Mohon tunggu...
Muhammad Itsbatun Najih
Muhammad Itsbatun Najih Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aku Adalah Kamu Yang Lain

Mencoba menawarkan dan membagikan suatu hal yang dirasa 'penting'. Kalau 'tidak penting', biarkan keduanya menyampaikan kepentingannya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Defisit (Iklan) Kesehatan di Ruang Publik

19 Februari 2019   16:02 Diperbarui: 19 Februari 2019   16:34 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: rosda.co.id

Ruang lingkup mutakhir dunia kesehatan mencakup lintas disiplin ilmu. Tidak saja berurusan obat, penyakit, makanan sehat, dokter. Melainkan pula bersinggungan dengan ranah Ilmu Komunikasi. Mempromosikan cara hidup sehat termasuk bagian Komunikasi Kesehatan yang baru saja terdaulat sebagai keilmuan baru. Basis keilmuan ini teranggap berkelindan beririsan antara ilmu kedokteran dan ilmu komunikasi.

Komunikasi Kesehatan dilatarbelakangi kian pesatnya laju tekonolgi dan informatika. Dengan artian, penetrasi teknologi mengantarkan pada interaksi antarmanusia kian intensif. 

Gaya hidup manusia modern bersimbol mengakrabi alat gawai menghadirkan ragam informasi, termasuk kesehatan. Celakanya, kemudahan pemerolehan informasi kerap mendatangkan penyakit dan mewabah. Wabah itu adalah sebaran hoaks. Hoaks kesehatan yang menyematkan orang awam bak ahli medis.

Tengoklah info-info kesehatan dengan kemasan video maupun narasi teks di Internet. Betapa banjir petuah hidup sehat mengalpakan bersumber kajian akurat dari pakar. 

Salah--salah, aneka info kesehatan di jagat maya menyebabkan penyakit anyar. Tak ada yang bisa dituntut ketika salah obat, keliru ramuan; lantaran memang tidak ada subjek penanggungjawab. Karena itu, buku ini menjadi rujukan penting menyikapi fenomena informasi kesehatan dewasa kini; agar kiranya tepat dan selamat menelaah info kesehatan.

Hari-hari ini iklan produk kesehatan membanjiri kanal-kanal publik. Mengecualikan di Internet, juga paling kentara dan merupakan bagian penelitian di buku ini, adalah iklan kesehatan reproduksi (obat kuat) di surat kabar. Iklan kesehatan macam itu dianggap mengandung kemusykilan. 

Penggunaan bahasa hiperbol/superlatif menjadikan jenis pariwara model itu menyalahi etika periklanan. Iklan produk kesehatan terlarang menggunakan istilah "paling manjur", "top", "nomor satu".

Tidak jarang banyak keluhan datang dari konsumen gegara khasiat obat di luar ekspektasi. Untuk mengantisipasi banjir keluhan, media massa menyatakan hasil produk merupakan tanggung jawab pengiklan. 

Namun, media massa sebenarnya tidak bisa begitu saja seakan berlepas tangan. Ilmu Komunikasi Kesehatan mencoba mengurai catatan kritis seperti: apa pertimbangan surat kabar meloloskan iklan tersebut. Bagaimana alur proses dimuatnya iklan serta bagaimana kebijakan media massa terkait pemasangan iklan kesehatan (hlm: 103).

Di sinilah peran penting Komunikasi Kesehatan membantu masyarakat awam dengan kecakapan memafhumi antara iklan dan produk kesehatan. Iklan sebagai ejawantah praktik komunikasi mendasarkan sifat manipulatif; bahwa iklan mempunyai kekuatan memengaruhi yang cenderung berlebihan (hlm: 111). Sembari kita memaklumi bahwa iklan menghasratkan pundi-pundi keuntungan besar. 

Pembacaan macam ini memaksa konsumen awam untuk bijak dan secara wajar melihat iklan kesehatan. Penyikapan ini agar konsumen tidak gampang silau terhadap "janji-janji" produk kesehatan berdiksi bombastis-sensasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun