Mohon tunggu...
Irfan Sopyan
Irfan Sopyan Mohon Tunggu... Guru - Melawan Arus

Lambat Tertinggal. Malas Tertindas. Berhenti Mati

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Manifesto Indonesia Berdaulat Energi

28 Januari 2020   00:32 Diperbarui: 28 Januari 2020   00:59 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
BersihkanIndonesia.org

Pemuda dan mahasiswa diperebutkan semua pihak. Pergerakkan mahasiswa sebagai mainstun. Karena pada dasarnya bahwa kampus adalah institusi yang mewadahi para cerdik pandai, mahasiswa netral, obyektif dan tidak memihak. 

Oleh karena itu, mahasiswa sejati harus berani dalam menyuarakan kebenaran, sebab memiliki eksistensi dan legitimasi serta menjadi tumpuan harapan masyarakat. 

Kurikulum tidak lagi menjadikan mahasiswa itu menjadi kritis, tidak ada lagi yang mengkritik kebijakan pemerintah.

Jika kita tarik menjadi sebuah pertanyaan fundamental saat ini, lantas dimanakah posisi Indonesia dan apakah sudah cukup untuk masa depan bangsa? Apakah kita terus-menerus hanya membangga banggakan Sumber Daya Alam saja?

Tantangan bangsa saat ini jika di lihat dalam bidang Sosial Budaya diantaranya ialah ancaman narkoba, tawuran antar pelajar, kejahatan terhadap anak, imigran gelap dan pengangguran. 

Dalam bidang Hankam yakni, terorisme, konflik sosial, sengketa batas negara, separatisme. Dalam bidang Ideologi adalah, ancaman radikal kanan, ancaman paham komunis. Dalam bidang Teknologi yakni, penyebaran hoax, digitalisasi, industri 4.0 dan 5.0. 

Selanjutnya dalam bidang Ekonomi adalah, hambatan dalam menghadapi MEA, pelemahan ekonomi, penguasaan ekonomi oleh kekuatan global. Terakhir adalah bidang Pangan dan Energi yakni, Ketergantungan impor yang tinggi, ketahanan energi nasional, kurangnya penguasaan negara.

Apabila menyoroti pada bidang pangan, sebagai contoh ialah beras yang masih impor. Bahkan impor dari negara tetangga, yakni Thailand. Padahal, jika memotret dari sumber daya alam, Indonesia cukup berlimpah, tetapi yang menjadi persoalannya mengapa kita masih impor beras? 

Apakah dikarenakan sawah-sawah sudah kian menyempit karena di bangun gedung-gedung atau proyek perumahan-perumahan baru? Ini bukan merupakan suatu asumsi dasar saja, karena regulasi kita yang masih over lapping atau tumpang tindih.

Selanjutnya, menurut Arie Gumilar (Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu) bahwa penguasaan negara atas Energi itu hanya sebatas 20%. Jika berkaca terhadap realitas empiris bahwa penguasaan-penguasaan freeport, migas itu masih banyak dikuasai oleh pihak asing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun