Mohon tunggu...
Indonesian Society For Animal Welfare ISAW
Indonesian Society For Animal Welfare ISAW Mohon Tunggu... -

ISAW adalah kelompok pemerhati satwa yang bekerja untuk mendorong perbaikan standar kesejahteraan satwa di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Surat Terbuka Untuk Presiden Terpilih Joko Widodo Perihal Kesejahteraan Kodok Sebagai Satwa Liar

2 Agustus 2014   19:53 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:35 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kepada Yth.
Bapak Ir. Joko Widodo
Presiden Terpilih Republik Indonesia 2014-2019
Di Tempat

Perihal: Kesejahteraan kodok sebagai satwa liar
Dengan hormat,

Perkenankanlah kami untuk menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya Bapak Joko Widodo dan Bapak Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Republik Indonesia 2014-2019. Kami menyambut kemenangan ini dengan penuh rasa suka cita, syukur dan harapan akan masa depan yang lebih baik bagi negeri ini.

Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, kami Indonesian Society for Animal Welfare (ISAW) siap bekerja keras dalam mengawal dan membersamai setiap langkah pemerintah untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik, lestari, dan sejahtera. ISAW adalah kelompok pemerhati satwa yang bekerja untuk mendorong perbaikan standar kesejahteraan satwa atau animal welfare di Indonesia.

Terkait persoalan kesejahteraan satwa ini, kami bermaksud menyampaikan keprihatinan kami soal maraknya perburuan dan penangkapan satwa liar dari alam. Ancaman ini mengakibatkan penurunan populasi satwa di alam padahal tiap-tiap dari mereka berfungsi untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Berita yang seringkali muncul terkait perburuan dan perdagangan satwa biasanya seputar satwa-satwa dilindungi seperti gajah, harimau, lutung, dan orangutan. Kita seringkali melupakan bahwa satwa lainnya, seperti burung dan kodok, juga merupakan satwa liar dan tidak kalah penting peranannya bagi kesehatan ekosistem.

Meski banyak satwa liar tidak dikategorikan sebagai spesies langka atau dilindungi, tetapi itu tidak mengubah hakikat mereka sebagai makhluk hidup. Berbeda dengan satwa domestik yang hidupnya bergantung pada pemeliharaan oleh manusia, tempat terbaik bagi satwa liar adalah di alam liar – di hutan, di sungai, di laut – di tempat dimana mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai peran dan fungsinya dalam ekosistem. Misalnya saja kodok yang berperan menyeimbangkan populasi serangga yang menjadi makanannya dan berudu yang berperan menstabilkan kondisi lingkungan perairan.

Khusus mengenai kodok, populasinya di Indonesia kini kian terancam akibat perburuan demi memenuhi kebutuhan ekspor yang sebagian besar ditujukan ke negara-negara Eropa. Selain perburuan dan perdagangan daging kodok, penangkapan kodok dari alam untuk diperjualbelikan sebagai hewan peliharaan juga menjadi salah satu faktor ancaman bagi kelestarian kodok di alam karena secara tidak langsung berdampak pada penyebaran penyakit kulit Chytridiomycosis yang mematikan. Penyakit yang disebabkan oleh jamur chytrid (Batrachochytrium dendrobatidis) ini telah mengakibatkan setidaknya 100 spesies amfibi di dunia punah. Di Indonesia sendiri, seperti yang dilansir di Koran Tempo (6/12/2008) bahwa dalam penelitian yang dilakukan pada tahun 2006 terhadap 13 spesies kodok di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, lima spesies diantaranya telah positif terserang jamur chytrid.

Betul bahwa perburuan dan perdagangan kodok di Indonesia belum dilarang secara hukum, dan betul bahwa mungkin saja niat kita membeli kodok adalah mulia dengan tujuan memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi, sebaik-baiknya tempat hidup bagi satwa liar adalah di alam. Seindah-indahnya satwa liar di rumah kita, akan lebih indah jika berada di habitat aslinya di alam. Semerdu-merdunya kicauan burung di dalam sangkar, akan lebih merdu jika dapat mendengar kicauan mereka di alam. Hal ini tak lain karena di alam satwa liar mampu memenuhi segala kebutuhan fisik dan psikologisnya dengan instinct dan naluri yang dimilikinya. Mereka dapat mencari makan dan minum sendiri, bermain dan bersenda gurau dengan teman-temannya, tumbuh dan berkembang menjalani hidup yang sehat, layak, dan sejahtera.

Oleh karena itu, kami senang sekaligus prihatin membaca berita bahwa Bapak senang memelihara kodok dan burung di rumah dinas. Kami senang karena kepedulian Bapak terhadap alam; kami paham alasan Bapak memelihara kodok adalah untuk menghadirkan suasana alam yang damai di tengah hiruk pikuknya kota Jakarta. Namun, kami juga sedih karena perbuatan itu seolah membenarkan penangkapan satwa liar dari alam untuk dipelihara di luar habitat aslinya.

Sebagai Presiden Terpilih, Bapak Jokowi menjadi orang nomor satu di negeri ini sekaligus panutan rakyat. Apa yang Bapak lakukan menjadi contoh bagi kami. Apa yang Bapak ucapkan menjadi pesan dan pedoman bagi kami. Oleh karena itu, izinkanlah kami mengkritisi apa yang sempat diberitakan di media terkait kegemaran Bapak memelihara kodok.

“Menurut Jokowi, ada sekitar 20 kodok di kolamnya. Ia berencana menambah binatang peliharaan itu agar suara yang dihasilkan semakin ramai. Ia telah mengutus staf rumah tangga demi mencari kodok serupa. "Nyuruh orang nyari, kita beli, masak saya cari sendiri," ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun