Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Banten, Bukan Hanya Atut

8 Januari 2014   19:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:00 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belakangan ini, Banten menjadi sorotan Nasional, terutama pasca di Jebloskannya Atut ke Rutan Pondok Bambu oleh KPK, hampir tiada hari tanpa pemberitaan tentang Banten. Padahal, sesungguhnya, Banten bukan hanya Atut, ada hal yang sangat krusial yang perlu diberitakan selain Atut.

[caption id="attachment_314665" align="aligncenter" width="509" caption="Kondisi Jalan Provinsi Saketi - Malingping (dok. Pribadi)"][/caption] Berita yang sangat krusial itu adalah masalah transportasi.

Sudah lama masyarakat Banten merasakan sengsara disebabkan transportasi yang memprihatinkan itu. Demikian parahnya kondisi Jalan di Banten, Jika jalan itu, Jalan Kecamatan atau Kabupaten, masih dapat dimaklumi, tetapi jika Jalan Provinsi, maka ada sesuatu yang tidak beres disana.

Contoh konkret dari parahnya kondisi Jalan Provinsi itu, adalah Jalan Provinsi yang menghubungkan Malingping di Kabupaten Lebak dengan Saketi di Kabupaten Pandeglang. Jalan dengan jarak 62 km itu, kondisinya tidak pernah tuntas bagus. Ketika ruas jalan yang satu selesai diperbaiki, segera ruas jalan yang lain rusak kembali. Begitu seterusnya, ironisnya panjang jalan yang rusak dan yang tidak rusak selalu lebih panjang jalan yang rusak.

Beberapa penyebab selalu rusaknya, jalan Saketi – Malingping, antara lain;

- Jumlah tonnage, kendaraan yang melewati jalan Saketi – Malingping sering melewati batas maksimal. Jalan Saketi – Malingping merupakan urat nadi perekonomian pada daerah Banten Selatan, hampir seluruh hasil kekayaan alam daerah selatan, berupa Batu Bara, Pasir, Kayu, Bahan sembako, setiap hari melewati Jalan ini. Dengan kendaraan tronton yang bermuatan sekitar 30 ton, jalan ini sangat tidak layak untuk dilewati, dilihat dari konstruksi yang hanya diaspal, meskipun disana-sini ada yang dibeton dengan ketebalan 20 cm. akibatnya mudah diprediksi usia aspal dan jalan beton itu, hanya dalam hitungan bulan sudah rusak kembali.

[caption id="attachment_314666" align="alignnone" width="509" caption="Kondisi Jalan Provinsi Saketi - Malingping (dok. Pribadi)"]

13891841022087670352
13891841022087670352
[/caption] - Perbaikan yang tidak mengindahkan kaidah tekhnis yang benar. Pekerjaan-pekerjaan yang mengawali pekerjaan pengaspalan tidak dilakukan dengan dengan benar, sesuai dengan kaidah tekhnis, seperti misalnya pada pekerjaan leveling, pekerjaan ini dimulai dengan pemasangan batu 5/7 lalu disela dengan batu 2/3 atau ¾ lalu dipadatkan, kemudian diaspal, setelah itu dilapisi dengan abu batu sambil dipadatkan kembali, tetapi yang terjadi di lapangan, pada pekerjaan leveling ini hanya ditimbun dengan batu yang dilapisi dengan tanah boncos, sepintas memang terlihat lubang-lubang tertutupi, tetapi akibat yang ditimbulkan setelah pekerjaan hot mix selesai, bagian-bagian jalan yang berlubang, selalu terjadi pada bagian-bagian lubang yang dikerjakan dengan cara tidak benar ini.

- Perbaikan yang tidak mengindahkan kaidah tekhnis, juga terjadi pada bagian-bagian yang longsor, setelah dipasang Bronjong atau Tembok Penahan Tanah, material tanah yang digunakan untuk menguruk masih menggunakan tanah yang sama. Padahal tanah itu tidak memenuhi syarat tekhnis, mengapa tidak menggunakan tanah super merah, tokh jenis tanah model ini, banyak juga terdapat sekitar jalan ini, jadi ada kesan cari mudah saja dan pembiaran terhadap kualitas pekerjaan.

- Tidak adanya dan berfungsinya sarana pendukung Jalan. Hampir pada seluruh ruas Jalan Saketi – Malingping, tidak terdapat bahu jalan, berem hampir semuanya tidak berfungsi, saluran air bisa dikatakan hampir sepanjang jalan ini tidak tersedia, kalaupun ada, sudah tidak berfungsi, saya sendiri, tidak tahu, apakah sengaja tidak dibuat atau dibuat tidak dipelihara, tidak dipelihara karena tidak cukup dana atau bagaimana?

[caption id="attachment_314667" align="alignnone" width="509" caption="Kondisi Jalan Provinsi Saketi - Malingping (dok. Pribadi)"]

13891841421395315982
13891841421395315982
[/caption] - Adanya salah Design. Pada beberapa ruas jalan, metode perbaikan salah design, hal ini dapat dilihat ketika ingin memasuki kota Malingping, pada ruas jalan ini, tanjakan jalan cukup curam, kiri kanan tidak ada berem jalan dan tidak ada saluran air. Mengapa design jalan masih menggunakan Hotmix? Mengapa tidak menggunakan Beton saja. Akibatnya, ruas jalan sebelum masuk kota Malingping selalu berlubang besar dan sangat membahayakan pengguna Jalan.

- Masih banyak, hal-hal lain yang perlu mendapat perhatian Pemda Provinsi Banten untuk menuntaskan pekerjaan Jalan Saketi – Malingping dengan metode paripurna, bukan dengan metode tambal sulam selama ini, hal ini jika kita tidak ingin ruas jalan Saketi – Malingping, sebagai berita yang lebih layak diberitakan dibandingkan dengan berita tentang Atut …..InsyaAllah.

[caption id="attachment_314668" align="alignnone" width="509" caption="Kondisi Jalan Provinsi Saketi - Malingping (dok. Pribadi)"]

13891841781206099573
13891841781206099573
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun