tidak ingin memiliki kendaraan pribadi? mobil adalah senjata pamungkas bagi anak anak muda jaman sekarang, karena tidak kepanasan , ber AC dan kelihatan prestige (kemewahan) nya. Itupun kalau orang tua mereka serba kecukupan dan mampu membelikan mereka mobil.

Tapi kalau salah mindset dan menggunakan sistem kredit ini yang sudah fatal. Memang benar kalau punya mobil sangat senang tapi kalau setiap tanggal gajian tiba, uang yang seharusnya dipakai untuk makan malah pergi ke tukang kredit kan repot juga. Hal hal seperti inilah yang membuat indonesia semakin bertambah macet karena mudahnya mendapatkan mobil dengan menggunakan sistem kredit dengan alasan gengsi. 

Entah gengsi karena iri dengan tetangganya atau hanya untuk mencari pacar atau bahkan hanya iri karena banyak teman teman nya yang foto di dalam mobil bersama pacar atau malah untuk melakukan perbuatan yang tidak tidak di dalam mobil. Mungkin inilah yang membuat indonesia tidak mengalami kemajuan. saya pernah membaca kutipan seorang tokoh politik dan ekonom dari kolombia yang bernama Gustavo Petro yang berisi “A developed country is not a place where the poor have cars. It’s where the rich use public transportation.” (negara yang maju bukanlah tempat dimana orang yang miskin memiliki mobil, tetapi dimana si kaya menggunakan transportasi umum)

Selain kendaraan pribadi kaum kaum miskin urban yang ingin dianggap kekinian juga membeli gadget terbaru yang mahal seperti GoPro, Iphone atau bahkan Drone hanya demi kepentingan like di instagram. Padahal diam diam ternyata barang barang “terbaru” tersebut masih kreditan. Entah mereka tidak percaya diri kalau tidak memegang gadget terbaru atau alasan lain tetapi saya selalu berfikir bahwa apabila kita mengikuti tekhnologi terbaru tidak akan ada habisnya karena tekhnologi akan selalu berinovasi.

Penampilan mereka juga tidak mau kalah , selalu membeli pakaian pakaian mahal yang bermerk dan bergaya mewah dari ujung rambut sampai ujung kaki, tidak lupa dengan aksesorisnya agar terlihat semakin “nge jreng” rela utang sana sini agar saat nongkrong tidak malu.parahnya terkadang ada juga orang yang membeli barang bermerk tetapi barang barang tersebut adalah barang barang KW setidaknya apabila ingin bergaya atau terlihat berkelas/classy belilah barang barang yang original. 

Tapi apa yang dibanggakan ? kalau demi gaya banyak hal hal yang dikorbankan lebih baik menggunakan pakaian pakaian yang biasa saja. Berapapun gaji kamu akan cukup untuk bertahan hidup tapi tidak akan cukup untuk gaya hidup. Bahkan ada yang memamerkan barang yang bukan kepemilikanya seperti laptop gaming atau meja billyard.

Demi ke eksistensian kaum miskin urban juga pilih pilih tempat tongkrongan seperti Starbuck, rumah opa , java dancer ,madam wang. Namun bagi kaum kaum salah mindset ini tempat seperti ini sekedar minum kopi adalah kebutuhan primer. Kenapa mereka sampai rela mengeluarkan ratusan ribu demi sekedar minum kopi? Jawabanya adalah untuk menunjukkan kepada orang orang lain. Mereka merasa bangga apabila sudah check in di path di tempat tempat mahal atau posting di instagram dan snapgram. 

Terkadang saya sering menjumpai mereka hanya memesan menu yang paling murah dan nongkrongnya lama sendiri supaya bisa menunjukkan di sosial media mereka. Terkadang mereka sok membayarkan minuman atau makanan teman mereka agar mendapatkan pengakuan dari teman teman nya bahwa dia adalah orang yang kaya atau mampu.Miris sekali kehidupan mereka penuh kebohongan dan kurang menikmati kehidupan mereka namun entahlah apabila mereka menikmati gaya hidup mereka ya saya no comment saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun