aku hanya ingin berkata untuk kita yang tak berpunya, yang hanyut bersama debu, kemudian tersangkut di batu karang
kita sujud bersimbah peluh di malam yang dingin, di antara suara jangkrik yang nyaris tak berirama
alangkah sulit mengeja nasib di garis dedaunan kering, yang luruh bersama angin, lalu digilas roda
ke mana pandang hendak dijuruskan, ketika mata membentur dinding-dinding beton menjulang
hanya ke nurani, hanya ke hati, hanya ke jiwa, hanya ke raga, yang redup ditikam denyut nadi
isson khairul –dailyquest.data@gmail.com
Jakarta, 2 Juni 2017