Mohon tunggu...
Indra Sastrawat
Indra Sastrawat Mohon Tunggu... Administrasi - Wija to Luwu

Alumni Fakultas Ekonomi & Bisnis - UNHAS. Accountant - Financial Planner - Writer - Blogger

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Era Baru Sepakbola Makassar; dari Karebosi Sampai Lyon

21 Januari 2011   06:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:20 2898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_86411" align="aligncenter" width="640" caption="Sebagian pendukung NH di Makassar (detik foto)"][/caption] Setelah menanti hampir 3 bulan, akhirnya pecinta bola Makassar bisa melihat tim kesayangannya tampil perdana di Liga Primer Indonesia (LPI). Terakhir PSM Makassar main melawan Semen Padang di Makassar. Pertandingan yang disiarkan langsung ANTV ini yang menjadi klimaks dari kemarahan petinggi PSM yang berujung mundur dari ISL. Saya bilang ini keputusan berani apalagi PSM berada di posisi 2 di klasemen sementara ISL. Saya sedih, malu dan marah menonton pertandingan terakhir PSM. Saya sedih tim PSM bisa dikalahkan tim medioker Semen Padang 0-1, saya malu karena pertandingan ini berakhir ricuh, dan saya marah melihat bagaimana buruknya kinerja wasit saat itu dan ini bukan kejadian pertama yang menimpa PSM. Di pentas liga Indonesia prestasi PSM paling stabil dengan 1 gelar juara dan 4 kali runner up, dan selalu menempati posisi atas klasemen (kecuali musim 2008-2010). Di Pentas Asia sejak era Perserikatan dan Galatama tutup buku, prestasi PSM masuk 8 besar liga Champions Asia (2000) hanya bisa di samai oleh Persib Bandung (1995). Jadi dengan asumsi-asumsi tersebut banyak yang menyesali sikap PSM yang mundur dari ISL. Dari Ramang hingga Irvan Museng Dikenal dengan ciri khas permainan keras dan cepat PSM Makassar menjadi klub yang di segani lawannya. Di anggap sebagai klub perserikatan pertama di Indonesia, awalnya bermana Makassar Voetbal Bond (MVB) yang didirikan 2 November 1915. Perjalanan panjang telah lalui klub ini sejak zaman si pitung hingga jaman Blackberry. Di perserikatan PSM Makassar selalu bersaing dengan tim-tim besar perserikatan macam Persija, Persebaya, Persib dan PSMS. Bersama the big five Persija, Persebaya, Persib dan PSMS,  PSM menjadi langganan juara. [caption id="attachment_86415" align="aligncenter" width="478" caption="skuad PSM ketika Juara tahun 2000"]

129559188451888044
129559188451888044
[/caption] PSM juga di kenal dengan sebutan tim ayam jantan dari timur memakai julukan Sultan Hasanuddin pahlawan yang gigih melawan Belanda, karena kegigihan dan keberaniannya dia di juluki sebagai Haanstjes van Het Oosten atau "ayam Jantan dari benua timur". Julukan itu menitis ke anak-anak PSM yang memang dikenal dengan permainan spartan dan keras. Makassar dari dulu dikenal sebagai salah satu penghasil pemain nasional yang andal terutama pada era Soekarno. Masa keeamasan PSM adalah jaman Ramang sekitar dekade 50 sampai 60. Bersama Saurdi Arland dan Nursalam, mereka membentuk trisula maut di depan. Sepanjang tahun 1957 sampai 1964 PSM Mencatat prestasi luar biasa 6 kali berturur-turut masuk final dengan 4 diantaranya menjadi juara Perserikatan. Setelah Ramang gantung sepatu prestasi sepakbola Makassar sepertinya mati suri.  Dalam keterpurukan prestasi itu PSM masih bisa menghasilkan pemain hebat seperti Syamsuddin Umar dan Ronny Pattinasarani. Prestasi  sepakbola Makassar yang membanggakan adalah ketika mewakili Indonesia di kejuaraan dunia U-12 tahun 2005 di Lyon, Prancis, ketika itu striker mereka Irvan Museng menjadi top scorer dengan 10 gol. Setahun kemudian MFS (Makasasr Footbal School) yang menjadi wakil Makassar dan Indonesia masuk empat besar dunia. Namun sayangnya sekarang MFS mati suri bersamaan dengan hilangnya Karebosi lama. Sebelumnya PSM juga melahirkan pemain andal seperti  Yeyen Tumena, Hamka Hamzah atau Syamsul Chaeruddin. Toddopuli Temmalara, gabung ke LPI lawan Nurdin Halid Suka atau tidak PSM Makassar pernah besar di tangan Nurdin Halid sang ketua PSSI sekarang.  Ketika itu PSM menjadi super team di pentas liga Indonesia 1999/2000, menjadi juara dengan rekor hanya 2 kali kalah. Pemain bintang macam Kurniawan DJ, Hendro Kartiko, Bima Sakti, Ortizan dll di borong ke Makassar bukan sekedar ingin merasakan lapangan karebosi yang bersejarah atau enaknya coto Makassar tapi menuntaskan dahaga juara PSM Makassar. Dan semuanya menjadi mudah dengan perantara Nurdin Halid. Romantisme itu menjadi berbeda ketika Nurdin Halid (NH) terpilih jadi ketua PSSI. Manajemen PSM merasa 'puang' Nurdin di PSSI tidak bisa memajukan sepakbola nasional. Dan Puncaknya ketika Desember lalu, manajemen ayam jantan dari timur memilih berseberangan dengan NH dan keluar dari ISL. Nurdin Halid berang dengan sikap manajemen. Bahkan tidak segan-segan NH membandingkan prestasi dia ketika mengkomandoi PSM Makassar dengan prestasi PSM di bawah Ilham Sang Walikota. Melalui adiknya yang juga ketua Pangda PSSI Sulsel Kadir Halid, NH mencoba mempanguruhi sikap menajemen. Tapi seperti pepatah Bugis Makassar toddopuli temmalara teguh dalam keyakinan tak goyah sedikitpun, manajemen PSM di bawah komando sang walikota Ilham Sirajuddin mantap dengan keputusan ikut LPI. Alasannya PSSI dan ISL telah gagal memutar kompetisi dengan profesional dan telah menghamburkan puluhan milyar duit rakyat dari APBD. Kabar terakhir PSSI akan mencoret PSM dari keanggotaan PSSI, suatu sikap yang emosional atau bisa jadi ini sikap yang panik PSSI. [caption id="attachment_86414" align="alignright" width="410" caption="Dukungan PSM bertahan di ISL"]
12955917911588050602
12955917911588050602
[/caption] Perang Suporter di Makassar, pro LPI vs NH Satu hal yang membedakan PSM Makassar dengan klub lain di Indonesia adalah suporternya. Di Makassar terdapat kurang lebih 30 kelompok suporter dengan organisasi yang berbeda. Yang terbesar adalah The Maczman, Ikatan suporter Makassar (ISM) dan Red Gank. Kelompok suporter ini mempunyai massa  sendiri, yang dikenal sangat militan. Sikap manajemen PSM yang tetap ingin ikut Liga Primer Indonesia (LPI) di sikapi dengan keras oleh beberapa pihak suporter. Bahkan sampai beberapa kali demo dilakukan untuk tetap meminta PSM ikut ISL. Di sekitar jalan RA.Kartini di depan Lapangan Karebosi (tempat latihan resmi PSM) terdapat spanduk besar dukungan PSM untuk tetap di ISL. Manajemen menilai bahwa sikap suporter itu tidak mewakili suara suporter Makassar. Spanduk yang agak unik  ada di depan monumen pembebasan Mandala, spanduk yang berisi dukungan kepada NH. Beberapa hari lalu sekitar 20-30 orang berdemo mendukung NH sebagai ketua PSSI. Di lain pihak sikap manajemen PSM dan sebagian besar suporter tetap mendukung PSM laskar ayam jantan dari timur berkompetisi di LPI dan menganggap PSSI tidak becus. Menarik di tunggu partai kandang PSM nanti yang sekaligus menandakan era baru sepakbola Makassar yang profesional tanpa subsidi duit rakyat APBD dan apakah suporter Makassar masih tetap setia datang memerahkan stadiaon Mattoanging atau kah merah itu sudah luntur !!!! Salam Kompasiana Makassar,21/01/2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun