Mohon tunggu...
Irsan Nur Hidayat
Irsan Nur Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Jakarta, Indonesia

Pencinta Sepak Bola yang juga Penikmat Dinamika Politik.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Refleksi Idulfitri Tahun ini: Kita Belum Benar-Benar Merdeka

23 Mei 2020   13:48 Diperbarui: 23 Mei 2020   13:51 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Tak terasa sudah 30 hari penuh kita menjalankan ibadah puasa pada Ramadan tahun ini. Besok, umat muslim di seluruh dunia insyaallah akan bersama-sama merayakan datangnya 1 Syawal 1441 Hijriyah atau Idulfitri.

Esensi dari Idulfitri adalah kita berhasil memerangi diri dari lapar, haus, hawa nafsu selama satu bulan yang lalu, kita berhasil menjadi manusia yang merdeka dari penindasan hawa nafsu. Akan tetapi, Ramadan tahun ini amatlah berbeda dibanding tahun-tahun yang sebelumnya.

Kita tidak saja memerangi hawa nafsu, tetapi juga wabah yang sedang menghampiri satu dunia ini sedari awal tahun ini, yaitu COVID-19.

Virus ini banyak mengubah cara kita dalam melakukan sesuatu, penyakit yang sifat penularannya sangat cepat ini membuat kita tidak bisa melakukan kegiatan yang bersifat kerumunan karena itu sangatlah rawan, termasuk dalam hal beribadah.

Kita tidak bisa bersama-sama beribadah di masjid, musala, ataupun surau secara normal atau lazim seperti yang biasa dilakukan. Anjuran pemerintah yang menyarankan kita untuk beribadah di rumah khususnya selama Ramadan kali ini, membuat ini menjadi sangat berbeda.

Jikapun masih ke masjid, tentunya ada protokol-protokol kesehatan yang mutlak diikuti oleh semua pengunjung seperti adanya penjarakan fisik, yang berarti shaf ketika salat tidak bisa rapat seperti biasanya, tidak ada jabat tangan, dan lain sebagainya.

COVID-19 yang masih berlangsung hingga kini, membuat pelaksanaan peribadatan salat id yang lazimnya diadakan bersama-sama di masjid atau lapangan dengan berat hati tidak bisa diadakan secara berkerumun, sehingga ibadah ini harus dialihkan ke rumah kita masing-masing.

Selain itu, tradisi kita di Indonesia ketika berhari raya ialah mudik baik lokal maupun antar-provinsi ditiadakan, juga mungkin kita tidak bisa bersilaturrahmi seperti biasa ke tetangga-tetangga kita.

Apa makna dari semua ini? Jika idulfitri identik dengan merdeka dari penindasan oleh hawa nafsu, pada idulfitri tahun ini kita belum benar-benar merdeka. Kita masih berperang dengan COVID-19.

Untuk bisa menang dari wabah ini, kita harus kembali ke dalam diri kita sendiri, patuhi anjuran pemerintah, gunakan masker ketika hendak bepergian, amalkan penjarakan sosial. Tindakan ini tergantung kepada kita sendiri, jika kita konsisten atau istiqamah menjalankan ini semua, insyaallah kita bisa memenangkan pertarungan ini, juga jangan lupakan untuk selalu berdoa kepada Allah SWT agar segera mengangkat wabah ini dari dunia.

Akhir kata, saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idulfitri 1 Syawal 1441 Hijriyah, Taqaballahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum, taqabl ya kariim, minal aidin wal faidzin, Mohon maaf lahir dan batin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun