Mohon tunggu...
Isman Sumurubun
Isman Sumurubun Mohon Tunggu... Penulis - Seorang pegiat literasi kopi

Isman Sumurubu - Aku menulis maka aku ada

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wajah Pendidikan Kita

18 Agustus 2017   05:07 Diperbarui: 18 Agustus 2017   07:10 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar;facebook. Ayunda Litrisna.Sekolah Bukit pengetahuan.

Wajah pendidikan kita selama 72 tahun indonesia merdeka begitu karut  marutnya dan jauh kata sejahtera selama paradigma pedidikan kita menggunakan paradigma yang sduah tidak tepat. jika murid dipadang  sebagai kertas putih yang tidak tahu apa-apa dan proses belajar hanya berjalan satu arah saja. guru pun seperit itu jika dipandang sebagai   'dewa' yang tidak bisa salah, maka murid tidak boleh bertanya, apalagi berdebat.

orinisnya, wajah pendidikan kita ketika dibilang  kerkualitas hanya didasarkan biaya. padahal akses pendidikan berkualitas  dan berpotensi bukan dilihat dari biayanya tetapi dari muridnya. asumsi  semacam ini tidak relavan, sebab aktivitas pendidikan di negara ini  masih menggunakan paradigma yang sudah tidak tepat. Ketika diajak untuk  berubah mereka hanya menjawab, "itu kan sudah tradisi."

Cara berpikir inilah yang banyak digunakan masyarakat kita. Mulai dari orang  yang mengaku terpelajar sampai orang yang tidak pernah mencicipi bangku  sekolah, semuanya menganut cara pandang ini. Di dalam pendekatan metode  saintifik, cara berpikir itu disebut sebagai kesalahan  naturalistik.Disini terjadi percampuran antara apa yang terjadi dan apa  yang seharusnya, atau apa yang deskriptif dan apa yang normatif.

Dalam beberpa bulan ini ada berita yang keluar di televisi bahwa  pemerintah memberikan sekolah kepada masyarakat. Tetapi, apakah dengan sekolah gratis paradigma pendidikan kita berubah?. kupikir tidak. sebab,  selama paradigma pendidikan yang digunakan masih paradigma pendidikan  yang sudah tidak tepat, maka prestasi menciptakan sekolah gratis menjadi  sia-sia.

Walaupun masayarakat sudah mendapatkan pendidikan  gratis. tetapi cara berpikir masyarakat kita belum berubah, maka selama  itu pula dunia pendidikan kita terpuruk. Akhirnya generasi masa depan  bangsa ini menjadi generasi yang tidak kompetitif, korup, dan alergi  pada perubahan. Wajah pendidikan kita pun tidak berubah. perlu ada  peninjauan kembali paradigma pendidikan karena hanya dengan wajah  pendidikan akan berubah, tapi, jika tidak yakinlah bahwa bangsa tidak  akan maju dan bersaing dengan negara yang lain.

  Oleh : Isman Sumurubu

  Makassar 17 agustus 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun