Mohon tunggu...
Iswanto Junior
Iswanto Junior Mohon Tunggu... profesional -

penikmat kuliner, politik, budaya & misi kemanusiaan @iswanto_1980

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Haji dan Pemberantasan Korupsi

23 Mei 2014   07:46 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:12 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika mau ditarik kebelakang, penyelenggaraan ibadah haji selama ini selalu menuai masalah. Carut marutnya ibadah haji sudah berlangsung sejak orde baru. Kementrian agama sebagai lembaga yang berwenang menyelenggarakan ibadah haji ternyata hanya dipenuhi oleh oknum oknum bermental korup. Jika saja KPK membuka korupsi sejak zaman orde baru, maka penjara diseluruh negeri ini tidak akan mampu menampung seluruh oknum pejabat yang korupsi di kemenag.

Bisa saya katakan, sejak orde barulah korupsi dipupuk menjadi subur bahkan ditanam dengan bibit unggul. Hingga kitapun bisa merasaan dampakya. Hampir disemua lini korupsi tumbuh subur, bahkan 'diwilayah' Tuhan pun seperti di kemenag, lahan korupsi seperti sebuah oase yang harus siap dihabiskan. Ibadah haji adalah ritual kewajiban sebagai mahkluk Tuhan yang dijalankan oleh umat Islam, mengapa masih ada tangan tangan kotor di kemenag yang tega menggerogoti dana para tamu Allah.

Surya Dharma Ali ini bukanlah tokoh sembarangan dalam kancah politik Indonesia, Ketua umum Partai berlambang Ka'bah ini dikenal sebagai pemimpin islamis yang memiliki integritas, memegang teguh prinsip, dan tak mudah terbawa arus. Sejumlah jabatan mentereng pernah disandangnya antara lain : ketua komis V DPR RI, Menteri Negara Koperasi dan UKM, Ketua Umum PPP dan Menteri Agama.

Namun hari ini SDA tak bergeming ketika di tetapkan menjadi tersangka dana haji oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dua alat bukti sudah cukup untuk menjerat ketua umum PPP tersebut. Saya sendiri menduga Suryadharma Ali tak mungkin bermain sendirian dalam hal ini, akan banyak tersangka baru dalam aliran dana haji ini. Kasus haji ini bernilai triliunan, bayangkan saja jika setiap calon haji menyetorkan dana 25 juta per kepala, saat ini yang terkumpul hampir 55 triliun. Kemana dana tersebut? tidak ada transparansi dan keterbukaan terhadap publik. Bank mana yang bertanggung jawab menyimpan dana tersebut, apakah tidak mungkin dialirkan ke rekening baru dengan bank yang baru? saya yakin masih banyak pertanyaan yang patut dipertanyakan ke SDA dan kemenag.

Jauh sebelum SDA tertangkap, kabar penyelewengan dana haji sudah diakui oleh Irjen kemenag Mochammad Jasin, bahwa ada oknum pegawai dilingkugan kemenag yang terang terangan menerima gratifikasi. Uang kotor itupun kemudian berubah menjadi mobil dan barang mewah. Laporan yang diterima irjen kemenag berasal dari Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK). Sebenarnya mudah saja membuktikan pegawai pegawai yang korup, lakukan saja pembuktian terbalik. Pegawai pegawai tersebu dapat ditelusuri kekayaannya jika mendapat harta yang tak wajar sesuai dengan fungsi dan jabatannya.

Saya usulkan agar pengelolaan dana haji ini segera diaudit, untuk memutus mata rantai pasca ditetapkannya SDA sebagai tersangka. SDA harus siap siap menjelaskan dan berani terbuka siapa siapa saja yang menerima uang kotor tersebut. Kita berharap SDA jujur dalam masalah ini, biarlah dia terlanjur tak jujur dalam pengelolaan dana haji, namun kali ini dia harus benar benar mendengarkan hati nuraninya bahwa kejujuran diatas segalanya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun