Mohon tunggu...
Irsyal Rusad
Irsyal Rusad Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Internist, FK UGM

Internist. Tertarik dng bidang Healthy Aging, Healthy Live, Diabetes Mellitus Twitter; @irsyal_dokter

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Sakit Tidak Datang dalam Semalam, Waspadalah!

1 Agustus 2015   12:13 Diperbarui: 12 Agustus 2015   05:53 2289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - terkena serangan jantung (Shutterstock)

Penyakit tidak datang tiba-tiba, besok waktu Anda bangun pagi kemudian Anda mengalami stroke, serangan jantung, gula darah tinggi, hipertensi, atau keganasan, jelas tidak. Ada penulis yang mengibaratkan penyakit itu, terutama penyakit kronis yang menjadi pembunuh utama kita sekarang, seperti sebuah perjalanan. Kita baru sampai pada tujuan karena memang ada proses perjalanan panjang yang sudah dilakukan sebelumnya. Kita tidak mungkin sampai di tempat yang kita tuju begitu saja. Ada jejak, langkah sebelum kita sampai ke mana kita mau pergi. Kapan kita sampai di tempat tujuan itu pasti tidak sama untuk setiap orang. Tergantung banyak faktor, bisa karena waktu yang tidak sama, kecepatan berjalan, teman berjalan, situasi dalam perjalanan, kendaraan yang digunakan, dan sebagainya.

Penyakit juga sama saja dengan itu, ada proses awal, ada jejak, ada bibit yang sudah ditanam, ada tanda, gejala, ada riwayat yang sudah berjalan sebelumnya, sampai suatu saat seseorang mengalami serangan jantung, saat Anda divonis oleh seorang dokter misalnya, menderita diabetes, hipertensi, atau menderita kanker di ruang praktek atau di rumah sakit.

Karena itu, dalam menegakkan diagnosis suatu penyakit, ada istilah yang dikenal dengan riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga. Riwayat penyakit ini diperlukan untuk melihat kemungkinan kaitan penyakit yang diderita sekarang dengan riwayat penyakit sebelumnya. Ini seperti mencari jejak-jejak lama yang berhubungan dengan apa yang diderita seorang pasien saat sekarang. Informasi mengenai lingkungan, kebiasaan, pola makan, aktivitas fisik sebelumnya juga sangat penting untuk mencari penyebab seseorang menderita suatu penyakit.

Jadi, bila seseorang didiagnosis menderita diabetes, misalnya pada usia 45 tahun ketika hasil laboratorum kadar gula darahnya memenuhi kriteria WHO, bukan berarti gula darahnya naik serta merta saat itu. Tetapi, sebenarnya proses kenaikan itu sudah berjalan lama, bahkan banyak diagnosis diabetes ditegakkan pada mereka yang sebenarnya sudah bertahun-tahun mengidapnya. Dan, yang lebih penting lagi adalah bahwa, sebelum diagnosis diabetes itu ditegakkan pada seseorang, ada periode jeda yang dikenal dengan "Pre diabetes". Secara sederhana bisa diartikan menjelang, atau sebelum diabetes. Walaupun tidak semua penyandang pre diabetes ini kemudian akan menjadi diabetes, tetapi bila tidak ada perubahan gaya hidup, aktivitas fisik, pola makan, dalam waktu 5-10 tahun, 50-70% dari mereka akan menjadi diabetes. Dan tidak hanya itu, gejala, tanda bahwa seseorang mempunyai risiko akan berkembangnya diabetes itu juga sudah ada jauh sebelum diagnosis diabetes ditegakkan. Sering merasakan letih, lemah kalau terlambat makan, sering buang kecil malam hari, haus, adalah gejala awal yang sering mendahului diabetes. Kulit berwarna hitam pada lipatan tubuh, mudah jamuran, dan bahkan perut buncit adalah tanda-tanda yang juga terkait dengan diabetes. Sayangnya, semua ini sering pula kita abaikan.

Nah, penyakit kronis lain juga sama saja. Sebagai contoh, seorang anak pasien seolah-olah tidak percaya dan memprotes ketika saya beri tahu bahwa orangtuanya yang relatif masih muda mengalami serangan jantung. "Ayah saya tidak pernah sakit dokter, tidak pernah mengeluh apa-apa, kelihatannya sehat-sehat saja," ungkapnya. Agak bingung saya menjawabnya. Tetapi, melihat penampilan fisiknya, obesitas dengan perutnya yang khas besar, penumpukan lemak di lingkar perutnya, pasien ini sudah jelas punya faktor risiko penyakit jantung. Tekanan darahnya yang tidak normal, gula yang juga relatif tinggi, hiperlipidemi, kebiasaan merokok, mungkin juga gaya hidunya yang santai--menurut anaknya, memang boleh dikatakan tidak aktif berolahraga-- adalah faktor risiko lain yang sebenarnya sudah lama menggerogotinya. Semua faktor risiko itu juga bukan datang begitu saja, jauh sebelum serangan jantung dialami pasien ini, faktor risiko itu sudah menggerogoti tubuhnya sedikit demi sedikit. Sayangnya faktor risiko ini juga sering tidak disadari, atau diabaikan. Bahkan, badan gemuk, perut besar masih dianggap sehat, apalagi gemuk pada seorang anak.

Dan penelitian, menunjukkan kenyataan bahwa aterosklerosis, kekakuan dan penyumbatan pembuluh darah, yang kemudian dapat berlanjut kepada serangan jantung atau stroke terjadi pada semua orang dewasa. Proses aterosklerosis ini sebenarnya sudah mulai terjadi pada usia 20 tahun, bahkan dapat lebih dini lagi, tergantung banyak faktor. Progresivitas juga demikian, faktor genetik, gaya hidup, pola makan, kebiasaan buruk seperti merokok, Indeks massa tubuh, dan beberapa penyakit kronis lain juga menentukan. Hipertensi, diabetes melitus, kegemukan, inflamasi, merokok sebagai faktor risiko penting penyakit kronis sering diabaikan. Padahal, karena perubahan gaya hidup, pola makan penyakit-penyakit ni cenderung muncul lebih dini.

Sayangnya, kebanyakan kita yang sebenarnya sakit, tetapi, tetap merasa sehat.

Sebagai contoh, sebagian besar orang tetap merasa sehat walaupun mereka adalah pecandu rokok, atau barangkali penenggak alkohol. Di tempat lain juga merasa begitu walau punya hobi duduk di depan TV dengan setumpuk "junk food" dan minuman soda di atas mejanya. Perutnya yang buncit sebetulnya sudah munujukkan ada hal yang salah dengan badannya. Kita tetap merasa sehat di tengah-tengah tekanan hidup yang penuh stress, gaya hidup santai, makan berlebihan, mengonsumsi makanan tanpa nutrisi, lingkungan yang polutif dan sebagainya.

Jadi, sakit itu tidak datang dalam semalam. Hanya saja kita sering mengabaikannya, bisa juga tidak menyadarinya, atau bahkan ibaratkan tanaman tetap menanam dan memupuknya dengan kebiasan-kebiasaan buruk yang jelas tidak sehat. Dan, baru sadar, sibuk, setelah didiagnosis di ruang praktek dokter atau tergeletak di rumah sakit. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun