Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Nyoblos, Pesta Diskon, Harpitnas dan Libur Panjang

8 April 2019   19:31 Diperbarui: 8 April 2019   20:07 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Promosi program Klingking Fun (dok tribunnews.com)

Baru saja saya menonton berita dari salah satu stasiun televisi, Senin sore (8/4/2019), yang menghadirkan wawancara dengan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf.

Awalnya Triawan mengemukakan kekhawatirannya akan tingginya jumlah golput atau mereka yang tidak menggunakan hak pilihnya saat pemilu 17 April 2019 mendatang. Hal ini tidak semata-mata karena kesengajaan secara politis, tapi kemungkinan ada saja yang golput karena tergoda untuk ke luar daerah atau luar negeri mumpung lagi libur panjang.

Kebetulan tanggal 17 April 2019 adalah hari Rabu yang telah ditetapkan sebagai hari libur oleh pemerintah dengan maksud semua warga negara yang punya hak pilih dapat datang ke TPS dengan leluasa. 

Berbeda dengan pemilu pada era Orde Baru dahulu, para pemilih yang bekerja di kantor, tetap bekerja dan hanya memilih di TPS yang terdekat dari kantormya. Bahkan kantor yang punya pegawai yang banyak, membuat TPS tersendiri.

Inilah salah satu strategi kenapa Golongan Karya demikian perkasa di era Orde Baru, karena setiap pemilu para pegawai yang memilih di TPS di kantor masing-masing, bisa dikatakan nyaris semuanya memilih Golkar, memenuhi imbauan atasan mereka. Memilih yang lain (hanya ada PPP dan PDI, bukan PDI-P, sebagai pesaing Golkar waktu itu), berarti karir si pegawai bisa terancam.

Nah, kembali ke pemilu tahun ini, kebetulan lagi hari Jumat, 19 April 2019 juga hari libur nasional yang merupakan hari wafatnya Isa Al Masih yang dirayakan umat Kristiani.

Alhasil hari Kamis tanggal 18 April menjadi harpitnas (hari kejepit nasional).  Bagi karyawan yang boleh cuti atau yang nekat tidak masuk kantor, praktis akan mendapatkan liburan selama 5 hari, dari hari Rabu sampai hari Minggu. Bisa saja di hari Selasa malam sebelumnya sudah dalam perjalanan ke tempat mereka berlibur.

Maka Bekraf bekerjasama dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) telah membuat sebuah program yang menarik agar masyarakat tertarik untuk datang ke TPS melaksanakan hak pilihnya. Dengan berbekal menunjukkan tinta di jari kelingking sebagai bukti telah mencoblos di TPS, seseorang berhak mendapat diskon sampai 50 persen di sejumlah gerai retail ternama di Jakarta dan juga berbagai kota besar lainnya.

Menurut kompas.com (8/4/2019), tercatat banyak brand terkenal (terlalu panjang bila di tulis di sini) yang biasanya dijual di gerai kelas atas seperti Sogo, Seibu, atau yang lainnya. Untuk mempromosikan program tersebut, pihak panitia juga bekerja sama dengan 107 stasiun radio di seluruh Indonesia.

Tentu saja program seperti itu pantas diapresiasi, anggap saja semacam win-win solution antara masyarakat, dunia usaha dan pemerintah. Bila banyak yang golput, maka sosialisasi dari pemerintah tentang pentingnya ikut pemilu, bahkan dibantu oleh fatwa Majelis Ulama, berarti tidak efektif.

Dunia usaha juga punya kekhawatiran bila misalnya pemilu katakanlah tidak direspon oleh sebagian masyarakat yang ditandai dengan aksi golput, atau banyak yang kabur untuk menikmati libur panjang, tentu berimbas pada omzet mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun